Lebaran Depok Diusulkan KOOD Jadi Warisan Budaya Tak Benda

ARY
Ilustrasi salah satu acara saat Lebaran Depok 2025. KOOD mengusulkan agar kegiatan budaya tersebut masuk ke daftar WBTB. (Foto: Istimewa)

adainfo.id – Ketua Kumpulan Orang-orang Depok (KOOD), Ahmad Dahlan atau akrab disapa Baba Dahlan, mengungkapkan bahwa pihaknya baru saja diminta untuk mengusulkan salah satu tradisi khas Depok agar bisa masuk ke daftar Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia.

Permintaan itu sempat ia sampaikan ketika mengikuti forum budaya di tingkat Provinsi Jawa Barat (Jabar) serta kementerian terkait.

Sebagai tindak lanjut, KOOD bersama masyarakat budaya Depok mengusulkan tradisi Lebaran Depok sebagai kandidat WBTB tambahan dari Kota Depok.

“Kita mengusulkan Lebaran Depok sebagai WBTB tambahan di Kota Depok. Mudah-mudahan bisa dibantu juga oleh Disporyata,” ungkap Baba Dahlan, dikutip Senin (29/09/2025).

Baba Dahlan menjelaskan, saat ini Kota Depok telah memiliki sejumlah warisan budaya yang diakui secara nasional maupun provinsi.

Di tingkat nasional, ada Gong Sibolong dan Tari Topeng Cisalak yang sudah tercatat sebagai WBTB.

Sementara itu, di tingkat Provinsi Jawa Barat, tradisi Rebut Dandang telah masuk dalam daftar warisan budaya yang diakui.

Menurut Ahmad Dahlan, dengan sejarah panjang dan muatan budaya yang sarat makna, Lebaran Depok layak menjadi WBTB berikutnya.

“Lebaran Depok ini syarat sekali dengan muatan budaya. Makanya saya sampaikan langsung ke Menteri Kebudayaan agar bisa diusulkan menjadi WBTB milik Depok,” jelasnya.

Lebaran Depok Sebagai Perekat Kerukunan

Lebaran Depok bukan sekadar pesta budaya, melainkan wadah yang mempersatukan berbagai elemen masyarakat.

Tradisi ini dinilai memiliki nilai penting sebagai perekat kerukunan antarwarga di Kota Depok yang terdiri dari beragam latar belakang suku.

“Harapannya, KOOD semakin dikenal luas dan budaya Depok makin terangkat,” tambahnya.

Ia mencontohkan, dalam perayaan Lebaran Depok, berbagai suku di Depok ikut ditampilkan.

Mulai dari Bali, Minang, Aceh, hingga suku-suku lain yang tinggal di kota tersebut.

“Informasi dari Kesbangpol, di Depok ada sekitar 30 suku yang tinggal. Alhamdulillah, lewat budaya dan tradisi, kita bisa duduk bareng, rukun,” ucapnya.

Lebaran Depok juga menjadi bukti nyata bahwa keragaman budaya dapat menyatu dalam satu wadah kebersamaan.

“Contohnya di Lebaran Depok kemarin, semua suku ditampilkan dan Pak Wali sangat mendukung. Itu luar biasa,” tandasnya.

Upaya Pelestarian Budaya Lokal

KOOD menegaskan bahwa pengusulan Lebaran Depok sebagai WBTB bukan hanya soal pengakuan formal, melainkan langkah nyata untuk melestarikan budaya lokal.

Tradisi ini dianggap penting sebagai identitas masyarakat Depok yang harus dijaga dan diwariskan kepada generasi mendatang.

Dengan adanya pengakuan sebagai WBTB, Lebaran Depok diharapkan bisa mendapat perhatian lebih besar dari pemerintah.

Baik itu dalam hal dukungan penyelenggaraan maupun pengembangan budaya.

Selain itu, status WBTB juga diyakini dapat mendongkrak citra Kota Depok sebagai kota yang tidak hanya berkembang secara modern, tetapi juga kuat dalam menjaga nilai tradisi.

Selain itu, keterlibatan masyarakat juga menjadi kunci keberhasilan. KOOD mengajak seluruh elemen warga Depok untuk ikut menjaga dan merawat tradisi ini.

Partisipasi aktif masyarakat dalam setiap perayaan Lebaran Depok akan memperkuat posisi tradisi ini di tingkat nasional.

Lebaran Depok dan Identitas Kota

Lebaran Depok telah menjadi salah satu ciri khas kota yang terletak di perbatasan Jakarta ini.

Tradisi tersebut bukan hanya tentang perayaan, melainkan juga simbol identitas yang membedakan Depok dengan daerah lain.

Dengan latar belakang sejarah panjang dan keragaman masyarakatnya, Lebaran Depok diyakini memiliki daya tarik budaya yang bisa dikenal lebih luas, bahkan hingga mancanegara.

Kalau sudah masuk daftar WBTB, otomatis Lebaran Depok akan lebih sering disorot.

Artinya budaya Depok makin dikenal, bukan hanya oleh masyarakat lokal, tapi juga oleh publik nasional dan internasional.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *