Antisipasi Hujan Ekstrem dan Banjir, Operasi Modifikasi Cuaca Dilakukan di Jakarta

ARY
Ilustrasi Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Jakarta sebagai antisipasi hujan ekstrem dan banjir. (Foto: Unsplash/Matt Str)

adainfo.id – Di tengah potensi meningkatnya curah hujan dan ancaman banjir, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengambil langkah cepat.

Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) kembali dijalankan sebagai upaya antisipatif menghadapi cuaca ekstrem dan bencana hidrometeorologi.

Operasi yang berlangsung sejak 5 hingga 10 November 2025 itu dipusatkan di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.

Kolaborasi ini melibatkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU).

Upaya lintas lembaga ini menjadi strategi utama menghadapi potensi anomali cuaca yang bisa memicu genangan dan banjir di Ibu Kota.

Kolaborasi Strategis Lintas Lembaga

Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji, menyebut bahwa kegiatan OMC merupakan tindak lanjut dari hasil analisis BMKG.

Berdasarkan data lembaga meteorologi tersebut, curah hujan diprediksi akan meningkat di sebagian besar wilayah Jakarta dan sekitarnya dalam sepekan ke depan.

“OMC ini merupakan langkah antisipatif Pemprov DKI untuk mengurangi potensi hujan ekstrem yang bisa menyebabkan genangan, banjir, dan longsor. Kolaborasi lintas lembaga ini menjadi bagian dari strategi mitigasi menjelang puncak musim hujan,” kata Isnawa dikutip Kamis (06/11/2025).

OMC kali ini menggunakan pesawat Casa A-2114 milik TNI AU yang melakukan dua kali penerbangan setiap harinya, masing-masing pada pukul 11.30 WIB dan 14.30 WIB.

Operasi udara ini dipimpin oleh Lettu Pnb Bintang, Kpt Pnb Fajar, dan Letda Pnb Krisna.

Wilayah Penyemaian dan Metode Teknis

Wilayah penyemaian awan difokuskan pada area Pandeglang, perairan barat daya Pandeglang.

Kemudian perairan barat Kabupaten Serang, dengan ketinggian terbang antara 8.000 hingga 10.000 kaki.

Total bahan semai higroskopis berupa garam (NaCl) yang digunakan mencapai 1.600 kilogram.

Hasil pengamatan menunjukkan terbentuknya awan Stratocumulus di wilayah Lebak hingga pesisir barat Banten.

Di area yang sama, tim juga mengidentifikasi tumbuhnya awan Cumulus yang kemudian disemai secara intensif hingga mencapai ketinggian 10.000 kaki.

Dari hasil observasi lapangan, tim mencatat adanya presipitasi ringan di wilayah Pandeglang bagian barat.

Hal ini menandakan bahan semai berhasil memicu pertumbuhan awan hujan di area target yang diharapkan dapat mengalihkan curah hujan agar tidak terkonsentrasi di wilayah Jakarta.

Pemantauan Atmosfer Secara Dinamis

Isnawa menjelaskan, efektivitas OMC sangat bergantung pada kondisi atmosfer harian.

Karena itu, pelaksanaannya terus menyesuaikan dengan hasil pemantauan BMKG.

“Kami memantau secara berkala agar curah hujan tidak terkonsentrasi di daratan Jakarta, melainkan terurai di wilayah perairan sekitar. Dengan begitu, risiko banjir dapat ditekan,” papar Isnawa.

Tim OMC memanfaatkan data citra satelit cuaca dan radar hujan untuk menentukan waktu dan lokasi terbaik dalam penyemaian awan.

Selain itu, kecepatan angin, kelembapan udara, serta suhu atmosfer menjadi faktor penting yang terus diperhitungkan agar operasi berjalan efektif.

Langkah antisipatif ini bukan kali pertama dilakukan. Dalam beberapa tahun terakhir, OMC terbukti mampu membantu mengendalikan curah hujan ekstrem.

Selain itu juga mengurangi dampak banjir musiman yang kerap melanda Jakarta.

Upaya Pencegahan Banjir Menjelang Musim Hujan

Selain pelaksanaan OMC, memperkuat koordinasi dengan dinas terkait lainnya juga penting dilakukan.

Pembersihan saluran air, pengerukan kali, serta pengecekan pompa air dilakukan secara paralel di seluruh wilayah Jakarta.

Pemerintah mengingatkan masyarakat agar berpartisipasi aktif menjaga lingkungan sekitar.

Genangan kerap terjadi bukan hanya karena hujan ekstrem, tetapi juga akibat saluran air tersumbat sampah dan drainase yang tidak berfungsi optimal.

BPBD DKI juga mengimbau warga untuk tetap waspada terhadap potensi hujan lebat disertai angin kencang, serta memastikan sistem pembuangan air di rumah dalam kondisi baik.

nformasi terkini mengenai cuaca dan peringatan dini dapat diakses melalui kanal siaga 112, situs resmi bpbd.jakarta.go.id, dan akun media sosial @bpbddkijakarta.

Langkah Taktis Menghadapi Cuaca Ekstrem

Pelaksanaan OMC menjadi bagian dari strategi adaptasi perubahan iklim di wilayah perkotaan padat seperti Jakarta.

Dalam konteks mitigasi bencana, langkah ini dinilai efektif menurunkan risiko genangan.

Lalu juga memperpanjang waktu respon darurat ketika curah hujan tinggi tidak bisa dihindari.

Teknologi modifikasi cuaca bekerja dengan prinsip menyemai awan potensial menggunakan zat higroskopis agar molekul air berkumpul dan jatuh menjadi hujan lebih cepat.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *