Indonesia Harus Konsisten di PBB, Rektor UI Tegaskan Komitmen pada Palestina
adainfo.id – Suara solidaritas terhadap Palestina kembali menggema dari kalangan akademisi. Rektor Universitas Indonesia (UI), Prof. Heri Hermansyah, menegaskan bahwa pendidikan dan diplomasi tidak boleh netral dalam isu kemanusiaan, melainkan harus berpihak dan memperjuangkannya di forum dunia.
Prof. Heri menyampaikan hal itu dalam acara deklarasi pernyataan Guru Besar Indonesia terkait Palestina yang berlangsung di Masjid Ukhuwah Islamiyah, UI, Depok, Jumat (19/09/2025) kemarin.
Ia menegaskan bahwa perjuangan kemerdekaan Palestina bukan sekadar isu politik, melainkan panggilan moral dan kemanusiaan.
Selain itu, Prof. Heri juga mendorong reformasi tata kelola Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Menurutnya, suara Indonesia di forum internasional harus lantang dan konsisten, terutama pada Sidang Umum PBB ke-80 yang akan digelar pada 23 September 2025 mendatang.
“Indonesia punya tanggung jawab moral, historis, dan konstitusional untuk terus bersama bangsa Palestina. UI bersama para akademisi akan selalu mendorong agar komitmen ini disuarakan dengan tegas di forum dunia,” ujar Heri dalam keterangannya Sabtu (20/09/2025).
Hak Veto Dinilai Tidak Relevan
Lebih jauh, Prof. Heri menjelaskan bahwa reformasi DK PBB adalah kebutuhan mendesak agar lembaga tersebut lebih inklusif dan berkeadilan.
“Hak veto yang dimonopoli lima negara besar tidak lagi relevan dengan perkembangan zaman,” tegasnya.
“Indonesia harus menjadi penggerak untuk menambah anggota tetap DK PBB dan menghapus hak veto, demi memastikan keputusan-keputusan PBB berpihak pada keadilan,” timpalnya lagi.
Menurutnya, kondisi internasional saat ini menuntut perubahan tata kelola PBB agar lebih demokratis.
Dengan demikian, konflik kemanusiaan, termasuk yang dialami Palestina, bisa diselesaikan tanpa intervensi kepentingan segelintir negara besar.
Selain isu global, Prof. Heri juga menyoroti penyebaran disinformasi yang kerap digencarkan kelompok zionis di Indonesia.
Ia menilai, narasi yang sengaja membenturkan pemerintah dengan masyarakat perlu dilawan bersama.
“Pemerintah, tokoh agama, akademisi, hingga masyarakat sipil perlu bersatu melawan disinformasi itu. UI siap berada di garis depan dalam literasi publik,” ujarnya.
Prof. Heri menekankan pentingnya literasi digital dan edukasi masyarakat agar tidak terjebak pada propaganda yang melemahkan solidaritas bangsa terhadap Palestina.
Dukungan Konkret untuk Palestina
Selain diplomasi politik, Prof. Heri juga mendorong Indonesia memperkuat dukungan nyata bagi Palestina.
Bentuk dukungan tersebut bisa dilakukan melalui program Indonesian Aid, bantuan kesehatan, pendidikan, hingga kerja sama perdagangan jangka panjang.
“Bantuan itu bukan sekadar amal, tapi strategi untuk memastikan Palestina merdeka sekaligus mandiri. Pendidikan, kesehatan, dan ekonomi adalah fondasi negara mereka ke depan,” terangnya.
Menurutnya, kontribusi nyata akan memberikan dampak lebih berkelanjutan dibanding hanya sekadar retorika.
Prof. Heri menegaskan bahwa kisah perjuangan rakyat Palestina adalah panggilan kemanusiaan bagi Indonesia dan seluruh dunia.
Sebagai institusi pendidikan tinggi, UI berkomitmen untuk terus menggunakan ilmu pengetahuan sebagai alat perjuangan.
“UI berkomitmen untuk menjadikan ilmu pengetahuan dan solidaritas akademik sebagai jembatan harapan bagi Palestina. Dengan itu, kita tidak hanya membela mereka di kata-kata, tetapi juga lewat tindakan nyata,” tukasnya.
Pernyataan Rektor UI tersebut mendapat apresiasi dari para akademisi dan peserta deklarasi.
Suasana penuh kehangatan tampak ketika para guru besar, dosen, dan mahasiswa bersama-sama menyatakan komitmen untuk terus mendukung perjuangan rakyat Palestina melalui jalur akademik, sosial, dan diplomasi internasional.











