Gunung Gede Alami Lonjakan Aktivitas, Waspada Letusan Freatik!
adainfo.id – Gunung Gede kembali menunjukkan peningkatan aktivitas yang cukup signifikan dalam beberapa waktu terakhir.
Dalam enam jam terakhir pada Selasa, 1 April 2025, tercatat terjadi 21 kali gempa Vulkanik Dalam (VA).
Sebuah lonjakan yang jauh melebihi rata-rata harian pada bulan sebelumnya.
Menanggapi hal ini, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan imbauan kepada masyarakat.
Imbauan itu agar masyarakat tetap waspada terhadap kemungkinan letusan freatik dan potensi hembusan gas beracun di sekitar kawah.
Meskipun demikian, status Gunung Gede saat ini masih berada pada Level I (Normal).
Namun masyarakat di minta untuk tetap mengikuti perkembangan informasi dari pihak berwenang.
Analisis Aktivitas Seismik Gunung Gede
Melansir dari laman ESDM, Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, menjelaskan bahwa peningkatan aktivitas seismik di Gunung Gede kali ini tergolong mencolok.
“Pada tanggal 1 April 2025, dalam rentang pukul 00.00 hingga 06.00 WIB, terjadi peningkatan gempa Vulkanik Dalam (VA) hingga mencapai 21 kejadian,” ucap Wafid.
“Sebagai perbandingan, rata-rata kejadian Gempa Vulkanik Dalam di Gunung Gede selama periode 1-31 Maret 2025 hanya berkisar 0-1 kali per hari,” imbuhnya.
Peningkatan aktivitas gempa ini mengindikasikan adanya tekanan yang meningkat dalam tubuh Gunung Gede.
Jika tekanan ini terus bertambah, bukan tidak mungkin akan terjadi letusan freatik atau hembusan gas berbahaya dari kawah gunung tersebut.
Meskipun begitu, berdasarkan pemantauan visual hingga 1 April 2025 pukul 10.00 WIB, tidak di temukan tanda-tanda peningkatan signifikan yang mengarah pada erupsi besar.
Potensi Letusan Freatik dan Gas Beracun
Letusan freatik adalah letusan yang terjadi akibat interaksi antara air tanah dan magma panas, yang menyebabkan ledakan uap tanpa adanya material magma baru yang dikeluarkan.
Kondisi ini berbahaya karena sering terjadi tanpa adanya tanda-tanda peringatan yang jelas.
Selain itu, letusan freatik juga dapat di sertai dengan hembusan gas beracun seperti sulfur dioksida (SO₂) yang dapat membahayakan masyarakat sekitar.
PVMBG mengimbau agar masyarakat dan wisatawan tidak memasuki radius 600 meter dari Kawah Wadon.
Itu karena, wilayah ini menjadi salah satu titik yang berpotensi mengalami letusan freatik.
Sejarah Aktivitas Vulkanik Gunung Gede
Gunung Gede, yang memiliki ketinggian 2.958 mdpl, merupakan gunung api tipe strato yang terletak di perbatasan Kabupaten Cianjur, Sukabumi, dan Bogor, Jawa Barat.
Gunung ini memiliki catatan erupsi terakhir pada tahun 1957, yang terjadi di Kawah Ratu.
Saat itu, letusan menghasilkan kolom asap yang mencapai 3.000 meter di atas puncak.
Berdasarkan pemantauan yang dilakukan oleh Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Gede di Ciloto, Kecamatan Pacet, Cianjur, hingga Maret 2025, hembusan asap dari Kawah Wadon masih terlihat dengan ketinggian mencapai 50 hingga 100 meter.
Tindakan Pencegahan dan Imbauan bagi Masyarakat
Menghadapi potensi letusan freatik dan peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Gede, masyarakat di imbau untuk tetap mengikuti informasi resmi dari PVMBG dan Badan Geologi.
Kemudian, menghindari aktivitas dalam radius 600 meter dari Kawah Wadon.
Lalu, memastikan kesiapan jalur evakuasi bagi masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Gede.
Selanjutnya, mewaspadai gejala alam seperti bau belerang menyengat atau perubahan warna air di sekitar mata air gunung.
Selain itu, tidak menyebarkan informasi hoaks terkait aktivitas vulkanik agar tidak menimbulkan kepanikan di masyarakat.
PVMBG juga menyediakan layanan informasi bagi masyarakat yang ingin mengetahui perkembangan terbaru terkait aktivitas gunung tersebut.
Hal tersebut melalui Pos Pengamatan Gunungapi Gede di 0812-2431-4051 atau Badan Geologi Bandung di nomor (022) 7272606.