Garda Sakti Sekata Kota Cirebon Resmi Dilantik

KIM
Garda Sakti Sekata Kota Cirebon saat melakukan pelantikan, Minggu (20/07/25) (foto: adainfo.id)

adainfo.id – Garda Satuan Bakti Serbaguna Karang Taruna (Garda Sakti Sekata) Kota Cirebon resmi dilantik pada Minggu (20/7/2025). Pelantikan tersebut menandai masuknya Garda Sakti Sekata sebagai bagian strategis gerakan kepemudaan Karang Taruna. Kehadiran mereka diharapkan menjadi katalisator perubahan sosial, edukasi generasi muda, dan penguatan nilai-nilai kebangsaan.

Dalam sambutannya, Rian Hadi Saputra menegaskan bahwa Garda Sakti Sekata diharapkan menjadi ujung tombak kolaborasi pemuda dengan pemerintah daerah, masyarakat sipil, dan sektor swasta.

“Kami terbuka untuk berkolaborasi dan bersinergi. Garda Sakti Sekata merupakan bagian dari kekuatan pemuda Kota Cirebon yang siap membawa perubahan ke arah lebih baik,” tegas Rian, disambut tepuk tangan meriah dari seluruh peserta.

Rian juga menyerukan agar Pemerintah Kota Cirebon memberikan dukungan nyata terhadap berbagai program positif yang dirancang Garda Sakti Sekata, terutama jika berdampak langsung bagi warga muda.

“Pemuda yang aktif, terlibat dalam program kemasyarakatan, adalah aset penting bagi pembangunan daerah,” tambahnya.

Dalam pelantikan tersebut pun, Adi Kusnadi, selaku Komandan Garda Sakti Sekata, membacakan visi mereka untuk menjawab tantangan zaman.

“Kami hadir untuk menjawab tantangan zaman melalui kolaborasi, edukasi, dan gerakan sosial yang positif. Garda Sakti Sekata siap bersinergi dengan pemerintah dan masyarakat dalam membangun kesejahteraan sosial serta karakter pemuda yang kritis dan berintegritas,” tegas Adi.

Dalam keterangannya, Adi menekankan bahwa pekerjaan nyata menunggu setelah prosesi pelantikan. Garda Sakti Sekata akan digerakkan ke ranah aksi, dari penguatan mental, pelatihan soft skill, hingga program pengabdian masyarakat.

“Jangan hanya berhenti di seremoni, tapi lanjutkan dengan aksi nyata untuk masyarakat,” ajaknya.

Garda Sakti Sekata: Arah, Visi, dan Program Kerja

Berdasarkan rencana awal, Garda Sakti Sekata Kota Cirebon akan fokus pada empat pilar utama:

  • Pendidikan dan pelatihan keterampilan hidup (life skills) bagi generasi muda.

  • Pengabdian masyarakat, seperti aksi kebersihan lingkungan, edukasi kesehatan, dan bakti sosial.

  • Pengembangan karakter dan patriotisme, melalui dialog kebangsaan, kegiatan bela negara, dan pendampingan budaya lokal.

  • Kolaborasi multi-stakeholder, bekerjasama dengan OPD Pemkot, lembaga non-pemerintah, dan komunitas.

Rian menambahkan bahwa keberhasilan gerakan kepemudaan haruslah partisipatif dan adaptif dalam merespons kebutuhan zaman. Program yang bersifat top-down akan kurang efektif. Garda Sakti Sekata hadir untuk memperkuat voice pemuda atas aspirasi mereka sendiri.

Dukungan Resmi dari Pemerintah dan Komunitas

Hadir di acara itu sejumlah perwakilan OPD Pemkot Cirebon, termasuk dari Dinas Pemuda dan Olahraga, Bagian Kesra, dan Bagian Kemasyarakatan. Kehadiran mereka mendapat apresiasi penuh dari Rian dan Adi.

“Ini menunjukkan pemerintah memberikan perhatian nyata terhadap semangat pemuda,” kata Adi, usai acara resmi.

Para perangkat kota berharap Garda Sakti Sekata dapat menjadi mitra dalam berbagai program strategis, terutama yang masuk dalam visi pembangunan Kota Cirebon 2025–2030.

Ketua Karang Taruna Kota Cirebon, Rian Hadi Saputra, secara lugas menyoroti empat isu krusial yang menjadi pekerjaan rumah serius bagi Garda Sakti Sekata. Pertama, soal manajemen organisasi yang profesional. Rian menekankan bahwa soliditas internal tak bisa dibangun hanya dengan semangat, tetapi harus diiringi dengan struktur yang fungsional, pembagian tugas yang jelas, serta sistem kerja yang terukur.

“Organisasi pemuda harus bisa bersaing dengan ekosistem yang makin kompleks. Kalau manajemen internalnya belum matang, itu akan jadi titik lemah pertama yang menggoyahkan,” ujar Rian.

Kedua, tantangan pendanaan berkelanjutan menjadi poin yang tak kalah genting. Menurutnya, kegiatan sosial pemuda memang seringkali semangatnya tinggi, namun terhambat oleh minimnya sokongan finansial. Untuk itu, Garda Sakti Sekata harus pandai membaca peluang kolaborasi, baik dengan pelaku usaha lokal, lembaga filantropi, maupun sponsor kegiatan CSR dari korporasi.

“Jangan terlalu mengandalkan anggaran pemerintah. Bangun kepercayaan dari luar. Itu juga bagian dari proses pendewasaan organisasi,” katanya.

Tantangan ketiga adalah membangun kepercayaan publik. Dalam era digital yang serba cepat, Rian mengingatkan bahwa konsistensi program dan transparansi pertanggungjawaban menjadi kunci utama menjaga citra positif organisasi. Masyarakat, katanya, kini tak hanya melihat hasil akhir, tetapi juga proses dan cara organisasi beroperasi.

“Warga sekarang bisa menilai. Kalau programnya bagus tapi tidak berkelanjutan, publik akan skeptis. Maka, tanamkan nilai integritas sejak dini,” tegas Rian.

Yang terakhir, dan tak kalah penting, adalah mencegah konflik internal. Sejarah organisasi kepemudaan di berbagai daerah kerap mencatat dinamika konflik karena ego sektoral, miskomunikasi, hingga perebutan peran. Garda Sakti Sekata diingatkan untuk membentengi dirinya dengan kode etik organisasi, serta menumbuhkan budaya komunikasi yang inklusif dan terbuka.

“Jangan sampai energi muda yang seharusnya positif malah habis untuk urusan internal. Kalau mau besar, perkuat dulu etika berorganisasi dan saling percaya,” tambah Rian.

Ia juga menegaskan bahwa kekuatan utama organisasi pemuda justru terletak pada dukungan jejaring sosial yang mengitarinya. Keluarga, guru, masyarakat, bahkan tokoh agama dan adat, menurutnya, harus dilibatkan secara emosional dan fungsional. Tanpa mereka, kerja pemuda akan terkesan elitis dan kehilangan akar sosialnya.

“Program kepemudaan itu ibarat pohon, dan lingkungan adalah tanahnya. Kalau tak disiram bersama, tak akan tumbuh kuat. Maka kami mengajak semua pihak untuk ikut serta,” pungkas Rian.

Garda Sakti Sekata dan Titik Awal Aksi Besar

Kehadiran Garda Sakti Sekata menghadirkan rasa optimisme bagi pemuda Kota Cirebon. Di tengah tantangan zaman—dari perubahan iklim, ketimpangan sosial, hingga arus digitalisasi—pemuda dipanggil menjadi garda terdepan dalam membentuk masa depan yang lebih baik.

Menurut Adi, organisasi ini bukan sekadar wadah kegiatan, melainkan ruang aktualisasi diri. Aksi nyata seperti pendampingan anak yatim, pelatihan kewirausahaan, dan kampanye literasi digital akan menjadi program awal.

“Kami ingin jadi mitra progresif pemerintah dan masyarakat, bukan sekadar simbolis,” kata Adi.

Momentumnya bukan hanya formalitas. Pelantikan ini menjadi landmark bagi Garda Sakti Sekata – titik awal penguatan organisasi. Momentum ini memberi maskot baru untuk kepemimpinan muda Cirebon—yang bukan hanya berbicara, tetapi bergerak.

Tantangan masih terbuka luas. Namun dari langkah awal ini, terbentuklah fondasi bagi organisasi pemuda yang dinamis, visioner, dan kontributif.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *