BUMDes Gemulungtonggoh Sukses Budidayakan Jamur Tiram, Dongkrak Ekonomi Desa
adainfo.id – Upaya memberdayakan potensi lokal untuk mendongkrak ekonomi desa kembali membuahkan hasil. Di Kabupaten Cirebon, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Umbarjaya, Desa Gemulungtonggoh, Kecamatan Greged, telah menjadi contoh nyata keberhasilan desa dalam mengembangkan usaha pertanian inovatif, yaitu budidaya jamur tiram.
Dengan menggandeng Karangtaruna desa setempat, program budidaya jamur tiram yang baru berjalan selama enam bulan ini telah menunjukkan hasil yang sangat menggembirakan. Tidak hanya menghidupkan perekonomian desa, kegiatan ini juga membangkitkan semangat produktif anak muda desa.
Modal Terjangkau, Hasil Maksimal
Menurut pengelola budidaya, Lenda Lesmana dan Angga, usaha ini dimulai dengan modal awal sebesar Rp120 juta. Anggaran tersebut digunakan untuk pembangunan kumbung (rumah jamur), pembelian baglog, serta kebutuhan operasional lainnya. Dari modal tersebut, kini usaha budidaya ini berhasil membukukan omset antara Rp7 juta hingga Rp11 juta per bulan.
“Setiap hari kami bisa panen sekitar 20 kilogram jamur tiram dari 700 baglog yang kami kelola. Ini tentu sangat menggembirakan untuk usaha baru seperti kami,” ujar Lenda saat ditemui pada Jumat (23/05/25).
Budidaya jamur tiram memang tergolong cepat panen dan tidak memerlukan lahan luas, menjadikannya pilihan ideal bagi desa dengan lahan terbatas namun ingin mendorong ketahanan ekonomi berbasis pertanian.
Tantangan Produksi dan Strategi Adaptasi
Namun demikian, perjalanan tidak selalu mulus. Lenda mengakui masih banyak tantangan teknis yang dihadapi, terutama terkait dengan kualitas baglog dan kondisi iklim yang memengaruhi suhu ruangan.
“Kadang produksi menurun karena suhu tidak stabil. Selain itu, kualitas baglog dari pemasok juga tidak selalu konsisten,” jelasnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, mereka aktif melakukan studi banding dan belajar ke petani jamur di daerah lain. Tujuannya adalah menambah wawasan sekaligus mengadopsi praktik terbaik agar usaha ini bisa terus berkembang dan meningkatkan produktivitas.
Minim Limbah, Maksimal Manfaat
Salah satu keunggulan dari budidaya jamur tiram adalah pengelolaan limbah yang ramah lingkungan. Baglog yang sudah tidak produktif setelah masa panen empat bulan, tidak dibuang begitu saja. Sebaliknya, oleh Angga dan tim pengelola, limbah baglog ini dimanfaatkan sebagai media tanam dan kompos.
“Baglog bekas bisa dipakai untuk menanam tanaman lain. Jadi tidak ada limbah yang terbuang sia-sia. Ini juga mengajarkan anak-anak muda desa tentang pentingnya pertanian berkelanjutan,” terang Angga.
Dorongan Pemerintah Desa dan Harapan Ekspansi
Kuwu Desa Gemulungtonggoh, Agus Saefuddin, menyambut baik keberhasilan budidaya ini. Menurutnya, jamur tiram dipilih karena selain mudah pemeliharaannya, permintaannya juga tinggi dan stabil di pasar lokal maupun luar daerah.
“Meski baru enam bulan berjalan, permintaan jamur tiram dari pembeli sudah banyak. Kami sedang merencanakan ekspansi dan pelatihan lanjutan agar usaha ini bisa menyerap lebih banyak tenaga kerja dan memberikan dampak ekonomi lebih luas,” jelas Agus.
Agus juga menekankan pentingnya peran aktif pemuda desa dalam menggerakkan kegiatan produktif. Menurutnya, program seperti ini akan menjadi pilar penguatan ekonomi desa di tengah tantangan lapangan kerja yang semakin ketat.
“Yang penting anak muda produktif. Pemerintah desa siap mendukung dengan fasilitas dan pelatihan agar mereka bisa menjadi motor penggerak ekonomi desa,” katanya.
Inspirasi Bagi Desa-Desa Lain
Usaha budidaya jamur tiram yang dijalankan oleh BUMDes Umbarjaya kini mulai dilirik oleh desa-desa tetangga sebagai model pemberdayaan ekonomi desa. Dengan biaya yang relatif rendah, kebutuhan lahan kecil, dan proses produksi yang bisa dipelajari secara cepat, banyak kepala desa mulai mempertimbangkan untuk mengadopsi pola serupa.
Selain itu, keterlibatan Karangtaruna dalam program ini juga menjadi contoh sinergi antargenerasi dalam membangun desa, yang selama ini kerap terputus akibat minimnya komunikasi dan kolaborasi.
Membangun Desa dari Bawah dengan Kemandirian Ekonomi
Kisah sukses Desa Gemulungtonggoh ini menjadi potret bahwa desa-desa tidak harus bergantung pada bantuan eksternal untuk berkembang. Dengan semangat gotong royong, inovasi, dan sedikit dorongan dari pemerintah desa, BUMDes bisa menjadi motor pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Dalam jangka panjang, budidaya jamur tiram ini ditargetkan bisa menjadi sentra produksi jamur tiram skala kecil-menengah yang tidak hanya memenuhi pasar lokal, tapi juga mampu menembus pasar luar daerah.