Ketersediaan Pangan di Jakarta Dikatakan Aman, Stok Beras dan Daging Melimpah
adainfo.id – Menjelang akhir tahun dan masa libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memastikan bahwa ketersediaan pangan dalam kondisi aman dan terkendali.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta, Hasudungan Sidabalok, menegaskan pihaknya secara rutin melakukan prognosis atau prediksi stok pangan strategis untuk memastikan seluruh kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi tanpa gejolak harga.
Hasudungan menyampaikan bahwa Pemprov DKI telah memetakan 10 komoditas strategis yang berpotensi memengaruhi kestabilan harga di pasar.
Pemantauan dilakukan secara berkala dengan memperhitungkan pasokan, kebutuhan, serta distribusi pangan di wilayah ibu kota.
“Kami rutin melakukan prognois atau prediksi terkait stok pangan strategis yang beredar di pasaran,” tuturnya dikutip Minggu (05/10/2025).
Langkah ini menjadi bagian dari upaya pemerintah daerah untuk menjaga inflasi pangan tetap terkendali.
Terutama menjelang momentum libur panjang di penghujung tahun yang kerap memicu lonjakan konsumsi masyarakat.
Prediksi Ketersediaan Pangan DKI Jakarta
Berdasarkan hasil prognosis pangan untuk September hingga Oktober 2025, Dinas KPKP mencatat bahwa seluruh komoditas strategis masih dalam kondisi aman.
Sementara untuk bulan November hingga Desember, perhitungan tengah dipersiapkan dan akan diumumkan secara terbuka dalam waktu dekat.
Hasudungan menjelaskan bahwa untuk komoditas utama seperti beras, stok di Jakarta bahkan berada pada level sangat aman.
Berdasarkan data, kebutuhan beras selama dua bulan ke depan mencapai 156.745 ton, sedangkan stok yang tersedia mencapai 303.297 ton.
“Jadi, cukup untuk dua bulan, bahkan sampai akhir tahun nanti,” katanya.
Angka tersebut menunjukkan bahwa stok beras di Jakarta berada pada posisi surplus.
Artinya, masyarakat tidak perlu khawatir terhadap potensi kelangkaan beras atau lonjakan harga di pasar tradisional maupun ritel modern.
Stok Daging Sapi, Kerbau, dan Ayam Melimpah
Selain beras, Pemprov DKI juga memastikan bahwa stok daging sapi dan kerbau berada pada kondisi aman.
Berdasarkan hasil pemantauan, kebutuhan daging sapi dan kerbau selama dua bulan mendatang diperkirakan mencapai 11.999 ton, sementara stok yang tersedia mencapai 40.418 ton.
Jumlah tersebut menunjukkan ketersediaan yang lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga akhir tahun.
Kondisi serupa juga terlihat pada komoditas daging ayam, yang bahkan memiliki stok jauh lebih melimpah dibandingkan daging sapi.
Selama dua bulan ke depan, kebutuhan diperkirakan mencapai 30.176 ton, sedangkan stok ketersediaan mencapai 74.940 ton.
“Demikian juga daging ayam cukup untuk dua bulan ke depan, bahkan ketersediaannya lebih melimpah daripada daging sapi,” bebernya.
Dengan ketersediaan yang stabil ini, diharapkan harga daging ayam di pasaran tidak akan mengalami fluktuasi tajam menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru.
Komoditas Cabai dan Bawang Dipastikan Aman
Selain pangan pokok dan sumber protein hewani, Pemprov DKI Jakarta juga menaruh perhatian khusus pada komoditas hortikultura.
Terutama cabai dan bawang, yang kerap menjadi pemicu inflasi daerah.
Hasudungan menyebutkan, kebutuhan cabai rawit merah selama dua bulan mendatang diperkirakan mencapai 4.131 ton, sedangkan stok yang tersedia mencapai 9.272 ton.
Untuk cabai merah keriting, kebutuhan sebesar 5.595 ton dapat terpenuhi dengan ketersediaan stok mencapai 10.641 ton.
“Yang produk-produk lain, produk hortikultural lain yang berpengaruh terhadap inflasi daerah seperti bawang merah, bawang putih, itu juga cukup,” paparnya.
Dengan kondisi pasokan yang melimpah, Pemprov DKI optimistis gejolak harga cabai dan bawang yang biasa terjadi pada akhir tahun dapat diantisipasi lebih baik tahun ini.
Stabilitas Gula Pasir dan Minyak Goreng Tetap Terjaga
Selain komoditas segar, gula pasir dan minyak goreng juga menjadi perhatian penting.
Hasudungan menjelaskan bahwa kedua komoditas tersebut bersifat industrial.
Artinya tidak langsung bergantung pada hasil panen petani melainkan pada proses produksi industri pangan nasional.
Karena itu, koordinasi antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat, serta pelaku usaha, terus diperkuat untuk menjamin rantai pasok berjalan lancar.
“Prognosa kebutuhan dan ketersediaan pangan di Jakarta untuk bulan November sampai dengan Desember, akan kita sampaikan juga nanti,” pungkasnya.
Keterlibatan sektor swasta, termasuk perusahaan distributor besar dan pelaku ritel modern, juga menjadi bagian dari strategi menjaga stabilitas stok.
Melalui mekanisme pengawasan terpadu, Dinas KPKP memastikan tidak terjadi penimbunan atau praktik perdagangan tidak sehat yang dapat mengganggu distribusi pangan di lapangan.