BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem di Wilayah Ini, Potensi Terjadi Hujan Lebat hingga Gelombang Tinggi
adainfo.id – Pemerintah melalui Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali menyampaikan peringatan dini setelah aktivitas atmosfer di wilayah timur Indonesia menunjukkan peningkatan signifikan.
Penguatan Bibit Siklon Tropis 97S yang terdeteksi di Laut Timor selatan Kepulauan Babar, Tanimbar, menjadi fokus pemantauan utama karena peluang tingginya untuk berkembang menjadi siklon tropis dalam waktu cepat.
Fenomena ini menyoroti kembali pentingnya kewaspadaan masyarakat terhadap potensi cuaca ekstrem yang kian sering terjadi seiring dinamika perubahan iklim.
Meski demikian, BMKG memastikan pemantauan dilakukan intensif selama 24 jam untuk memberikan informasi akurat dan terkini kepada publik.
Bibit Siklon Tropis 97S Resmi Masuk Kategori Peluang Tinggi
BMKG menyatakan bahwa Siklon Tropis 97S kini masuk kategori peluang tinggi untuk berkembang menjadi siklon aktif dalam 24 hingga 72 jam.
Sistem ini menunjukkan penguatan struktur, meluasnya tutupan awan konvektif, serta tekanan atmosfer yang menyusut secara progresif, indikator kuat pembentukan badai tropis.
Dalam situasi seperti ini, beberapa wilayah di Indonesia timur berpotensi terdampak cuaca ekstrem, mulai dari hujan sangat lebat hingga angin kencang serta gelombang tinggi.
Kepala BMKG, Teuku Faisal Fathani, menegaskan pentingnya kewaspadaan tanpa disertai kepanikan.
“BMKG memantau perkembangan 97S setiap saat. Masyarakat tidak perlu cemas, kuncinya tetap waspada dan terus memantau informasi resmi. Hindari penyebaran informasi yang belum terverifikasi,” kata Faisal dikutip Selasa (18/11/2025).
Lokasi dan Karakteristik 97S Menunjukkan Tren Penguatan
Sementaraz Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa pusat sirkulasi Bibit Siklon Tropis 97S berada di koordinat sekitar 10.0°LS – 130.6°BT.
Struktur awan konvektif yang menutupi lebih dari setengah lingkaran pusat sistem mengindikasikan penguatan signifikan.
Ia menjelaskan bahwa faktor lingkungan sangat mendukung pertumbuhan bibit ini.
Kondisi laut dan atmosfer yang hangat dan lembap, termasuk suhu muka laut 28 hingga 30°C serta aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO), disebut sangat mendukung penguatan bibit ini menjadi siklon tropis.
BMKG memprediksi dalam 72 jam ke depan, bibit ini dapat berkembang menjadi siklon tropis dengan potensi kecepatan angin mencapai 50 knot, bergerak ke timur atau timur laut sebelum akhirnya berbelok menuju tenggara.
Dampak Cuaca Sebabkan Hujan Lebat hingga Gelombang Tinggi
BMKG merinci area yang berpotensi mengalami dampak dalam 24 jam ke depan.
Imbas dari penguatan 97S dapat terlihat dari potensi hujan hingga gelombang laut yang meningkat tajam.
1. Wilayah dengan Potensi Hujan Sangat Lebat
– Maluku
2. Wilayah dengan Potensi Hujan Sedang hingga Lebat
– Nusa Tenggara Timur (NTT)
3. Potensi Gelombang Tinggi
– 2.5 – 4 meter: Laut Arafura bagian barat–tengah
– 1.25 – 2.5 meter: Samudra Hindia selatan NTT, Perairan selatan NTT, Laut Sawu, Perairan Kepulauan Leti–Tanimbar, Laut Banda
Peningkatan gelombang ini berisiko menimbulkan gangguan aktivitas pelayaran, terutama bagi kapal kecil dan nelayan tradisional.
Pemda Diminta Tingkatkan Kesiapsiagaan
BMKG menekankan bahwa potensi cuaca ekstrem akibat siklon tropis bukan hanya berdampak pada hujan dan angin
Akan tetapi juga pada aspek keselamatan masyarakat dan infrastruktur.
Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, mengingatkan pentingnya antisipasi pemerintah daerah.
“BMKG melalui TCWC Jakarta melakukan pemantauan intensif selama 24 jam penuh. Masyarakat diimbau hanya mengikuti informasi resmi BMKG,” beber Andri.
Ia menambahkan bahwa pemerintah daerah perlu menyiapkan langkah mitigasi terhadap genangan dan banjir pesisir, kerusakan infrastruktur, potensi longsor, gangguan layanan transportasi laut.
Selain itu,nelayan dan kapal kecil diminta untuk menunda pelayaran di wilayah dengan prediksi gelombang tinggi.
BMKG Pantau Perkembangan 24 Jam Penuh
Sebagai pusat pemantauan siklon tropis, TCWC Jakarta menjalankan sistem pengawasan berbasis citra satelit, pemodelan atmosfer, dan radar cuaca.
Pemantauan dilakukan tanpa jeda untuk memastikan setiap perubahan intensitas atau arah pergerakan 97S dapat segera diinformasikan ke publik.
Dengan kondisi atmosfer yang dinamis, BMKG menegaskan situasi dapat berubah cepat.
Oleh karena itu, masyarakat diimbau memonitor kanal maupun informasi resmi dari website BMKG.











