Beras SPHP Disalurkan 7.000 Ton per Hari, Mentan Ungkap Ini

ARY
Ilustrasi Mentan Amran masifkan penyaluran beras SPHP. (Foto: Unsplash/Nathan Cima)

adainfo.id – Harga pangan, khususnya beras, kembali menjadi sorotan pemerintah. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan komitmennya menjaga keterjangkauan harga dengan meninjau langsung penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di Pasar Lubuk Buaya, Padang, Sumatera Barat, Selasa (16/09/2025).

Amran memastikan program SPHP akan semakin dimasifkan agar masyarakat bisa menikmati harga pangan yang wajar di tengah kebutuhan yang terus meningkat.

“Kami memantau langsung harga-harga di pasar, juga melihat operasi pasar sudah masif sampai ke bawah. Kita sudah salurkan 6.000-7.000 ton per hari di seluruh Indonesia,” ujar Amran lewat keterangannya dikutip Selasa (16/09/2025).

Dalam peninjauan tersebut, Amran menegaskan bahwa pemerintah terus memperluas distribusi beras SPHP.

Penyaluran besar-besaran dilakukan setiap hari dengan volume hingga 7.000 ton di seluruh Indonesia.

Langkah ini menjadi upaya nyata pemerintah dalam menahan laju harga beras, sekaligus memastikan ketersediaan pangan di berbagai daerah.

Menurutnya, keberhasilan program ini terlihat dari stabilitas harga di pasar tradisional dan ritel modern.

Kontribusi SPHP pada Penurunan Inflasi

Pemerintah menilai program operasi pasar beras telah berdampak positif pada perekonomian nasional.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan inflasi nasional berhasil turun dari 2,37% menjadi 2,31% secara tahunan.

“Kita lihat data BPS menunjukkan angka inflasi turun. Hal ini menunjukkan harga-harga penyumbang inflasi itu relatif stabil,” papar Amran.

Penurunan inflasi tersebut menjadi sinyal baik bagi masyarakat karena harga bahan pokok.

Terutama beras, tidak melonjak signifikan seperti dikhawatirkan sebelumnya.

Amran menegaskan stok beras nasional saat ini berada dalam kondisi yang sangat kuat.

Pemerintah masih memiliki cadangan sekitar 1 juta ton dari target 1,3 juta ton yang disiapkan untuk penyaluran SPHP hingga akhir tahun.

“Kami bersyukur harga semakin membaik dan operasi pasar kita lanjutkan sampai dengan Desember, bila perlu Januari-Februari kita lanjutkan karena stok kita masih banyak. Posisi yang belum tersalurkan itu masih sekitar 1 juta ton dari target 1,3 juta ton,” beber Amran.

Ketersediaan stok ini membuat masyarakat tidak perlu khawatir akan kelangkaan beras.

Bahkan, pemerintah memastikan penyaluran dapat berlanjut hingga awal 2026 bila dibutuhkan.

Panen Kedua Perkuat Ketahanan Pangan

Selain stok beras yang aman, musim panen juga menjadi faktor pendukung stabilitas pasokan.

Amran menjelaskan bahwa pada September 2025, petani di berbagai daerah memasuki panen kedua sehingga stok beras dipastikan semakin melimpah.

“Kemudian sekarang kita masuk panen yang kedua. Ini bulan September masuk panen yang kedua. Jadi stok kita enggak masalah. Yang bermasalah itu kalau stok kita kurang dan harga kita naik. Itu masalah,” ucap Amran.

Dengan panen yang berkelanjutan, pasokan beras dalam negeri diprediksi mampu mencukupi kebutuhan tanpa harus mengandalkan impor dalam waktu dekat.

Selain itu, Amran juga menyoroti pentingnya keseimbangan harga antara petani dan konsumen.

Pemerintah tidak hanya menjaga keterjangkauan harga di pasar, tetapi juga memastikan gabah petani tetap dibeli sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP).

“Dan juga kami dapat laporan dan melihat langsung harga gabah sudah ada di bawah HPP (harga pembelian pemerintah). Ini harus kita jaga. Kita harus jaga di petani, jaga juga di konsumennya,” tutup Amran.

Dengan langkah ini, pemerintah berupaya menjaga kesejahteraan petani tanpa membebani masyarakat sebagai konsumen akhir.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *