Bumdes Pramadana Desa Karangwuni Siap Wujudkan Ketahanan Pangan
adainfo.id – Pemerintah Desa Karangwuni, Kecamatan Sedong, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, menunjukkan langkah nyata dalam mendukung program ketahanan pangan nasional. Melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Pramadana, desa ini siap menjalankan dua program unggulan: penggemukan ikan nila dan penanaman buah melon.
Program tersebut dilaksanakan di Blok Sawah Tonggoh dengan memanfaatkan lahan desa seluas setengah hektare. Inisiatif ini tidak hanya bertujuan meningkatkan ketersediaan pangan lokal, tetapi juga sebagai sarana edukasi dan pemberdayaan ekonomi masyarakat, khususnya generasi muda desa.
Dukungan Penuh dari Pemerintah Desa
Sekretaris Desa Karangwuni, Feby Apriadi Habi, menyatakan bahwa Pemerintah Desa memberikan dukungan penuh kepada Bumdes Pramadana dalam menjalankan program ini.
Ia menegaskan bahwa ketahanan pangan merupakan bagian dari mandat pemerintah pusat, dan desa memiliki peran penting dalam mewujudkannya.
“Pemdes Karangwuni sangat mendukung dan mengharapkan peran Bumdes untuk berkontribusi dalam merealisasikan program Pemerintah pusat melalui ketahanan pangan,” ujar Feby, Selasa (17/06/2025).
Menurutnya, dengan memanfaatkan lahan desa yang selama ini belum dimaksimalkan, Bumdes bisa menjadi pionir dalam mempromosikan pertanian terpadu dan perikanan lokal yang produktif.
Optimalisasi Lahan Desa dan Pemberdayaan Anak Muda
Pemanfaatan lahan desa di Blok Sawah Tonggoh menjadi langkah awal yang menjanjikan. Dengan luasan yang terbatas, Bumdes Pramadana tetap mampu mengintegrasikan dua sektor pangan utama, yaitu budidaya ikan air tawar dan hortikultura.
Feby berharap program ini dapat menginspirasi generasi muda untuk memahami cara memanfaatkan potensi sumber daya desa secara berkelanjutan.
“Kita ingin anak-anak muda Karangwuni bisa memahami potensi lokal. Bahwa dengan sedikit kreativitas dan gotong royong, lahan kecil pun bisa menghasilkan,” jelasnya.
Program Wisata Edukasi untuk Anak-Anak PAUD
Tidak hanya fokus pada produksi, Bumdes Pramadana juga tengah merancang program wisata edukatif untuk siswa-siswi PAUD di wilayah sekitar. Gagasan ini bertujuan menanamkan kesadaran pangan dan lingkungan sejak usia dini.
“Kami ingin menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan dan bermakna bagi anak-anak. Ini sekaligus menjadi cara membentuk generasi yang peduli terhadap ketahanan pangan sejak dini,” terang Feby.
Melalui kegiatan seperti ini, anak-anak akan dikenalkan dengan proses budidaya ikan nila, perawatan tanaman melon, hingga pengolahan hasil panen secara sederhana.
Direktur Bumdes: Siap Menjalankan Program Ketahanan Pangan
Direktur Bumdes Pramadana, Tri Pujastuti Lestari, menyatakan kesiapan penuh untuk menjalankan seluruh tahapan program ketahanan pangan tersebut. Bersama timnya, ia telah menyusun rencana kerja terstruktur dan menyiapkan sarana produksi yang dibutuhkan.
“Kami tengah mempersiapkan segala sesuatunya. Dari instalasi kolam nila dengan sistem efisien, hingga green house mini untuk melon. Semua kami kerjakan gotong royong,” ungkap Tri.
Ia juga menyampaikan bahwa dalam pelaksanaannya, Bumdes tetap akan melibatkan masyarakat lokal, khususnya petani dan pemuda, agar manfaat program tersebar merata.
Efisiensi Melalui Sistem Terpadu
Menariknya, program ini menerapkan pendekatan sirkular ekonomi desa, di mana budidaya magot juga dikembangkan sebagai sumber pakan alami untuk ikan dan ayam.
“Dengan magot, kami bisa menghemat pakan. Ini juga ramah lingkungan karena menggunakan limbah organik rumah tangga sebagai media budidaya,” jelas Tri.
Teknologi bioflok yang digunakan untuk kolam nila juga memungkinkan produktivitas tinggi dalam ruang terbatas. Hasil panen diproyeksikan bisa dilakukan setiap dua hingga tiga bulan sekali.
Harapan Dampak Ekonomi dan Ketahanan Sosial
Program ketahanan pangan yang dirintis Bumdes Pramadana juga memiliki dampak multiplier effect terhadap perekonomian desa. Hasil produksi ikan dan melon diharapkan dapat menambah pendapatan desa dan membuka lapangan kerja baru.
“Insya Allah dengan adanya program ini, perekonomian warga bisa bergerak. Kami juga menyiapkan sistem pemasaran hasil panen melalui koperasi desa dan kerja sama dengan warung-warung lokal,” ucap Tri penuh harap.
Lebih jauh, ia ingin keberhasilan ini menjadi model pengembangan ekonomi desa berbasis pangan yang dapat direplikasi oleh Bumdes lain di Kabupaten Cirebon bahkan nasional.
Desa Karangwuni Menuju Desa Mandiri Pangan
Inovasi yang dilakukan Bumdes Pramadana mencerminkan semangat Desa Karangwuni menuju desa mandiri pangan. Di tengah tantangan perubahan iklim dan fluktuasi harga kebutuhan pokok, model seperti ini menjadi sangat relevan.
Dengan kerja sama yang kuat antara pemdes, bumdes, masyarakat, dan dunia pendidikan, Desa Karangwuni menunjukkan bahwa transformasi desa tidak harus dimulai dari anggaran besar, melainkan dari kemauan untuk bergerak dan inovasi sederhana yang berdampak nyata.











