Cuaca Ekstrem Mengintai Indonesia, Siklon Tropis MITAG dan 90W Perlu Diwaspadai
adainfo.id – Dinamika atmosfer kembali menjadi perhatian serius. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan bahwa cuaca di berbagai wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan dipengaruhi oleh Bibit Siklon Tropis 90W di Laut Filipina serta Siklon Tropis MITAG di Laut Cina Selatan.
Fenomena ini menimbulkan potensi hujan lebat, angin kencang, hingga gelombang laut tinggi yang dapat memicu bencana hidrometeorologi.
Dalam Prospek Cuaca Mingguan BMKG yang berlaku untuk periode 18–25 September 2025, dijelaskan bahwa bibit siklon dan siklon tropis tersebut membentuk daerah perlambatan angin (konvergensi) dan pertemuan angin (konfluensi).
BMKG menyebutkan, Bibit Siklon Tropis 90W diperkirakan berada di Laut Filipina dengan karakteristik kecepatan angin maksimum 35 Knot, tekanan minimum 1002 hPa.
Kemudian, arah pergerakan Barat Laut, dan peluang berkembang menjadi siklon itu tinggi dalam 24 jam.
Sementara itu, Siklon Tropis MITAG terpantau di Laut Cina Selatan dengan rincian kecepatan angin maksimum 50 Knot, tekanan minimum 1002 hPa, arah pergerakan ke Barat hingga Barat Laut.
BMKG menegaskan bahwa kehadiran dua fenomena ini akan memperkuat pembentukan awan hujan signifikan di sejumlah wilayah Indonesia.
“Selama sepekan ke depan, pertumbuhan awan hujan yang signifikan masih berpotensi terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia,” tulis keterangan BMKG, dikutip Sabtu (20/9/2025).
Wilayah dengan Potensi Hujan Lebat
Cuaca ekstrem tidak hanya dipicu oleh siklon tropis, melainkan juga oleh faktor atmosfer skala lokal dan regional.
BMKG mengidentifikasi adanya pertemuan angin yang memanjang di sejumlah wilayah.
Termasuk perairan barat Aceh hingga daratan Aceh, Samudra Hindia barat daya Lampung hingga Bengkulu, Laut Jawa hingga Sumatra Selatan.
Selanjutnya, Jawa Barat hingga Jawa Timur, Sulawesi Barat hingga Sulawesi Tenggara, hingga Laut Seram dan Papua Selatan.
Kondisi ini diperkuat dengan kelembapan udara tinggi dan labilitas atmosfer yang mendukung terbentuknya awan konvektif.
Akibatnya, hujan deras berpotensi mengguyur sebagian besar wilayah, meliputi Sumatra Utara, Riau, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur.
Kalimantan Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua Tengah, dan Papua Selatan.
Ancaman Bencana Hidrometeorologi
BMKG menekankan, kombinasi dari faktor global hingga lokal ini berpotensi memicu bencana hidrometeorologi.
Seperti bencana banjir, banjir bandang, tanah longsor, hingga angin puting beliung.
“Kondisi ini dipicu oleh interaksi berbagai faktor atmosfer skala global, regional, hingga lokal, yang mempertahankan atmosfer berada dalam kondisi labil dan mendukung perkembangan awan konvektif,” demikian keterangan BMKG.
Masyarakat juga diimbau untuk waspada terhadap gelombang laut tinggi.
Khususnya di wilayah perairan barat Sumatra, Laut Natuna, Laut Jawa bagian utara, dan perairan Maluku.
Imbauan BMKG untuk Masyarakat
BMKG merilis sejumlah rekomendasi agar masyarakat tetap waspada menghadapi potensi cuaca ekstrem akibat pengaruh Bibit Siklon 90W dan Siklon MITAG.
Yang pertama masyarakat diminta waspada perubahan cuaca mendadak, seperti hujan lebat disertai angin kencang dan petir.
Kedua, hindari area terbuka saat hujan petir, jauhi pohon, bangunan, atau infrastruktur rapuh.
Lalu ketiga, siaga terhadap potensi banjir dan longsor, terutama bagi masyarakat di daerah rawan bencana.
Berikutanya masyarakat bisa pantau informasi cuaca resmi dari BMKG, baik melalui website, aplikasi, maupun kanal media sosial.
Pastikan juga saluran drainase bersih untuk mengurangi risiko genangan air.
BMKG juga menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak, mulai dari pemerintah daerah, aparat keamanan, hingga masyarakat, untuk mengantisipasi dampak buruk cuaca ekstrem.
“BMKG mengingatkan pentingnya memantau secara rutin informasi cuaca melalui kanal resmi, menjaga kebersihan lingkungan, serta memastikan saluran drainase berfungsi dengan baik agar tidak menimbulkan genangan,” jelas BMKG.











