Cuaca Ekstrem Diperkirakan Melanda Jawa Barat, Wilayah Rawan Diingatkan Tetap Siaga
adainfo.id – Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jawa Barat melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan menghadapi potensi cuaca ekstrem yang mulai menguat menjelang puncak musim hujan.
Berdasarkan perkiraan BMKG, Jawa Barat akan mengalami dua puncak musim hujan, yakni pada Desember 2025 serta Februari–Maret 2026.
Hal tersebut berpotensi meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi di berbagai wilayah.
Mengacu pada laporan BMKG, curah hujan dengan intensitas tinggi berpotensi terjadi di wilayah dataran rendah, daerah pegunungan, kawasan rawan longsor, dan wilayah aliran sungai.
Fenomena ini bukan hanya membawa hujan lebat, tetapi juga potensi angin kencang hingga puting beliung yang dapat memicu kerusakan lingkungan.
Kepala Pelaksana BPBD Jabar, Teten Ali Mulku Engkun, menegaskan bahwa kondisi tersebut harus disikapi dengan kesiapsiagaan penuh.
“Puncak musim hujan berada di depan mata. Kami mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama yang tinggal di wilayah rawan banjir dan longsor,” terang Teten dikutip Kamis (04/12/2025).
Ancaman Bencana Hidrometeorologi Meningkat
Teten menjelaskan bahwa intensitas hujan tinggi dapat memicu banjir, longsor, pergerakan tanah, hingga banjir bandang.
Kerawanan meningkat terutama di wilayah yang memiliki struktur tanah labil atau kondisi drainase kurang baik.
Daerah seperti Bogor, Sukabumi, Bandung Raya, Garut, Tasikmalaya, Kuningan, dan Majalengka termasuk area yang memiliki riwayat bencana saat musim hujan tiba.
Menurut BPBD, langkah mitigasi paling mendasar adalah menjaga kebersihan lingkungan.
Sampah yang menumpuk pada selokan dan saluran air dapat memicu penyumbatan dan memperparah risiko banjir.
Teten mengingatkan pentingnya keterlibatan warga untuk memastikan saluran air, selokan, dan drainase tetap bersih dan berfungsi dengan baik.
Selain kebersihan lingkungan, kesiapsiagaan keluarga seperti menyiapkan tas darurat, mengetahui titik evakuasi.
Kemudian juga menyimpan dokumen penting di tempat aman perlu dilakukan lebih awal agar tidak menimbulkan kepanikan saat bencana terjadi.
Pemantauan Lingkungan Saat Hujan Deras
BPBD meminta masyarakat memantau kondisi lingkungan ketika hujan deras terjadi dalam durasi panjang.
Warga juga diminta memanfaatkan aplikasi InaRISK Personal untuk mengetahui tingkat kerawanan wilayah masing-masing.
Bagi warga yang tinggal di daerah perbukitan, tanda-tanda pergerakan tanah harus benar-benar diperhatikan.
Retakan tanah, suara gemeretak, atau kemiringan bangunan adalah peringatan yang tidak boleh diabaikan.
“Jika terdapat tanda-tanda pergerakan tanah, segera menjauh dari lokasi dan menuju titik aman. Pastikan juga seluruh anggota keluarga mengetahui jalur evakuasi terdekat,” ujarnya.
Selain potensi banjir dan longsor, angin puting beliung menjadi ancaman yang cukup sering terjadi di wilayah Jabar.
Warga diminta untuk menghindari berlindung di bawah pohon besar atau dekat papan reklame saat hujan disertai angin kencang.
Jika sedang berkendara, BPBD menyarankan agar pengendara menepi dan mencari tempat aman hingga kondisi stabil.
Kerusakan Lingkungan Tingkatkan Risiko Bencana
Teten juga menekankan bahwa mitigasi bencana tidak hanya bergantung pada alat atau sistem peringatan dini, tetapi juga perilaku manusia.
Kerusakan hutan, alih fungsi lahan, serta penebangan pohon tanpa kontrol memperburuk kualitas lingkungan dan meningkatkan kerentanan bencana.
“Kalau kita menjaga alam, maka alam akan menjaga kita. Mengembalikan fungsi alam adalah bagian penting dari upaya mengurangi risiko bencana,” ungkapnya.
Pemdaprov Jawa Barat telah menetapkan Status Siaga Darurat Bencana sejak 15 September 2025 hingga 30 April 2026.
Selama periode tersebut, BPBD bersama 27 kabupaten/kota meningkatkan koordinasi untuk memastikan kesiapsiagaan daerah berjalan optimal.
Kesadaran masyarakat dalam mengenali potensi bahaya merupakan bagian penting dari upaya penyelamatan diri.
Edukasi tentang evakuasi, tanda bahaya, dan tindakan darurat perlu terus disosialisasikan ke masyarakat.











