Buah Melon Akan Jadi Ikon Desa Ciawijapura

KIM
Warga sedang berfoto di depan ladang buah melon milik BUMDes Mitra Sukses Desa Ciawijapura Kecamatan Susukanlebak Kabupaten Cirebon (Foto: adainfo.id)

adainfo.id – Inovasi dan kerja keras Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) Mitra Sukses Desa Ciawijapura, Kecamatan Susukanlebak, Kabupaten Cirebon, dalam membudidayakan tanaman buah melon membuahkan hasil menggembirakan. Kesuksesan tersebut mendorong rencana perluasan budidaya dan menjadikan melon sebagai ikon buah khas Desa Ciawijapura. Rabu (04/06/2025).

Program ketahanan pangan yang diinisiasi oleh BUMDesa ini telah menarik perhatian berbagai pihak, termasuk kalangan akademisi, mahasiswa pertanian, dan calon petani muda dari luar daerah yang ingin mempelajari teknik penanaman melon di Desa Ciawijapura.

Berawal dari Pendidikan Petani Milenial

Ketua BUMDesa Mitra Sukses, Algha Aretta Adiwidia, merupakan figur sentral di balik suksesnya proyek ini. Ketertarikannya terhadap dunia pertanian membawanya mengikuti pelatihan petani milenial di Bandung saat pandemi COVID-19 pada tahun 2020.

“Dari pelatihan itulah saya mulai serius menekuni budidaya tanaman melon,” ujar Algha.

Algha menjelaskan bahwa menanam melon bukan sekadar menanam lalu memanen, melainkan butuh pemahaman mendalam dari proses penyiapan lahan, pemilihan bibit unggul, pemupukan yang terukur, hingga pengaturan pencahayaan. Menurutnya, pengaturan pupuk yang tepat bisa menentukan tingkat kemanisan buah. Namun jika berlebihan, justru bisa membuat buah pecah menjelang panen.

Uji Coba Pertama Untung Dua Kali Lipat

Pada uji coba pertama, BUMDesa menanam 1.000 bibit melon di lahan seluas 400 meter persegi dengan modal awal sekitar Rp14 juta. Hasil panennya mampu menghasilkan omzet sebesar Rp26 juta.

“Keuntungan ini memotivasi kami untuk mengembangkan penanaman lebih luas,” jelas Algha.

Saat ini, BUMDes Ciawijapura tengah melakukan uji coba kedua dengan menanam 25.000 bibit melon jenis Amanda di atas lahan seluas 1 hektare yang kini sudah memasuki usia 50 hari serta akan siap panen kira-kira dalam 20 hari ke depan.

“Kalau perkiraan per pohon satu buah, maka pertumbuhan buah bisa maksimal. Beratnya bisa mencapai 1,5 hingga 3 kilogram,” kata Algha.

Namun demikian, ia menegaskan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi hasil panen, salah satunya adalah asupan sinar matahari (simat). Jika tanaman kekurangan simat, maka buah akan kerdil meski hanya satu buah per pohon.

Dukungan Penuh dari Pemerintah Desa

Kuwu Ciawijapura, Ade Sri Sumartini, yang juga merupakan ibu dari Algha, menyatakan bahwa penunjukan anaknya untuk memimpin program ini bukan karena hubungan keluarga, melainkan karena pertimbangan keahlian.

“Saya melihat potensi dan kompetensi yang dimiliki Algha dari hasil pelatihan. Maka dari itu, saya percaya dia bisa membangun sistem pertanian melon yang berhasil di desa ini,” jelasnya.

Kuwu Ade pun menegaskan bahwa program ini murni untuk kepentingan desa dan tidak ingin mengecewakan masyarakat dengan kegagalan. Keputusan ini terbukti tepat, karena proyek melon pertama berhasil, dan yang kedua kini tinggal menunggu waktu panen.

Prediksi Panen Capai 30 Ton, Mahasiswa Turut Meneliti

Beberapa hari sebelumnya, sejumlah mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi pertanian datang untuk melakukan survei dan riset terhadap tanaman melon BUMDesa Mitra Sukses. Berdasarkan prediksi sementara, panen kedua ini berpotensi menghasilkan minimal 30 ton buah melon.

Ini menjadi catatan penting sekaligus bukti bahwa pengelolaan pertanian yang tepat bisa menjadi sumber ekonomi baru di tingkat desa.

Menolak Tawaran Luar, Fokus Kembangkan di Desa Sendiri

Meski Algha mendapat banyak tawaran dari luar daerah untuk mengembangkan budidaya melon di wilayah mereka, Kuwu Ade tetap mengarahkan agar pengembangan diprioritaskan di Ciawijapura.

“Karena desa ini belum punya ikon buah atau makanan khas, kami ingin buah melon menjadi ciri khas Desa Ciawijapura,” tegasnya.

Dengan strategi ini, BUMDesa berharap melon produksinya tidak hanya jadi komoditas lokal, tetapi juga punya nilai branding sebagai ikon desa. Desa Ciawijapura pun mulai membangun narasi pertanian berbasis inovasi anak muda, yang mampu mendorong regenerasi petani dan meningkatkan ekonomi desa secara berkelanjutan.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *