Indonesia-Uni Eropa Sepakati IEU-CEPA Setelah 10 Tahun Perundingan, Airlangga: Situasi Geopolitik Jadi Kunci

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto (kanan), selepas menandatangani Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) di Kantor Pusat Uni Eropa Berlaymont Building, Brussel, Minggu (13/07/25) (foto: Instagram @airlanggahartarto_official)

adainfo.id – Setelah melalui proses negosiasi selama lebih dari satu dekade, Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) akhirnya disepakati oleh pemerintah Indonesia dan Uni Eropa. Perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif ini dipastikan akan difinalisasi dan diberlakukan dalam waktu dekat.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan bahwa perubahan situasi global menjadi faktor utama yang membuat Eropa akhirnya menyetujui perjanjian dagang tersebut.

“Sekarang sudah tidak ada kendala lagi, jadi sudah selesai. Sebelumnya banyak hal, tapi tentu situasi global dan geopolitik semuanya berubah. Itu yang mempengaruhi,” ujar Airlangga dalam keterangannya yang ditayangkan secara virtual oleh Sekretariat Presiden, Minggu (13/7/2025).

Airlangga menjelaskan bahwa Indonesia kini dianggap sebagai mitra strategis oleh Uni Eropa, karena volume perdagangan antara kedua belah pihak tergolong besar dan terus mengalami peningkatan.

Berdasarkan data dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, nilai perdagangan Indonesia dan Uni Eropa mencapai US$ 30,1 miliar sepanjang tahun 2024, dengan neraca perdagangan surplus bagi Indonesia sebesar US$ 4,5 miliar, naik signifikan dari US$ 2,5 miliar pada tahun sebelumnya.

“Nilainya terus tumbuh dan menunjukkan tren positif. Ini menjadi indikator bahwa Indonesia punya posisi penting dalam rantai pasok global,” tambah Airlangga.

Proses Menjadi Anggota OECD Jadi Pertimbangan Eropa

Faktor lain yang menjadi pendorong kesepakatan IEU-CEPA adalah posisi Indonesia yang kini dalam proses menjadi anggota Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), organisasi kerja sama ekonomi negara-negara maju dunia yang sebagian besar anggotanya berasal dari Eropa.

Airlangga menyebut bahwa proses tersebut membuat Indonesia mulai dipandang sebagai negara yang berpandangan selaras atau like-minded country oleh negara-negara Eropa.

“Karena kita dilihat dalam proses masuk menjadi OECD, maka dianggap sudah mulai sejalan dengan negara-negara maju. Ini menjadi sinyal kuat bagi Uni Eropa bahwa Indonesia adalah mitra jangka panjang yang potensial,” tuturnya.

Indonesia Jadi Pelopor Kerja Sama ASEAN-Uni Eropa

Selain itu, Indonesia juga dinilai memiliki pengaruh kuat di kawasan Asia Tenggara. Dalam konteks ASEAN, Indonesia dianggap sebagai anchor (jangkar) bagi kerja sama kawasan dengan mitra global.

“Mereka (Uni Eropa) melihat di regional ASEAN, Indonesia sangat kuat. Dan Indonesia menjadi pelopor kerja sama mereka dengan negara-negara Asia Tenggara,” ujar Airlangga.

Ia menambahkan bahwa beberapa negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand kini juga mulai menunjukkan minat untuk menjalin kemitraan serupa dengan Uni Eropa, mengikuti jejak Indonesia.

IEU-CEPA Akan Dorong Reformasi Ekonomi

Perjanjian IEU-CEPA disebut-sebut tidak hanya memperluas akses pasar, tetapi juga akan mendorong reformasi struktural di berbagai sektor. Perjanjian ini mencakup isu-isu strategis seperti perdagangan barang, jasa, investasi, hak kekayaan intelektual, pembangunan berkelanjutan, hingga regulasi perdagangan digital.

IEU-CEPA juga menjadi bagian penting dari strategi Indonesia untuk memperluas pasar ekspor non-tradisional di tengah dinamika ekonomi global dan meningkatnya proteksionisme dari beberapa negara besar.

Dengan kesepakatan IEU-CEPA, pemerintah Indonesia optimis akan terjadi peningkatan investasi langsung dari Eropa. Sektor-sektor yang diprediksi akan menerima manfaat besar antara lain manufaktur, energi terbarukan, infrastruktur hijau, dan teknologi digital.

“Kita berharap ini akan membuka lebih banyak peluang investasi dari Eropa. Bukan hanya soal ekspor-impor, tapi juga soal transfer teknologi dan penguatan sumber daya manusia,” kata Airlangga.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *