Genangan Air Jadi Sarang Nyamuk, Risiko DBD di Depok Kian Meningkat

ARY
Ilustrasi waspada peningkatan DBD di Kota Depok. (Foto: Pixabay/FotoshopTofs)

adainfo.id – Kasus demam berdarah dengue (DBD) kembali meningkat di Kota Depok seiring datangnya musim hujan dan perubahan cuaca ekstrem yang terjadi beberapa pekan terakhir.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok mengingatkan masyarakat untuk lebih waspada terhadap potensi genangan air yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti, penyebab utama penularan penyakit DBD.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Depok, Mary Liziawati, mengatakan bahwa peningkatan kasus DBD mulai terlihat dalam dua bulan terakhir.

Menurutnya, kondisi cuaca yang tidak menentu dengan intensitas hujan tinggi dan suhu panas bergantian menjadi faktor utama munculnya genangan air yang memicu berkembangnya jentik nyamuk.

“Memang lagi musimnya ya, selalu ada kasusnya (DBD). Kita memang terus memberikan edukasi ke masyarakat. Apalagi kalau sudah mulai ada hujan dan panas,” ujar Mary kepada wartawan, Rabu (05/11/2025).

“Hujan panas itu kan risiko terjadi genangan air untuk perkembangan nyamuk Aedes aegypti. Nah ini yang perlu kita waspadai,” sambungnya.

Fasilitas Kesehatan Masih Mampu Tangani Pasien DBD

Meski kasus DBD menunjukkan tren peningkatan, Mary memastikan kondisi fasilitas kesehatan di Kota Depok masih terkendali.

Hingga kini, belum ada laporan rumah sakit yang kewalahan dalam menangani pasien DBD.

“Sampai saat ini kita belum ada laporan rumah sakit di Kota Depok sampai kewalahan. Seperti susah mencari bed di rumah sakit untuk pasien DBD itu belum, saya belum mendapat laporan,” katanya.

Namun, Dinkes tetap menyiapkan langkah antisipatif jika nantinya terjadi lonjakan signifikan kasus DBD.

“Ketika memang dari surveilans kami nanti melihat ada lonjakan yang tinggi, ya nanti kita bersurat ke rumah sakit untuk ada himbauan supaya ada penambahan bed jika memang terjadi kenaikan kasus yang cukup signifikan,” jelasnya.

Mary menambahkan bahwa Pemkot Depok telah memiliki mekanisme respons cepat apabila kasus DBD melonjak drastis.

Termasuk berkoordinasi dengan puskesmas dan rumah sakit untuk meningkatkan kapasitas ruang rawat.

DBD Bukan Penyakit Musiman

Lebih lanjut, Mary menegaskan bahwa penyakit DBD bukanlah penyakit musiman.

Meski biasanya kasus meningkat menjelang akhir tahun, nyamuk Aedes Aegypti dapat berkembang sepanjang tahun apabila kondisi lingkungan mendukung.

“DBD ini kan bukan musiman ya, sepanjang tahun dia ada. Tapi mulai dari bulan-bulan ini mendekati akhir tahun, kita memang perlu waspada karena curah hujan semakin sering, sehingga potensi genangan air juga semakin banyak,” tuturnya.

Ia menekankan pentingnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan metode 3M Plus yaitu menutup, menguras, mengubur, dan mendaur ulang barang bekas tetap menjadi cara paling efektif untuk mencegah penyebaran DBD.

Sosialisasi dan Edukasi ke Sekolah

Selain melakukan pengawasan di wilayah pemukiman, Dinkes Kota Depok juga menggencarkan sosialisasi ke sekolah-sekolah.

Hal ini dilakukan agar lingkungan belajar tetap bersih dan aman dari ancaman nyamuk penyebar DBD.

“Ini nanti kita juga upayakan untuk terus mengingatkan melalui Dinas Pendidikan agar bisa disosialisasikan ke seluruh sekolah, baik di bawah kewenangan Dinas Pendidikan Kota Depok maupun KCD dan Kemenag,” paparnya.

Kegiatan tersebut bisa dilakukan seperti pengecekan jentik nyamuk di tempat penampungan air sekolah, edukasi kepada siswa tentang pentingnya kebersihan.

Kemudian ajakan untuk menjadi “Jumantik Cilik” atau juru pemantau jentik di lingkungan sekolah.

Cuaca Ekstrem dan Risiko Penyakit Lain

Selain ancaman DBD, Mary juga menyoroti munculnya penyakit lain akibat perubahan cuaca ekstrem, salah satunya influenza tipe A.

Meski hingga kini belum ada pemeriksaan laboratorium spesifik di Kota Depok, gejala serupa flu berat mulai banyak ditemukan di masyarakat.

“Sebenarnya kalau influenza tipe A ini kan harus dengan pemeriksaan lab ya, sementara kita sendiri kan tidak melakukan itu. Jadi hanya dari gejala klinisnya saja yang kemungkinan mengarah ke sana,” ungkapnya.

Ia mengingatkan warga untuk lebih memperhatikan kondisi kesehatan tubuh, terutama saat cuaca tidak menentu.

Istirahat cukup, konsumsi makanan bergizi, dan menjaga kebersihan menjadi langkah penting untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Imbauan Kewaspadaan untuk Masyarakat

Dalam kesempatan yang sama, Mary mengimbau masyarakat agar lebih aktif melakukan pencegahan di lingkungan rumah masing-masing.

Genangan air di pot bunga, talang air, atau wadah bekas yang tidak terpakai harus dibersihkan secara rutin.

Selain itu, bagi warga yang sedang mengalami gejala flu, diimbau agar menggunakan masker dan menghindari kontak langsung dengan orang lain.

“Kita harapkan yang sedang mengalami flu memakai masker, dan yang lagi sehat juga menjaga supaya tidak berinteraksi dengan yang sedang sakit flu dan sebagainya. Itu memang yang kita ingatkan ke masyarakat,” pungkasnya.

Dinkes Kota Depok berharap masyarakat tetap menjaga kebersihan lingkungan dan tidak abai terhadap potensi bahaya nyamuk pembawa virus DBD.

Perubahan cuaca yang ekstrem, jika tidak diantisipasi, dapat meningkatkan risiko penularan penyakit yang berpotensi fatal tersebut.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *