Kucing Dominasi Laporan Hewan Liar, Depok Tingkatkan Pendataan Terpadu

ARY
Ilustrasi pendataan hewan liar di Kota Depok termasuk kucing melalui platform Satu Peta Anabul. (Foto: Unsplash/Winston Chen)

adainfo.id – Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Depok memperkuat langkah pendataan hewan liar dengan melaksanakan Sosialisasi Pendataan dan Pemetaan Hewan melalui Platform Satu Peta Anabul.

Program ini menjadi pusat penguatan data hewan terlantar, terutama kucing dan anjing di ruang publik, yang selama ini belum tercatat secara terpadu di lingkup kota.

Kegiatan sosialisasi digelar secara luring dan daring, diikuti oleh perwakilan sekolah negeri dan swasta.

Kemudian, penanggung jawab zoonosis dari Puskesmas, unsur Dinas Kesehatan, serta camat dan lurah se-Kota Depok.

Beragamnya peserta menunjukkan pentingnya kolaborasi antarinstansi dalam memahami penyebaran hewan liar dan risiko kesehatannya.

Kepala DKP3 Kota Depok, Widyati Riyandani, menegaskan bahwa pendataan menjadi kebutuhan penting untuk membaca situasi lapangan.

“Pendataan ini menjadi dasar bagi kami dalam memahami sebaran hewan liar, kondisi kesehatannya, serta kebutuhan penanganan di masing-masing wilayah,” papar Widyati dikutip Jumat (05/12/2025).

Widyati juga menambahkan pentingnya data untuk perencanaan kebijakan jangka panjang.

“Data tersebut sangat penting terutama ketika berbicara mengenai kebijakan penanganan hingga kemungkinan pembangunan shelter,” jelas Widyati.

Platform Satu Peta Anabul: Basis Data Terintegrasi Hewan Liar

Materi teknis mengenai penggunaan platform disampaikan oleh Rizka Zamzani Ibrahim dari komunitas NgePawRangers.

Platform Satu Peta Anabul dirancang menjadi pusat data digital yang menyatukan laporan masyarakat, relawan, dan komunitas peduli hewan.

Rizka menjelaskan bahwa sistem ini mencakup beragam informasi lokasi temuan hewan liar, kesehatan hewan, status sterilisasi, catatan penyelamatan, hingga aktivitas relawan di lapangan.

“Selama ini data hewan jalanan terpecah-pecah di berbagai komunitas atau individu,” ungkap Rizka.

“Melalui Satu Peta Anabul, seluruh laporan dapat dihimpun secara terintegrasi sehingga pemangku kepentingan memiliki dasar yang sama dalam merencanakan intervensi,” sambung Rizka.

Rizka juga membeberkan data terbaru hingga Juli 2025 tercatat 1.416 laporan hewan liar yakni 1.410 kucing dan 6 anjing.

Dari jumlah tersebut, 21 persen telah menjalani sterilisasi, sementara sisanya belum menerima penanganan serupa

Mayoritas hewan dilaporkan dalam kondisi sehat, namun sebagian ditemukan dengan kondisi sakit, luka, atau membutuhkan penanganan medis.

Pemanfaatan Data untuk Cegah Risiko Zoonosis

Sementara itu, Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan DKP3 Depok, Dede Zuraida, data pemetaan menjadi alat penting dalam respons cepat terhadap potensi zoonosis serta kebutuhan penanganan di wilayah tertentu.

“Platform ini memungkinkan kami melihat lokasi yang menjadi titik berkumpul koloni kucing atau anjing, termasuk wilayah dengan laporan kesehatan yang membutuhkan penanganan cepat,” ucap Dede.

“Data ini akan membantu dalam pengambilan keputusan terkait vaksinasi, sterilisasi, ataupun pelaporan kasus,” timpal Dede.

Dede menegaskan bahwa keberhasilan pendataan ditentukan oleh keterlibatan aktif masyarakat dan relawan.

“Relawan dan komunitas adalah pihak yang paling dekat dengan hewan-hewan ini. Mereka memberikan laporan real-time yang nantinya memperkaya data untuk dianalisis,” beber Dede.

Keaktifan masyarakat dalam melaporkan temuan hewan liar juga mendorong proses penanganan lebih cepat.

Terutama untuk kasus hewan terluka, hewan hamil, atau hewan dengan gejala penyakit menular.

Pendataan melalui Satu Peta Anabul akan mendukung perumusan kebijakan terkait kawasan rawan hewan terlantar, kebutuhan shelter.

Lalu, penguatan program sterilisasi, penanganan penyakit menular, dan pembinaan komunitas penyelamat hewan.

Dengan data yang lebih presisi, rencana pembangunan shelter kota, program sterilisasi massal, hingga pengaturan kawasan publik akan memiliki dasar yang kuat dan akurat.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *