Disdamkarmat Bentuk Relawan Pemadam Kebakaran di Desa Sarabau

KIM
Pembentukan dan pembinaan Redkar yang digelar oleh Disdamkarmat Kabupaten Cirebon di Desa Sarabau, Selasa (17/06/25) (foto: adainfo.id)

adainfo.id – Komitmen Pemerintah Kabupaten Cirebon dalam meningkatkan ketangguhan masyarakat menghadapi bencana kebakaran kembali dibuktikan melalui pembentukan dan pembinaan Relawan Pemadam Kebakaran (Redkar) yang diselenggarakan oleh Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkarmat) Kabupaten Cirebon di Desa Sarabau, Kecamatan Plered.

Langkah strategis ini dilakukan sebagai bagian dari sinergi lintas sektor, khususnya dengan Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPKPP) dalam program Pelitaku (Peduli Lingkungan Tanpa Kumuh), sebuah gerakan terpadu untuk membangun kawasan permukiman yang sehat, aman, dan tertib.

Sebanyak 22 relawan desa dilibatkan secara aktif dalam pelatihan intensif yang dipusatkan di kantor desa. Mereka menerima materi teoritis dan praktik langsung mengenai dasar-dasar penanggulangan kebakaran, mulai dari teknik evakuasi korban, penggunaan Alat Pemadam Api Sederhana (APAS), Alat Pemadam Api Ringan (APAR), hingga pengoperasian pompa pada unit mobil damkar.

Kepala Disdamkarmat Kabupaten Cirebon, Feri Afrudin, menegaskan bahwa keterlibatan masyarakat dalam upaya preventif bencana merupakan kunci utama dalam memperpendek waktu respons darurat di wilayah desa yang sulit dijangkau dalam waktu cepat oleh unit pemadam utama.

“Relawan ini bukan sekadar pelengkap, mereka adalah mitra strategis kami. Dengan adanya Redkar, desa memiliki kapasitas awal untuk bertahan dan bertindak saat terjadi kebakaran,” tegas Feri, Selasa (17/06/2025).

Kolaborasi Lintas Dinas Perkuat Program

Tak hanya mengandalkan pelatihan teknis, kegiatan ini juga diisi oleh narasumber dari Kejaksaan Negeri Kabupaten Cirebon dan DPKPP Kabupaten Cirebon.

Perwakilan Kejaksaan Negeri menyampaikan pentingnya perlindungan hukum bagi relawan, serta menjelaskan fungsi dan kewenangan kejaksaan dalam bidang perdata dan tata usaha negara, terutama ketika relawan berhadapan dengan sengketa di lapangan.

Sedangkan pihak DPKPP memaparkan kondisi eksisting permukiman di Desa Sarabau yang masuk dalam kategori wilayah kumuh, serta menekankan pentingnya partisipasi aktif warga dalam menjaga kebersihan, ketertiban, dan keamanan lingkungan.

Program Pelitaku sendiri hadir sebagai bagian dari upaya sistematis mengurangi kawasan kumuh, yang berpotensi memperparah bencana seperti kebakaran, banjir, dan penyebaran penyakit.

“Relawan Redkar adalah jembatan antara pemerintah dan masyarakat. Mereka bukan hanya pemadam, tapi juga agen perubahan lingkungan,” ujar perwakilan DPKPP.

Relawan Antusias, Warga Merasa Lebih Siap

Antusiasme peserta menjadi bukti nyata bahwa masyarakat menyambut baik inisiatif ini. Salah satu relawan yang mengikuti pelatihan mengatakan bahwa pelatihan ini membuatnya lebih percaya diri dan siap membantu jika kebakaran terjadi di lingkungan tempat tinggal.

“Kami lebih siap sekarang. Tahu harus bagaimana jika ada kebakaran. Ini tidak hanya soal alat, tapi juga soal keberanian dan kesiapsiagaan,” ungkap Nawawi, salah satu relawan.

Dalam praktik lapangan, para relawan juga diajarkan untuk berkoordinasi secara cepat antarwarga, memahami jalur evakuasi, dan mengenali titik-titik rawan kebakaran di desa.

Redkar, Garda Depan Penanggulangan di Desa

Disdamkarmat Kabupaten Cirebon berharap, model pelatihan Redkar ini bisa direplikasi ke desa-desa lainnya di Kabupaten Cirebon yang juga berisiko tinggi terhadap kebakaran.

“Kami tidak bisa menjangkau semua titik dalam hitungan menit. Tapi jika desa punya Redkar, maka minimal langkah awal bisa dilakukan sampai bantuan kami tiba,” jelas Feri.

Lebih jauh, Feri menyebut bahwa program ini tidak akan berhenti pada pelatihan awal. Akan ada evaluasi berkala, pelatihan lanjutan, dan pendampingan intensif agar Redkar benar-benar menjadi kekuatan tangguh di tingkat lokal.

Mewujudkan Permukiman Aman dan Sehat

Inisiatif ini dinilai selaras dengan misi jangka panjang pemerintah daerah dalam menciptakan permukiman yang bebas dari risiko kebakaran dan kekumuhan. Dukungan masyarakat menjadi aspek penting untuk menjamin keberlanjutan program ini.

“Tak ada perubahan tanpa keterlibatan warga. Pelitaku dan Redkar adalah dua sisi mata uang yang saling melengkapi: satu membangun lingkungan yang sehat, satu lagi menjaga dari bencana,” ujar staf DPKPP dalam sesi penutupan pelatihan.

Kegiatan ini juga menjadi bukti bahwa kesiapsiagaan terhadap bencana tidak harus selalu mahal, tetapi bisa dilakukan dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat berbasis lokalitas dan gotong royong.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *