PBNU Protes Keras Tayangan Xpose Uncensored Trans7

Ketua PBNU Gus Yahya menyampaikan protes terhadap tayangan Trans7 yang dianggap menghina pesantren (foto: tangkapan layat youtube @NUOnlineID)

adainfo.id – Tayangan program Xpose Uncensored di Trans7 pada Senin, 13 Oktober 2025, menuai gelombang kritik dan kemarahan dari berbagai kalangan masyarakat, khususnya komunitas pesantren. Tayangan tersebut dianggap mendiskreditkan dan melecehkan lembaga pondok pesantren (Ponpes) serta kiai, yang selama ini menjadi pilar pendidikan keagamaan di Indonesia.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Yahya Cholil Staquf atau yang akrab disapa Gus Yahya, menyampaikan protes keras atas tayangan itu melalui video resmi yang diunggah ke media sosial PBNU.
“Atas nama Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, saya menyatakan keberatan dan protes keras terhadap tayangan Trans7 dalam segmen acara Expose Uncensored yang ditayangkan pada hari Senin, 13 Oktober 2025,” tegas Gus Yahya.

Dalam pernyataannya, Gus Yahya menilai tayangan tersebut secara terang-terangan melecehkan dunia pesantren, menghina tokoh-tokoh kiai, dan menyerang nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh kalangan Nahdliyin.

Gus Yahya: Tayangan Ini Menghina Nilai-Nilai Luhur Pesantren

Gus Yahya menegaskan bahwa isi tayangan tersebut tidak hanya menyalahi etika jurnalistik, tetapi juga dapat memicu keresahan sosial di tengah masyarakat.

“Tayangan Trans7 itu bukan hanya menjiderai prinsip-prinsip jurnalisme yang benar, tetapi juga merupakan serangan terhadap harmoni dan ketenteraman masyarakat,” ujarnya.

Ia menilai, penghinaan terhadap pesantren dan kiai yang dilakukan dalam tayangan itu sangat menyinggung dan membangkitkan amarah bagi warga Nahdlatul Ulama (NU) di seluruh Indonesia. Karena itu, PBNU menuntut agar Trans7 dan Trans Corp segera mengambil langkah nyata untuk memulihkan kerusakan moral dan sosial yang ditimbulkan.

“Saya telah menginstruksikan kepada Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum PBNU untuk mengambil langkah-langkah hukum yang diperlukan. Masalah ini harus diselesaikan dengan sebaik-baiknya,” tegasnya.
Seruan kepada Santri dan Kiai untuk Tetap Tenang.

Dalam kesempatan itu, Gus Yahya juga mengimbau seluruh kiai, santri, dan warga NU agar tetap tenang dan tidak terpancing emosi. Ia menekankan pentingnya menjaga keikhlasan dalam berkhidmat kepada agama, bangsa, dan negara.

“Jangan sampai kita menjadi berkecil hati karena ada pihak-pihak yang tidak suka kepada pesantren, tidak suka kepada Nahdlatul Ulama, atau menentang nilai-nilai yang kita muliakan,” ujar Gus Yahya.
Ia menambahkan, perjuangan pesantren adalah untuk mencari ridha Allah SWT, bukan demi pujian atau imbalan duniawi.

“Kita tidak menuntut ucapan terima kasih atau balas jasa. Kita akan terus meningkatkan khidmah kita kepada agama dan bangsa, sembari terus bermuhasabah untuk memperbaiki diri,” tambahnya.

Tagar #BoikotTrans7 Jadi Trending di Media Sosial

Usai pernyataan resmi PBNU beredar luas, warganet langsung bereaksi keras. Tagar #BoikotTrans7 mendadak menjadi trending topic nasional di berbagai platform media sosial pada Selasa, 14 Oktober 2025.

Ribuan unggahan netizen menuntut Trans7 untuk bertanggung jawab atas tayangan tersebut dan menilai program Xpose Uncensored telah melampaui batas kebebasan pers. Banyak yang menilai bahwa konten tersebut menodai citra lembaga pendidikan Islam yang selama ini berperan besar dalam membentuk karakter bangsa.

Sebagian netizen juga menilai tindakan Trans7 sebagai bentuk pelecehan terhadap simbol keagamaan, dan mendesak Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk menjatuhkan sanksi tegas.

Trans7 Sampaikan Permintaan Maaf kepada Keluarga Besar Pesantren Lirboyo

Menanggapi gelombang kritik yang semakin besar, Trans7 akhirnya menyampaikan permohonan maaf secara resmi kepada keluarga besar Pondok Pesantren Lirboyo, salah satu pesantren yang disebut dalam tayangan Xpose Uncensored.

“Kami dari Trans7 dengan segala kerendahan hati menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada segenap kiai, pengasuh, santri, serta alumni Pondok Pesantren Lirboyo, khususnya di bawah naungan PP. Putri Hidayatul Mubtadiaat,” ujar Renny Andhita, Kepala Departemen Programming Trans7, dalam surat permintaan maaf resmi.

Renny menegaskan bahwa pihaknya menyadari kesalahan besar dalam penayangan konten tersebut, yang telah menimbulkan ketidaknyamanan bagi kalangan pesantren dan masyarakat luas. Ia juga menyebut kejadian ini sebagai pembelajaran penting bagi pihak Trans7 untuk lebih berhati-hati dalam menyajikan program.

Dalam surat permintaan maaf itu pun, Trans7 juga menyampaikan komitmennya untuk tidak lagi menayangkan konten yang berkaitan dengan pesantren dan ulama di program yang tidak relevan.

“Ke depan, kami berkomitmen untuk menghadirkan tayangan yang menampilkan nilai-nilai positif dan keteladanan kehidupan pesantren di Indonesia,” tulis Renny.

Pihak Trans7 juga menyatakan harapannya agar permohonan maaf tersebut dapat diterima dengan baik oleh seluruh pihak. “Kami berharap surat ini dapat diterima sebagai bentuk itikad baik dan komitmen kami untuk menjaga marwah lembaga pendidikan keagamaan, khususnya pesantren,” ujarnya.

Renny menambahkan bahwa Trans7 akan memperkuat proses editorial internal agar kejadian serupa tidak kembali terjadi. “Sekali lagi kami memohon maaf atas kekeliruan Trans7,” tutupnya.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *