Pembagian Sembako Murah di Depok Ricuh

Tangkapan layar vidio amatir warga saat mengabadikan kericuhan pembagian sembako, Selasa (03/06/25)

adainfo.id – Kericuhan mewarnai kegiatan pembagian sembako murah yang digelar di halaman Kantor Kecamatan Cipayung, Kota Depok, Jawa Barat, pada Selasa (3/6/2025). Sejumlah warga yang telah mengantre sejak pagi hari mengaku kecewa dan marah karena tidak mendapatkan jatah paket sembako akibat sistem pembagian yang dinilai tidak transparan dan tidak merata.

Menurut kesaksian warga, kericuhan bermula saat sejumlah ibu-ibu yang telah mengantre sejak pukul 08.00 WIB tidak kebagian sembako lantaran tidak memiliki kupon. Padahal, informasi awal yang beredar hanya mewajibkan warga membawa KTP berwarna untuk bisa menebus sembako murah.

“Ya Allah, ibu-ibunya udah pada ngantri enggak dapat karena enggak ada kupon, udah pada habis. Tapi ini mau dibawa ke mana? Ke Pak Dedy. Ya Allah, Pak Dedy aneh banget, enggak jelas,” ujar seorang warga dalam video amatir yang beredar di media sosial.

Kebingungan warga semakin menjadi ketika mendapati sejumlah warga lain bisa mendapatkan sembako karena membawa kupon. Sementara itu, mereka yang hanya membawa KTP, seperti diinformasikan sebelumnya, justru ditolak. Hal ini menimbulkan keresahan dan rasa ketidakadilan di kalangan warga.

Mobil Bermuatan Sembako Tinggalkan Lokasi, Amarah Warga Memuncak

Puncak kekecewaan warga terjadi saat sebuah mobil bak terbuka bermuatan penuh paket sembako justru meninggalkan lokasi tanpa membagikan seluruh isinya kepada warga yang masih menunggu. Kejadian ini terekam dalam berbagai dokumentasi warga dan tersebar luas di platform media sosial.

“Dari jam 8.00 orang udah penuh di sini. Tapi pas saya tanya kok ada yang dapat sembako? Katanya bawa kupon. Lah, saya kan bawa KTP warna, katanya cukup itu. Tapi malah enggak dikasih. Mobil-mobil penuh sembako malah pergi katanya ke kecamatan lain. Ya kami marah, kecewa,” ungkap Ida, salah satu warga yang ikut mengantre.

Panitia dan Pihak Kecamatan Bungkam, Warga Tuntut Penjelasan

Ironisnya, hingga kericuhan reda, tidak ada penjelasan resmi dari pihak panitia maupun perwakilan Kecamatan Cipayung mengenai alasan ketidakteraturan distribusi sembako dan keberadaan kupon yang sebelumnya tidak diinformasikan secara terbuka. Wartawan yang berupaya meminta konfirmasi dari pihak kecamatan juga tidak mendapatkan keterangan.

Kondisi ini semakin memicu spekulasi dan ketidakpercayaan warga terhadap penyelenggara program. Beberapa warga menduga adanya penyalahgunaan atau penyaluran tidak tepat sasaran.

Kejadian ini menambah deretan kasus penyaluran bantuan sosial yang berujung kisruh akibat buruknya perencanaan dan pelaksanaan teknis di lapangan. Warga dan aktivis sosial di Depok mendesak Pemerintah Kota Depok untuk segera mengevaluasi sistem distribusi sembako murah yang melibatkan pihak kecamatan maupun kelurahan.

Masyarakat berharap adanya pendataan ulang penerima bantuan serta kejelasan mekanisme distribusi ke depannya. Sosialisasi yang menyeluruh dan keterlibatan RT/RW dalam mendata warga penerima manfaat menjadi kunci agar kejadian serupa tak terulang.

“Kami bukan mau protes asal, tapi kami mau kejelasan. Kalau memang butuh kupon, infokan dari awal. Jangan kami sudah antre, bawa KTP, terus malah dibilang enggak bisa karena enggak bawa kupon. Itu menyakitkan,” tutur Ida.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *