Dari Halte Terbakar hingga MRT Rusak, Segini Kerugian Dampak Unjuk Rasa di Jakarta
adainfo.id – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyampaikan bahwa kerugian akibat kerusakan fasilitas publik selama aksi unjuk rasa di Jakarta mencapai puluhan miliar.
Kerusakan itu mencakup infrastruktur penting seperti halte Transjakarta, stasiun MRT, hingga CCTV yang tersebar di sejumlah titik ibu kota.
Dalam keterangan resminya usai memimpin rapat Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di Balai Kota Jakarta, Pramono merinci bahwa 22 halte Transjakarta terdampak.
Dari jumlah tersebut, enam halte terbakar dan dijarah massa, sementara 16 lainnya mengalami kerusakan ringan hingga berat seperti kaca pecah dan coretan vandalisme.
“Mengenai estimasi kerugian, kerusakan infrastruktur untuk MRT Jakarta sebesar Rp3,3 miliar. Transjakarta kurang lebih Rp41,6 miliar. Kemudian kerusakan CCTV infrastruktur, lainnya Rp5,5 miliar,” jelas Pramono, dikutip Senin (01/09/2025).
Kerusakan Parah di Halte Transjakarta
Aksi unjuk rasa yang berlangsung beberapa hari terakhir memicu kerusakan cukup parah di beberapa fasilitas transportasi publik.
Dari total 22 halte Transjakarta yang rusak, enam di antaranya hangus terbakar dan dijarah.
Sementara sisanya, sebanyak 16 halte, mengalami kerusakan struktural pada kaca, dinding, dan fasilitas dalam halte.
Selain itu, satu pintu tol juga menjadi sasaran aksi vandalisme.
Kondisi tersebut membuat sejumlah jalur transportasi terganggu, meski pihak pemerintah daerah bergerak cepat melakukan pembersihan sejak Sabtu lalu.
Target Perbaikan Rampung pada 9 September 2025
Pramono memastikan bahwa perbaikan halte Transjakarta maupun stasiun MRT akan diselesaikan secepatnya.
Ia menargetkan seluruh perbaikan bisa rampung pada 8–9 September 2025.
Untuk mendukung hal ini, Pemprov DKI akan menggunakan dana kontinjensi yang telah mendapat pendampingan dari Kejaksaan Tinggi (Kajati).
“Kami sudah meminta izin kepada Kajati untuk dilakukan pendampingan, tentunya untuk itu yang digunakan adalah dana kontinjensi,” kata Pramono.
Layanan Transportasi Gratis Selama Sepekan
Sebagai bentuk kompensasi kepada masyarakat yang terdampak, Pramono Anung menegaskan bahwa layanan Transjakarta dan MRT akan digratiskan selama periode 31 Agustus hingga 7 September 2025.
Subsidi untuk layanan transportasi gratis ini mencapai sekitar Rp18 miliar.
Ini adalah bentuk perhatian pemerintah agar warga tetap bisa beraktivitas tanpa terbebani biaya tambahan.
Meski beberapa halte masih dalam tahap perbaikan, seluruh rute layanan Transjabodetabek di 14 koridor dilaporkan sudah beroperasi normal sejak Senin (01/09/2025) pukul 05.00 WIB.
PJJ dan WFH Masih Berlaku Sementara
Terkait dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dan imbauan bekerja dari rumah (WFH), Pramono mengatakan bahwa kebijakan tersebut akan menyesuaikan dengan kondisi di lapangan.
Jika dalam beberapa hari ke depan situasi sudah kembali normal, kebijakan tersebut akan dicabut.
“Untuk sampai kapan tergantung perkembangan lapangan, kalau satu dua hari ini kemudian semuanya sudah berjalan normal yang work from home itu kita cabut,” tegasnya.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kini fokus pada upaya pemulihan infrastruktur yang rusak.
Pembersihan halte yang terbakar, perbaikan kaca pecah, hingga pemasangan ulang CCTV terus dilakukan oleh petugas gabungan.
Langkah cepat ini diambil untuk menghindari gangguan layanan transportasi publik yang selama ini menjadi andalan warga Jakarta.
Selain itu, kehadiran transportasi umum yang memadai juga sangat penting untuk mengurangi kemacetan lalu lintas.