Malam Parahyangan Depok Jadi Ajang Pelestarian Budaya Sunda
adainfo.id – Suasana Balai Kota Depok tampak semarak pada Jumat (31/10/2025) malam. Warga memadati area Depok Open Space (DOS) untuk menyaksikan Malam Parahyangan (Mapay) Depok 1.
Mapay Depok 1 sendiri adalah sebuah acara budaya sebagai wujud pelestarian budaya Sunda.
Acara yang diisi dengan pertunjukan wayang golek ini berhasil menarik antusiasme masyarakat lintas usia.
Tak hanya menampilkan kesenian tradisional, kegiatan tersebut juga menjadi momentum memperkuat identitas dan nilai-nilai kearifan lokal di tengah masyarakat urban.
Wali Kota Depok, Supian Suri, memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini yang dinilainya sebagai bukti nyata kecintaan warga terhadap budaya daerah.
“Mudah-mudahan kegiatan ini menjadi tekad kita bersama untuk terus melestarikan budaya lokal. Mapay Depok 1 di tahun 2025 ini semoga jadi awal yang baik untuk Mapay Depok berikutnya,” papar Supian dikutip Sabtu (1/11/2025).
Wayang Golek dan Identitas Kota yang Beragam
Supian menegaskan bahwa Kota Depok bukan hanya sekadar wilayah administratif.
Melainkan rumah besar bagi masyarakat dari berbagai suku dan latar budaya.
“Depok ini rumah kita semua. Rumahnya orang Betawi, Sunda, Jawa, Sumatera, Sulawesi, sampai Papua. Jadi tidak ada istilah merantau di Kota Depok, karena Depok adalah rumah kita bersama,” bebernya.
Menurutnya, keberagaman masyarakat Depok adalah kekuatan utama yang harus dirawat melalui wadah kebudayaan.
Ia menilai kegiatan seperti Mapay Depok menjadi ruang kolaborasi antara pelaku seni, pemerintah, dan masyarakat.
Pertunjukan wayang golek yang ditampilkan malam itu bukan hanya hiburan.
Namun juga simbol kearifan Sunda yang sarat pesan moral, nilai gotong royong, dan pentingnya menjaga keharmonisan sosial di tengah perbedaan.
Kolaborasi untuk Budaya dan Kebersamaan
Supian juga menyampaikan terima kasih kepada Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) serta seluruh pihak yang mendukung upaya pelestarian budaya di Kota Depok.
Ia menekankan, dukungan lintas sektor diperlukan agar kegiatan budaya tidak berhenti pada seremoni.
Melainkan menjadi bagian dari program berkelanjutan yang memberi manfaat bagi masyarakat.
“Insya Allah ini akan menjadi wadah kumpulnya silaturahim kita semua. Mudah-mudahan sekali lagi dengan wayang golek juga menjadi upaya kita melestarikan budaya, khususnya budaya Jawa Barat,” bebernya.
Acara ini diharapkan mampu menjadi ajang rutin tahunan dengan format yang lebih luas, menampilkan ragam seni dan budaya Nusantara, serta mendorong regenerasi seniman muda lokal.
Mapay Depok 1 dan Harapan Menuju Indonesia Emas
Selain sebagai wadah hiburan, Mapay Depok 1 juga menjadi media edukasi bagi masyarakat untuk memahami nilai-nilai budaya Sunda, seperti “sili asih, sili asah, dan sili asuh”, yang bermakna saling menyayangi, saling belajar, dan saling membimbing.
Supian mengajak warga untuk menanamkan nilai-nilai tersebut sebagai dasar membangun kebersamaan dan kemajuan Kota Depok.
“Hayuk, urang sadayana, silih asuh, silih asih, silih asah. Untuk sama-sama kita majukan kota Depok, Jawa Barat istimewa dan insyaAllah Indonesia Emas 2045 benar-benar bisa terwujud,” tukasnya.
Suasana malam di Balai Kota Depok terasa hangat dan penuh kebersamaan.
Menggambarkan semangat Depok sebagai kota inklusif yang berakar pada budaya lokal namun berpandangan global.











