Kuwu Cipeujehkulon Tanggapi Tantangan Kapolresta: Bangun Gapura Bambu dari Dana Pribadi

KIM
Bangun Gapura Bambu Cipeujeh Kulon yang menggunakan dana pribadi kuwu. (foto: adainfo.id)

adainfo.id – Menjawab tantangan Kapolresta Cirebon Kombes Pol Sumarni agar para kuwu menata desanya agar lebih bersih, aman, dan menarik, Kuwu Cipeujehkulon Haji Lili Mashuri langsung bergerak cepat.

Dalam waktu singkat, wajah perbatasan desa yang sebelumnya terkesan kumuh kini berubah drastis menjadi ikon baru berwujud gapura dan pagar bambu setinggi lima meter di atas jembatan Sungai Ciputih.

Bangunan sepanjang 30 meter tersebut tidak hanya memperindah kawasan perbatasan desa, tetapi juga membawa pesan kuat tentang edukasi lingkungan dan semangat pelestarian kearifan lokal.

Dibangun secara gotong royong bersama warga, gapura bambu ini menjadi simbol transformasi dan komitmen Desa Cipeujehkulon untuk lebih tertib dan ramah lingkungan.

Kuwu Lili Mashuri, yang akrab disapa Jiwu, mengatakan tujuan utama pembangunan ini bukan semata dekoratif, tetapi juga mengubah perilaku masyarakat.

“Alhamdulillah, Desa Cipeujehkulon sekarang punya ikon. Gapura bambu ini bukan cuma indah dipandang, tapi juga untuk edukasi. Supaya warga sadar, jangan lagi buang sampah ke Sungai Ciputih,” ujarnya, Rabu (22/7/2025).

Pemilihan bambu sebagai material utama bukan tanpa alasan. Selain mudah diperoleh di sekitar desa, penggunaan bambu juga mencerminkan identitas budaya masyarakat lokal sekaligus mendukung arahan Kapolresta untuk memanfaatkan potensi desa.

Didanai Pribadi, Bukan dari Dana Desa

Yang membuat banyak pihak terkejut, seluruh biaya pembangunan gapura dan pagar bambu ini berasal dari kantong pribadi Kuwu Jiwu, bukan dari Dana Desa (DD) maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

“Pembangunan ini murni saya biayai sendiri. Belum pakai anggaran desa. Baru 50 persen selesai, nanti kalau rampung tampilannya pasti lebih bagus lagi,” tegasnya.

Langkah ini diapresiasi warga sebagai bentuk nyata kepedulian pemimpin desa yang tidak hanya menunggu bantuan pemerintah, tetapi turun langsung membenahi wajah wilayahnya.

Tidak berhenti di satu titik, Kuwu Jiwu telah menyusun rencana jangka menengah: memperluas pemasangan pagar bambu hingga ke jalur poros Cipeujehkulon – Belawa. Bahkan, ia akan mengajak warga untuk menerapkan konsep serupa di lingkungan rumah masing-masing sebagai identitas kawasan.

“Kalau warga kompak, konsep ini bisa menyatu ke seluruh desa. Identitas bambu akan jadi pembeda dan kekuatan kita,” tambahnya.

Langkah visioner ini membuktikan bahwa Desa Cipeujehkulon tidak hanya merespons imbauan dari aparat, tetapi mengambil inisiatif menjadi pelopor dalam gerakan desa bersih, tertib, dan berbudaya.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *