Momen Menegangkan Damkar Depok Evakuasi Anak Terjebak di Mesin Cuci

ARY
Petugas Damkar Depok mengevakuasi bocah 7 tahun yang terjebak di mesin cuci, Sabtu (20/09/25).(Foto: Damkar Depok)

adainfo.id – Peristiwa mengejutkan terjadi di Pancoran Mas, Kota Depok, saat seorang anak berusia 7 tahun terjebak di dalam mesin cuci rumahnya.

Beruntung, tim penyelamat dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) atau Damlar Depok bergerak cepat melakukan evakuasi hingga sang anak berhasil diselamatkan tanpa cedera, Sabtu (20/09/2025).

Kepala Bidang Pengendalian Operasional dan Penyelamatan DPKP Depok, Tesy Haryati, menjelaskan, insiden bermula ketika pihaknya menerima laporan melalui layanan darurat 112 Pos Wali sekitar pukul 17.47 WIB.

Laporan tersebut menyebutkan adanya anak kecil yang tidak bisa keluar dari tabung mesin cuci.

“Setelah mendapat laporan tersebut, tim langsung bergerak ke lokasi dengan membawa peralatan khusus penyelamatan,” tutur Tessy ketika dikonfirmasi wartawan, Minggu (21/09/2025).

Bermain di Mesin Cuci, Berakhir Panik

Menurut Tessy, anak tersebut awalnya hanya bermain-main dengan mesin cuci.

Namun, anak itu kemudian masuk ke dalam tabung pengering dan tidak bisa keluar lagi.

“Jadi posisi anak duduk dan kesulitan keluar, kami langsung bergerak cepat ke lokasi,” bebernya.

Saat tim tiba, kondisi anak cukup mengkhawatirkan karena bagian tubuhnya sudah masuk cukup dalam ke dalam tabung.

“Posisi anak itu, maaf pantat hingga kepala masuk ke dalam tabung, jadi seperti tertekuk,” ungkapnya.

“Sehingga dia tidak bisa keluar. Proses evakuasi harus dilakukan hati-hati agar korban tidak terluka,” sambungnya.

Evakuasi Penuh Kehati-hatian

Tim Damkar Depok kemudian melakukan tindakan penyelamatan dengan penuh kewaspadaan.

Setiap gerakan dilakukan secara perlahan agar tidak menimbulkan luka tambahan pada tubuh anak.

“Korban nangis teriak, kita terus tenangkan dia dan angkat pelan-pelan pada bagian kaki dan tangannya dari pengering mesin cucinya. Alhamdulillah, anak berhasil dikeluarkan tanpa cedera,” jelasnya.

Dalam proses tersebut, petugas tidak hanya berfokus pada teknik penyelamatan.

Akan tetapi juga memastikan kondisi psikologis anak tetap stabil.

Anak yang menangis histeris akhirnya berhasil ditenangkan hingga proses evakuasi berjalan lancar.

Pesan Penting untuk Orang Tua

Usai kejadian, Tessy mengingatkan orang tua untuk lebih waspada terhadap potensi bahaya di dalam rumah.

Menurutnya, mesin cuci maupun peralatan rumah tangga lainnya bisa menjadi ancaman bila tidak diawasi penggunaannya.

“Seperti mesin cuci bisa menjadi ancaman bila tidak diawasi penggunaannya, terutama bagi anak kecil,” terangnya.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa pengawasan terhadap anak perlu dilakukan secara menyeluruh.

Terutama pada area rumah yang memiliki potensi risiko kecelakaan.

“Ini menjadi pelajaran agar orang tua lebih mengawasi anak-anak, khususnya di lokasi atau peralatan berisiko terhadap anak,” ucapnya.

Kasus anak terjebak di mesin cuci bukanlah hal baru. Beberapa kejadian serupa pernah terjadi di sejumlah daerah di Indonesia bahkan di luar negeri.

Anak-anak yang penasaran dengan benda di sekitar rumah kerap menjadikan mesin cuci sebagai tempat bermain.

Kurangnya pengawasan dan minimnya pemahaman mengenai bahaya alat rumah tangga menjadi penyebab utama insiden seperti ini.

Mesin cuci, kulkas, lemari, hingga peralatan elektronik lain berpotensi menimbulkan risiko jika dibiarkan terbuka atau tidak digunakan sesuai aturan.

Oleh karena itu, edukasi kepada masyarakat mengenai keselamatan anak di rumah menjadi hal penting yang harus terus digencarkan.

Peran orang tua, guru, hingga lingkungan sekitar sangat krusial dalam mencegah terjadinya kecelakaan rumah tangga.

Edukasi Keselamatan di Rumah

DPKP Depok pun secara rutin memberikan sosialisasi kepada warga mengenai keselamatan, termasuk pencegahan kebakaran dan penanganan darurat.

Tessy menyebutkan, kasus ini dapat dijadikan momentum untuk memperkuat kesadaran masyarakat terkait bahaya tersembunyi di rumah.

“Rumah memang tempat yang aman, tetapi bisa jadi berbahaya bila orang tua tidak memperhatikan potensi risiko,” kata Tessy.

Pihaknya juga membuka layanan aduan darurat 112 yang bisa dimanfaatkan masyarakat jika menghadapi situasi serupa.

Selain itu, kejadian ini juga menjadi pengingat pentingnya orang tua dalam memberikan edukasi kepada anak mengenai batasan bermain.

Rasa penasaran anak memang hal wajar, tetapi perlu diarahkan agar tidak membahayakan diri sendiri.

Dengan semakin banyaknya kasus kecelakaan anak di rumah, penting juga dilakukan penerapan standar keselamatan keluarga.

Seperti menutup akses ke mesin cuci, menyimpan bahan berbahaya di tempat terkunci, serta melakukan simulasi darurat sederhana bersama anak.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *