Longsor di Desa Gemulungtonggoh, Tiga Rumah Diungsikan, Warga Minta Penanganan Cepat
adainfo.id – Peristiwa longsor kembali melanda kawasan rawan bencana di Blok Rambutkasih, Desa Gemulungtonggoh, Kecamatan Greged, Kabupaten Cirebon, Kamis pagi (22/05/25). Insiden ini menyebabkan tiga rumah warga terpaksa diungsikan karena lokasi pemukiman yang terlalu dekat dengan titik longsor.
Ketua RT setempat, Nini Sumarni, mengatakan bahwa warga sekitar panik saat kejadian karena terdengar suara gemuruh keras sekitar pukul 09.00 WIB yang mengiringi runtuhnya tebing sepanjang kurang lebih 20 meter. Suara tersebut mengagetkan warga dan membuat sebagian besar segera berlarian keluar rumah untuk menyelamatkan diri.
Khawatir Terulang, Warga Dihantui Trauma Longsor 2017
Menurut penuturan warga, lokasi longsor kali ini berdekatan dengan area yang pernah mengalami bencana serupa pada tahun 2017 lalu, yang kala itu juga menimbulkan kerusakan signifikan pada pemukiman.
“Ini daerah yang memang rawan. Dulu pernah longsor besar juga di sini. Jadi warga sangat khawatir kejadian ini bisa berulang dan lebih parah,” ujar Nini saat ditemui tim media di lokasi, Jumat (23/05/2025).
Akibat kejadian ini, tiga rumah yang paling dekat dengan tebing terpaksa dikosongkan dan penghuninya mengungsi ke tempat yang lebih aman. Warga berharap ada bantuan dan perhatian lebih dari pemerintah agar penanganan bisa dilakukan secara cepat dan menyeluruh.
Pemdes Gerak Cepat: Evakuasi dan Koordinasi dengan BPBD
Kuwu Desa Gemulungtonggoh, Agus Saefuddin, menyatakan bahwa pemerintah desa langsung turun tangan melakukan penanganan darurat dan evakuasi terhadap warga terdampak. Selain itu, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Cirebon dan unsur Muspika (Musyawarah Pimpinan Kecamatan) untuk memantau perkembangan situasi.
“Kami sudah bergerak cepat. Warga diungsikan, dan kami terus pantau kondisi tanah. Kami juga minta BPBD segera kirim bantuan logistik dan tim teknis untuk assessment lapangan,” kata Agus.
Ia menambahkan bahwa pihak desa juga mengimbau warga yang tinggal di sekitar lokasi tebing untuk tetap siaga dan memprioritaskan keselamatan, mengingat potensi longsor susulan masih sangat mungkin terjadi, terutama jika terjadi hujan deras dalam beberapa hari ke depan.
Tanggapan Pemerintah dan Rencana Penanganan Lanjutan
Pemerintah Desa bersama pihak kecamatan saat ini tengah menyusun langkah-langkah penanganan jangka menengah dan panjang, termasuk rencana relokasi bagi warga yang tinggal di zona merah rawan longsor.
“Kita tidak ingin kejadian ini terulang atau bahkan menimbulkan korban jiwa. Maka dari itu, kami juga akan pertimbangkan opsi relokasi jika hasil kajian BPBD menunjukkan daerah ini tidak lagi layak huni,” jelas Kuwu Agus.
Warga Harapkan Bantuan: Dari Logistik Hingga Infrastruktur
Selain rasa khawatir akan keselamatan, warga terdampak longsor juga menyuarakan harapan agar bantuan logistik segera disalurkan, terutama kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, dan perlengkapan tidur.
“Yang ngungsi sekarang butuh tempat tinggal sementara, bantuan sembako juga. Kami sangat berharap pemerintah bisa cepat turun tangan,” ujar salah satu warga yang rumahnya ikut diungsikan.
Beberapa warga juga menyampaikan aspirasi agar tebing-tebing di sekitar wilayah pemukiman diberi penguatan dengan turap atau teknologi penahan tanah untuk mencegah longsor serupa di masa mendatang.
Pentingnya Mitigasi Bencana di Desa Rawan
Peristiwa ini menjadi peringatan serius tentang pentingnya mitigasi bencana di wilayah pedesaan, terutama yang memiliki kontur tanah labil dan berbatasan langsung dengan lereng atau tebing curam. Pemerintah daerah dan pusat diminta untuk membuat peta rawan bencana yang akurat dan mempercepat pembangunan infrastruktur mitigasi, seperti drainase dan dinding penahan tanah.
Perlu juga adanya edukasi berkelanjutan kepada warga tentang bagaimana merespons kondisi darurat bencana, termasuk teknik evakuasi dan deteksi dini gejala longsor.
Solidaritas Warga dan Semangat Gotong Royong
Meski di tengah kondisi sulit, semangat gotong royong tetap terlihat di lokasi bencana. Warga sekitar bersama aparat desa bergotong royong mendirikan tenda darurat dan membantu evakuasi barang-barang penting milik warga terdampak.
“Kami saling bantu. Ini musibah bersama, jadi harus kita hadapi bersama juga,” ujar salah satu pemuda Karang Taruna setempat yang ikut membantu evakuasi.