Kasus Dugaan Keracunan Massal di Depok, 72 Santri Ditangani RS Bhayangkara Brimob
adainfo.id – Dugaan keracunan massal terjadi pada lingkungan pendidikan berbasis pesantren di Kota Depok.
Puluhan santri salah satu pondok pesantren (Ponpes) di kawasan Cimanggis, harus mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Bhayangkara Brimob Kelapa Dua usai mengalami gejala serupa, mulai dari pusing, mual, muntah, hingga diare dalam intensitas tinggi.
Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Bhayangkara Brimob Kelapa Dua Depok, AKBP dr. Arinando Pratama, mengungkapkan bahwa kasus mulai ditangani sejak 1 September 2025 ketika rombongan pertama santri datang ke rumah sakit.
“Rumah Sakit Bhayangkara Brimob pada tanggal 1 September 2025, mendapatkan informasi dan kedatangan sejumlah santri dari pesantren Baitul Qur’an yang mengalami hampir sama gejalanya, yaitu dengan keluhan pusing, lemas, mual, muntah, dan buang air besar dalam jumlah yang sangat sering,” kata Arinando melalui keterangan yang diterima pada Rabu (03/09/2025).
Menurut Arinando, pada hari pertama terdapat 57 santri yang datang dan langsung ditangani oleh tim medis rumah sakit.
Dari hasil pemeriksaan awal, 31 di antaranya harus menjalani rawat inap, sedangkan 26 lainnya diperbolehkan pulang dengan status rawat jalan.
“Setelah dilakukan triase, penanganan awal, maka dinyatakan 31 di antaranya memerlukan perawatan lebih lanjut berupa rawat inap, pemberian cairan, dan penanganan oleh dokter spesialis anak. Dan sisanya sejumlah 26 dapat dinyatakan untuk pulang dan rawat jalan,” jelas Arinando.
Jumlah Pasien Meningkat Hingga 72 Santri
Hingga 3 September 2025, Arinando menerangkan, total jumlah santri yang sudah mendapatkan penanganan di RS Bhayangkara Brimob mencapai 72 orang.
Dari jumlah tersebut, 42 pasien memerlukan rawat inap karena mengalami dehidrasi cukup berat.
“Dan dari 72 itu, 42 di antaranya memerlukan perawatan lebih lanjut yaitu rawat inap, dikarenakan gejala dehidrasi, kurang cairan,” terang Arinando.
“Tanggal 3 September ini, alhamdulillah, sudah 10 santri yang dapat pulang dan tersisa saat ini sejumlah 32 santri yang masih memerlukan penanganan lanjut,” sambung Arinando.
RS Bhayangkara Brimob Kelapa Dua tidak bekerja sendiri dalam menangani kasus keracunan massal ini.
Arinando memastikan pihaknya berkoordinasi erat dengan Puskesmas Tugu dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok.
“Dalam hal ini kami berkoordinasi dengan Puskesmas Tugu dan dinas kesehatan. Dari dinas kesehatan, secara cepat langsung menurunkan tim surveillance untuk mengidentifikasi, mencari tahu, serta mengambil sampel dari muntahan para santri untuk dilakukan pengecekan lebih lanjut,” ujar Arinando.
Tim medis juga melakukan pemantauan terhadap kondisi pasien, baik yang masih dirawat di rumah sakit maupun yang sudah diperbolehkan pulang.
Kondisi Pasien Mulai Membaik
Kendati jumlah pasien cukup banyak, Arinando menerangkan, pihaknya menyatakan kondisi sebagian besar santri berangsur membaik.
Beberapa di antaranya bahkan sudah diperbolehkan pulang setelah menunjukkan tanda pemulihan.
“Kita harapkan dalam beberapa hari ke depan, para santri ini kondisi akan semakin membaik dan tentunya para santri ini dapat sehat kembali dan dapat kembali ke pesantren untuk melaksanakan aktivitas seperti biasa,” tutur Arinando.
Dinkes Depok Akan Lakukan Investigasi Penyebab Keracunan
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Depok, Mary Liziawati, memastikan pihaknya langsung melakukan investigasi terkait kejadian ini.
“Kami sedang melakukan investigasi. Saat ini santri yang mempunyai keluhan sudah ditangani baik oleh RS maupun puskesmas. Puskesmas terus melakukan pemantauan,” ucap Mary.
Mary menuturkan, jumlah korban yang terdampak ini pun cukup banyak.
“Sekitar 135 sudah ditangani baik di RS maupun oleh puskesmas,” terangnya.
Lebih lanjut, Mary menegaskan makanan yang dikonsumsi dan diduga menjadi penyebab keracunan para santri ini berasal dari dapur ponpes.
“Itu masakan dapur pondok pesantren yang memang sehari-hari masak untuk santrinya,” beber Mary.