Kuwu Narisa Majukan Suranenggala Kidul Lewat Inovasi dan Kampung Literasi

KIM
Kuwu Suranenggala Kidul, Narisa (kiri), saat menerima penghargaan dari Pemkab Cirebon yang diserahkan oleh Wakil Bupati Cirebon, Jigus. (foto: Adainfo.id)

adainfo.id – Desa Suranenggala Kidul kini tengah membuktikan sebagai salah satu desa yang mampu melakukan transformasi di bidang literasi. Terletak di tengah wilayah pesisir Kabupaten Cirebon, gerakan literasi Desa Suranenggala Kidul mampu mengubah wajah desa.

Dengan diresmikannya sebagai Kampung Literasi pertama, desa ini resmi mencetak sejarah, tidak hanya di tingkat lokal, tapi juga sebagai acuan nasional dalam pengembangan sumber daya manusia berbasis literasi dan inovasi.

Peresmian Kampung Literasi yang berlangsung meriah pada Rabu (25/06/2025) dihadiri langsung oleh Wakil Bupati Cirebon, Agus Kurniawan Budiman (Jigus), dan para tokoh literasi daerah.

Di balik keberhasilan tersebut berdiri sosok Kuwu Narisa, pemimpin desa yang dikenal progresif dan konsisten mengawal gerakan perubahan dari akar rumput.

“Ini bukan hanya seremonial. Ini langkah nyata yang akan terus kami jalankan untuk kemajuan desa dan peningkatan kualitas hidup warga,” ucap Narisa dengan mata berbinar.

Literasi sebagai Gaya Hidup Baru di Desa

Gerakan Kampung Literasi di Suranenggala Kidul tak berhenti pada kegiatan baca-tulis semata. Narisa memaparkan bahwa literasi harus mampu menjawab tantangan zaman, dari ekonomi hingga ekologi. Maka dari itu, program ini fokus pada tiga ranah utama:

  • Literasi Baca Tulis dan Numerasi: Meningkatkan minat baca sejak dini dan kemampuan berhitung dasar

  • Literasi Digital: Pembelajaran pemanfaatan teknologi informasi untuk semua kelompok umur

  • Literasi Keuangan: Edukasi pengelolaan keuangan, terutama bagi pelaku UMKM dan ibu rumah tangga

Dengan pendekatan inklusif, seluruh kelompok usia dilibatkan: anak-anak PAUD, siswa SD–SMP, remaja, bahkan orang tua dan lansia.

“Kami ingin literasi menjadi bagian dari budaya desa, bukan kegiatan sesaat. Inilah fondasi membangun desa yang berdaya,” imbuh Narisa.

Perpustakaan Desa, Titik Awal Revolusi Sunyi

Langkah awal perubahan itu dimulai dari tempat yang sederhana: perpustakaan desa. Tapi jangan bayangkan rak berdebu dan ruang kosong.

Perpustakaan Suranenggala Kidul kini dinobatkan sebagai yang terbaik se-Kabupaten Cirebon tahun 2025, dengan koleksi ribuan buku, ruang diskusi, serta jadwal kegiatan literasi terstruktur.

“Belajar itu investasi terbesar. Dan alhamdulillah, masyarakat kami sudah mulai menyadari pentingnya membaca dan belajar sepanjang hayat,” ungkap Narisa bangga.

Anak-anak desa kini mengenal literasi tidak hanya dari buku teks, tapi dari permainan edukatif, akses e-book, hingga pelatihan coding sederhana untuk remaja.

Disarpus: Desa Ini Bergerak Tanpa Harus Disuruh

Apresiasi datang dari Plt Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Cirebon, Suhartono. Ia mengakui, Suranenggala Kidul dipilih bukan karena proyek semata, melainkan karena gerakan nyata dari bawah.

“Ini bukan desa yang menunggu bantuan. Mereka bergerak, mereka aktif, dan mereka tahu bahwa literasi adalah bekal menghadapi tantangan zaman,” tegasnya.

Menurut Suhartono, gerakan seperti ini perlu direplikasi ke desa lain. Ia menyebut Desa Suranenggala Kidul sebagai pilot project yang akan jadi contoh penerapan program literasi komunitas di Kabupaten Cirebon mulai 2026.

Disarpus juga akan mengoordinasikan penyebaran pegiat literasi desa, dengan dukungan dari pustakawan keliling dan relawan pendidikan.

Literasi sebagai Akselerator Ekonomi Desa

Narisa tidak ingin berhenti pada pencapaian simbolik. Di bawah visinya, Kampung Literasi juga diintegrasikan dengan program pemberdayaan ekonomi. Ini terlihat dari pelatihan literasi keuangan yang menyasar pelaku UMKM perempuan.

“Literasi itu jalan pembuka untuk menciptakan SDM yang unggul dan mandiri. Maka kami padukan dengan program-program ekonomi desa agar manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat,” jelasnya.

Dari data internal desa, setidaknya 21 UMKM lokal kini telah memiliki pencatatan keuangan sederhana dan mulai merambah platform digital seperti marketplace lokal dan media sosial.

Ruang untuk Semua, Harapan untuk Semua

Yang menarik dari Kampung Literasi Suranenggala Kidul adalah inklusivitasnya. Program ini tidak hanya terbuka untuk warga tetap, tapi juga merangkul komunitas minoritas dan warga difabel. Salah satu kegiatan yang paling menyentuh adalah pelatihan literasi visual untuk anak berkebutuhan khusus.

Kegiatan malam hari seperti “Ngopi Literasi”, bimbingan belajar gratis, dan pemutaran film edukatif di balai desa, menjadi bukti bahwa ruang belajar bisa dibuat di mana saja—dan untuk siapa saja.

Di akhir acara peresmian, Narisa kembali menegaskan bahwa perubahan besar dimulai dari langkah kecil. Ia menyebut literasi sebagai “napas baru” bagi masyarakat desa.

“Kami siap buktikan, desa bukan tempat tertinggal. Tapi tempat tumbuhnya gagasan dan harapan,” ucapnya.

Ia berharap pemerintah kabupaten dan provinsi dapat mendukung langkah ini dengan menambah alokasi dana untuk infrastruktur literasi dan pelatihan SDM desa.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *