Desa Penpen Gelar Tradisi Sedekah Bumi Mapag Sri

KIM
Kuwu Penpen, Mustofa, bersama warga saat mengarak hasil bumi dalam perayaan Mapag Sri di Desa Penpen, Cirebon (foto: adainfo.id).

adainfo.id – Pemerintah Desa (Pemdes) Penpen, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, menggelar tradisi sedekah bumi atau Mapag Sri sebagai wujud rasa syukur atas hasil pertanian yang melimpah pada Minggu (19/10/2025).

Kegiatan tahunan ini menjadi momen penting bagi masyarakat Desa Penpen, terutama bagi para petani yang menggantungkan hidup dari sektor pertanian. Suasana desa tampak meriah sejak pagi, dihiasi arak-arakan warga yang membawa berbagai hasil bumi dan ornamen khas pedesaan.

Tradisi sedekah bumi telah menjadi bagian dari identitas masyarakat Cirebon.

Acara ini menggambarkan nilai-nilai kebersamaan, gotong royong, dan penghormatan terhadap alam yang memberikan kehidupan bagi warga.
Kuwu Desa Penpen, Mustofa, mengatakan bahwa pelaksanaan Mapag Sri tahun ini menjadi simbol rasa syukur masyarakat atas keberhasilan panen padi dan hasil pertanian lainnya yang melimpah.

Ia menilai, tradisi ini bukan hanya ritual budaya, tetapi juga momentum memperkuat ikatan sosial antarwarga.

“Tradisi ini sudah turun-temurun dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas rezeki berupa hasil bumi yang melimpah. Ini juga menjadi ajang mempererat silaturahmi antarwarga dan memperkuat semangat gotong royong,” ujar Mustofa.

Karnaval Hasil Bumi Warnai Rangkaian Acara

Salah satu kegiatan yang paling dinantikan dalam sedekah bumi Desa Penpen adalah karnaval hasil bumi.

Tahun ini, karnaval diikuti oleh lima dusun yang ada di Desa Penpen, masing-masing menampilkan kreativitas dan kekayaan pertanian khas wilayahnya.

Berbagai hasil bumi seperti padi, jagung, cabai, terong, tomat, dan buah-buahan lokal diarak keliling kampung.

Warga mengenakan pakaian adat petani dan membawa gegunungan — tumpukan hasil bumi yang disusun berbentuk gunungan sebagai simbol kemakmuran.

“Karnaval ini adalah wujud rasa syukur kami atas hasil pertanian yang melimpah. Selain itu, juga menjadi ajang untuk mempromosikan potensi pertanian yang ada di Desa Penpen,” kata Mustofa.

Karnaval berlangsung meriah dan disambut antusias oleh masyarakat.

Anak-anak hingga orang tua berbaur dalam suasana gembira. Setelah prosesi arak-arakan selesai, gegunungan hasil bumi tersebut menjadi rebutan warga, karena dipercaya membawa berkah dan keberuntungan bagi siapa pun yang mendapatkannya.

“Tradisi rebutan hasil bumi ini menjadi bagian dari kebersamaan. Semua warga ikut bersuka cita tanpa membedakan usia maupun status sosial,” ujar salah seorang tokoh masyarakat setempat.

Penpen Bersholawat Jadi Puncak Acara

Puncak perayaan sedekah bumi di Desa Penpen ditandai dengan kegiatan Penpen Bersholawat. Acara ini diikuti oleh seluruh warga desa dan digelar di lapangan utama Desa Penpen pada malam hari.

Ratusan warga memadati lokasi acara sambil melantunkan sholawat bersama para habaib, kiai, dan tokoh masyarakat.

Tradisi Penpen Bersholawat ini menjadi simbol spiritual masyarakat desa yang memadukan nilai budaya dan keagamaan dalam satu kesatuan harmonis.

“Melalui acara bersholawat ini, kami memohon kepada Allah SWT agar hasil pertanian di Desa Penpen selalu diberikan keberkahan dan keselamatan bagi seluruh warga,” tutur Mustofa.

Selain doa bersama, acara juga diisi dengan ceramah keagamaan dan tausiah yang menekankan pentingnya rasa syukur dan kebersamaan dalam menjaga alam serta hasil pertanian.

Bagi masyarakat Desa Penpen, sedekah bumi bukan sekadar ritual adat, tetapi juga sarana introspeksi dan pengingat bahwa kesejahteraan desa bergantung pada keseimbangan antara manusia dan alam.

Harapan Menuju Desa Makmur dan Sejahtera

Desa Penpen memiliki lahan pertanian seluas sekitar 90 hektare yang tersebar di berbagai wilayah. Sebagian besar lahan tersebut ditanami padi, sayuran, dan tanaman hortikultura yang menjadi sumber penghidupan utama warga.

Mustofa mengungkapkan, dengan adanya kegiatan sedekah bumi ini, pihaknya berharap produktivitas pertanian di Desa Penpen semakin meningkat dan mampu memperkuat ketahanan pangan lokal.

“Kami berharap dengan adanya sedekah bumi ini, Desa Penpen akan semakin makmur dan sejahtera. Ini adalah bentuk rasa syukur sekaligus doa bersama agar desa kami terus diberi hasil panen yang baik dan berkah bagi masyarakat,” pungkasnya.

Selain menjadi wujud rasa syukur, kegiatan Mapag Sri juga menjadi sarana pelestarian budaya lokal agar tidak tergerus oleh perkembangan zaman.

Pemdes Penpen berkomitmen untuk menjadikan tradisi ini sebagai agenda tahunan yang dapat menarik perhatian wisatawan dan memperkenalkan kekayaan budaya Cirebon kepada generasi muda.

Masyarakat berharap, kegiatan seperti sedekah bumi dapat terus digelar dengan dukungan semua pihak, baik pemerintah desa, tokoh masyarakat, maupun para petani, agar tradisi luhur ini tetap hidup dan menjadi bagian dari identitas budaya Cirebon yang gemah ripah loh jinawi.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *