Bukan Cuma Abu Dhabi, Jakarta Juga Masuk Daftar Kota Paling Bahagia di Dunia

ARY
Ilustrasi Jakarta masuk ke dalam kota paling bahagia di dunia versi Time Out. (Foto: Unsplash/Labu)

adainfo.id – Jakarta menembus daftar 20 kota paling bahagia di dunia tahun 2025 versi survei global yang dirilis oleh Time Out.

Pencapaian ini menjadi bukti bahwa Jakarta perlahan bertransformasi dari kota megapolitan yang padat dan sibuk, menjadi ruang hidup yang lebih ramah, aman, dan menyenangkan bagi warganya.

Menanggapi kabar tersebut, Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menyampaikan rasa syukurnya sekaligus menegaskan komitmennya menjadikan Jakarta sebagai kota yang aman, nyaman, dan membahagiakan.

Pramono menegaskan bahwa pencapaian ini tidak datang begitu saja.

Melainkan hasil kerja kolektif seluruh masyarakat Jakarta yang terus berupaya memperbaiki kualitas hidup di tengah tantangan kota besar.

“Yang selalu saya ulang-ulang tanpa teman-teman sadari bahwa saya ingin Jakarta itu menjadi aman, nyaman, bahagia. Kita nomor 18,” kata Pramono dikutip, Senin (13/10/2025).

Pernyataan tersebut memperlihatkan visi jangka panjang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang menempatkan kebahagiaan warga sebagai indikator penting pembangunan.

Pramono menilai, keamanan dan kenyamanan adalah fondasi dasar untuk menciptakan rasa bahagia di tengah masyarakat urban yang dinamis seperti Jakarta.

Kota yang bahagia, menurutnya, bukan semata tentang fasilitas megah atau kemajuan infrastruktur, melainkan tentang bagaimana warga bisa saling peduli, bergotong royong, dan menikmati hidup dalam suasana harmonis.

Gotong Royong dan Kebersamaan Jadi Kunci Kebahagiaan Jakarta

Pramono menyebut bahwa kebahagiaan masyarakat Jakarta tidak terlepas dari semangat gotong royong yang masih terjaga di tengah hiruk pikuk kehidupan perkotaan.

Bahkan ketika ada sesuatu yang terjadi, kebersamaan dan solidaritas antarwarga menjadi kekuatan utama yang menghidupkan kembali semangat kolektif.

“Walaupun kemarin kita ada musibah, tetapi kebersamaan itu menjadi kata kunci dan Alhamdulillah sekarang ini hampir semua kehidupan masyarakat sudah berjalan normal,” terangnya.

Pernyataan ini menegaskan bahwa karakter sosial masyarakat Jakarta masih kuat, meskipun kota ini dikenal modern dan kompetitif.

Budaya gotong royong yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia, menurutnya, justru menjadi fondasi utama terbentuknya kota yang bahagia.

Warga Jakarta kini semakin sadar bahwa kebahagiaan tidak hanya datang dari kondisi ekonomi atau fasilitas publik.

Akan tetapi juga dari rasa saling peduli dan keterlibatan aktif dalam menjaga lingkungan sosial.

Kebahagiaan Jakarta Terlihat dari Aktivitas Publik yang Kian Hidup

Kebangkitan semangat kebahagiaan masyarakat Jakarta juga tampak jelas dalam berbagai kegiatan publik.

Salah satu contoh paling mencolok adalah antusiasme warga dalam mengikuti Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau Car Free Day (CFD) di kawasan Sudirman–Thamrin.

Pramono menyebut bahwa CFD kini bukan hanya ruang untuk berolahraga, melainkan juga simbol kebersamaan dan gaya hidup sehat warga kota.

“Dalam dua minggu berturut-turut saya ikut car free day, saya juga kaget sekarang ini car free day seperti kemarin selalu ada tiga, empat kegiatan untuk orang maraton, half maraton 5 kilo, 10 kilo, dan itu terus-menerus,” bebernya.

Car Free Day menjadi ajang rekreasi sosial yang mempertemukan berbagai lapisan masyarakat, dari anak muda, pekerja, hingga keluarga.

Di sana, mereka bisa berinteraksi tanpa batas sosial, menikmati udara pagi, dan berbagi energi positif.

Suasana tersebut menjadi cerminan nyata bahwa kebahagiaan warga Jakarta kini tumbuh dari hal-hal sederhana.

Seperti berolahraga bersama, berbincang ringan, hingga tertawa di ruang publik yang semakin nyaman.

Survei Global Time Out Tempatkan Jakarta di Posisi ke-18 Dunia

Dalam laporan resmi yang dirilis Time Out pada Oktober 2025, Jakarta menempati peringkat ke-18 dari 20 kota paling bahagia di dunia.

Hasil ini diperoleh melalui survei terhadap lebih dari 18 ribu penduduk kota di berbagai negara.

Peringkat pertama dalam survei tersebut diduduki oleh Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.

Masuknya Jakarta dalam daftar tersebut merupakan capaian yang signifikan.

Pasalnya, dalam beberapa tahun terakhir, Jakarta kerap dihadapkan pada berbagai persoalan klasik kota besar, seperti kemacetan, polusi, dan ketimpangan sosial.

Namun melalui sejumlah program revitalisasi ruang publik, pengembangan transportasi ramah lingkungan.

Kemudian juga dorongan gaya hidup sehat, Jakarta perlahan mulai berubah arah menjadi kota yang lebih inklusif dan berorientasi pada kebahagiaan warganya.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *