Bocah 3 Tahun Hilang, Diduga Hanyut di SPAL Desa Panongan

KIM

adainfo.id – Duka dan kecemasan menyelimuti warga Desa Panongan, Kecamatan Sedong, Kabupaten Cirebon, setelah seorang anak perempuan berusia 3 tahun bernama Siti Aminah dilaporkan hilang saat bermain hujan-hujanan bersama dua saudaranya, Senin (26/5/25) sekitar pukul 14.00 WIB. Korban diduga kuat hanyut ke dalam saluran pembuangan air limbah (SPAL) yang saat itu meluap akibat hujan deras.

Hingga memasuki hari kedua pencarian, Selasa (27/5/25), keberadaan bocah malang itu masih belum diketahui. Tim gabungan dari Polsek Sedong, Basarnas, pemerintah desa, serta masyarakat setempat masih terus melakukan pencarian dengan menyusuri aliran sungai yang diduga menjadi jalur air dari SPAL tersebut.

Kronologi Hilangnya Korban: Bermain Saat Hujan Deras

Menurut Kuwu Desa Panongan, Haeruddin, peristiwa menghilangnya Siti Aminah terjadi sangat cepat. Saat itu, korban tengah bermain hujan-hujanan bersama dua saudaranya di sekitar rumah.

“Kejadian sekitar pukul 2 siang. Hujan deras, dan SPAL banjir. Karena tidak terlihat, diduga korban terpeleset ke saluran SPAL yang langsung tembus ke sungai,” ujar Haeruddin.

SPAL di kawasan tersebut memiliki lebar sekitar 60 cm dan merupakan saluran terbuka yang mengalir langsung ke sungai di wilayah Susukanlebak. Pada saat kejadian, debit air meningkat tajam karena hujan deras yang mengguyur wilayah Sedong sejak siang hari.

Pencarian Hari Pertama hingga Malam, Masih Nihil

Kapolsek Sedong, Iptu Usman, SH, mengungkapkan bahwa setelah laporan masuk, tim langsung melakukan pencarian hingga malam. Fokus pencarian hari pertama dilakukan menyusuri saluran SPAL hingga ke sungai.

“Kami bersama warga dan tim pencarian sudah menyusuri dari titik awal kejadian hingga wilayah Susukanlebak. Namun sampai malam kemarin belum ditemukan,” ungkapnya, Selasa pagi (27/5).

Kendala utama adalah kondisi medan yang curam dan minim penerangan, serta air sungai yang keruh dan berarus deras.

Basarnas Fokuskan Pencarian di Hilir Sungai

Kepala Pos SAR Kabupaten Cirebon, Syarif, mengonfirmasi bahwa hingga hari kedua, korban belum berhasil ditemukan meski pencarian dilakukan secara intensif mulai pukul 08.00 hingga 16.00 WIB.

“Kami telah menyisir dua arah dari titik hilangnya korban. Namun karena belum membuahkan hasil, besok akan difokuskan menyisir hilir sungai sejauh 7 kilometer,” jelasnya.

Menurut Syarif, berdasarkan analisa lapangan, kemungkinan besar korban terbawa arus air melalui SPAL dan terbawa jauh oleh arus sungai.

“Indikasinya korban terpeleset dan masuk ke saluran air. SPAL tersebut langsung menyambung ke sungai. Ini yang membuat pencarian cukup sulit,” katanya.

Tim SAR pun telah menggunakan perahu karet, jaring, dan alat pendeteksi dasar sungai, namun hasilnya masih nihil. Pencarian akan dilanjutkan dengan metode penyisiran darat dan air secara simultan, serta menambah personel di titik-titik strategis.

Warga Setempat Dilibatkan, Harap Keajaiban

Dukungan penuh juga datang dari masyarakat sekitar yang dengan sukarela membantu pencarian. Mereka berharap keajaiban bisa terjadi, dan Siti Aminah dapat ditemukan dalam keadaan selamat.

“Kami semua di sini ikut membantu. Setiap kali ada kabar, kami langsung turun. Semoga ada kabar baik,” ujar Rohmat, warga Desa Panongan yang ikut membantu pencarian.

Peringatan Bagi Orang Tua dan Evaluasi Sistem Drainase

Tragedi ini menjadi peringatan keras akan pentingnya pengawasan anak, terlebih saat bermain di luar rumah dalam kondisi cuaca buruk. Saluran air atau SPAL yang tidak tertutup juga menjadi ancaman serius, terutama bagi anak-anak kecil yang rentan terpeleset dan terbawa arus.

Kuwu Haeruddin mengatakan pihak desa akan segera mengevaluasi kondisi SPAL dan mengupayakan pembangunan penutup saluran agar kejadian serupa tidak terulang.

“Kejadian ini sangat mengguncang. Kami akan usulkan pembangunan saluran tertutup dalam Musrenbang mendatang,” ujarnya.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *