Normalisasi Sungai Singaraja Segera Dimulai

KIM
Tim BBWS Cimancis dan pemerintah desa saat survei Sungai Singaraja di Desa Tuk Karangsuwung. (foto: adainfo.id)

adainfo.id  – Setelah sekian lama dinanti, langkah konkret dalam menanggulangi banjir tahunan di Kabupaten Cirebon akhirnya direalisasikan.

Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung (Cimancis) mulai melakukan normalisasi di aliran Sungai Singaraja. Proyek ini dimulai dari hulu di Desa Tuk Karangsuwung, Kecamatan Lemahabang, hingga ke hilir di Desa Astanamukti, Kecamatan Pangenan.

Pengerjaan tersebut menjawab desakan dari berbagai elemen masyarakat dan pemangku kepentingan yang selama ini merasa terabaikan. Pendangkalan sungai yang terus terjadi telah mengakibatkan aliran air terhambat, menyebabkan banjir di musim penghujan.

Dampak Pendangkalan Sudah Terlalu Lama Terjadi

Kepala Desa Tuk Karangsuwung, Azis Maulana, menjelaskan bahwa kondisi sungai yang dangkal telah berlangsung cukup lama. Setiap musim hujan, desa-desa di sekitarnya seperti Lemahabang, Astanajapura, dan Pangenan, selalu dihantui banjir.

“Sudah terlalu lama warga menunggu tindakan nyata. Pendangkalan ini menjadi sumber dari persoalan banjir yang berulang,” kata Azis, Senin (7/7/2025).

Ia menyebutkan bahwa normalisasi akan dilakukan melalui pengerukan dasar sungai dan pelebaran badan sungai. Tujuannya agar sungai bisa menampung debit air yang lebih besar saat curah hujan tinggi.

Survei Lapangan Jadi Langkah Awal

Azis juga mengungkapkan bahwa pihaknya bersama tim BBWS Cimancis baru saja menyelesaikan survei lapangan. Menurutnya, survei ini penting sebagai dasar teknis pengerjaan.

“Hari ini kami mendampingi tim BBWS Cimancis meninjau langsung titik-titik terdangkal. Proses pengerukan akan difokuskan di area-area yang paling bermasalah,” ujarnya.

Ia menekankan bahwa proyek ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga memerlukan peran aktif masyarakat agar hasilnya berkelanjutan.

Edukasi dan Partisipasi Warga Jadi Penentu

Azis mengajak seluruh warga untuk mendukung penuh pelaksanaan proyek. Ia mengingatkan pentingnya menjaga sungai pasca-normalisasi agar tidak kembali dangkal akibat sampah dan limbah rumah tangga.

“Kami akan galakkan edukasi lingkungan. Jangan buang sampah ke sungai. Ini kunci utama agar fungsi sungai tetap terjaga,” tegasnya.

Pemerintah desa berkomitmen membuat aturan dan sosialisasi berkala kepada warga mengenai pentingnya pelestarian ekosistem sungai sebagai bagian dari upaya mitigasi bencana.

BBWS Cimancis Turunkan Alat Berat ke Lokasi

Kepala BBWS Cimancis, Dwi Agus Kuncoro, ST., MM., MT., membenarkan bahwa timnya telah turun langsung ke lokasi untuk mengecek kondisi sungai. Ia mengatakan bahwa alat berat telah disiapkan dan direncanakan segera mulai bekerja malam ini.

“Kami akan segera turunkan ekskavator ke titik-titik yang sudah disurvei. Asalkan akses memungkinkan, seluruh aliran akan kami normalisasi,” jelas Dwi Agus.

Namun, ia juga menyampaikan bahwa tantangan terbesar dalam pengerjaan proyek ini adalah akses masuk alat berat. Banyak bagian sungai yang tertutup vegetasi dan infrastruktur padat penduduk.

Rintangan Akses Masuk Jadi Tantangan Utama

Menurut Dwi, medan berat di beberapa bagian sungai menjadi hambatan teknis yang harus segera diselesaikan. Oleh karena itu, koordinasi dengan pemerintah desa dan warga sangat penting untuk membuka jalur masuk bagi peralatan.

“Kami minta dukungan dari seluruh pihak agar proses ini berjalan lancar. Kendala lapangan cukup kompleks, terutama di area padat penduduk,” tambahnya.

Pihaknya juga berencana menjalin sinergi dengan instansi terkait seperti Dinas PUPR dan pemerintah daerah untuk mempercepat proses pengerjaan.

Sementara itu, warga yang tinggal di sekitar aliran Sungai Singaraja menyambut positif proyek ini. Bagi mereka, normalisasi merupakan kabar baik yang sudah lama dinantikan. Selama ini, hujan deras selalu identik dengan kekhawatiran banjir dan kerusakan harta benda.

Sumini (47), warga Desa Astanamukti, mengungkapkan rasa lega karena akhirnya pemerintah turun tangan. “Setiap musim hujan, rumah saya selalu kebanjiran. Sekarang ada harapan baru,” katanya.

Tak hanya warga, sejumlah pelaku usaha pertanian dan peternakan di sekitar aliran sungai juga mengapresiasi langkah ini. Mereka berharap sawah dan kandang tidak lagi terendam air akibat luapan sungai.

Program normalisasi Sungai Singaraja ini diharapkan menjadi solusi jangka panjang dalam menangani persoalan banjir di wilayah pesisir timur Kabupaten Cirebon. Selain memperbaiki kondisi fisik sungai, proyek ini juga menciptakan momentum bagi perbaikan manajemen lingkungan secara menyeluruh.

BBWS Cimancis berkomitmen menyelesaikan proyek ini tepat waktu dan sesuai standar teknis. Dengan dukungan dari masyarakat dan pemerintah setempat, proses normalisasi diyakini akan berjalan sesuai rencana.

 

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *