Pemetaan Sungai dan Drainase Terintegrasi, Strategi Baru Pencegahan Banjir di Kota Depok
adainfo.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Depok berencana menerapkan sistem drainase terintegrasi pada tahun 2026.
Langkah ini menjadi bagian dari upaya jangka panjang pemerintah kota dalam mengatasi persoalan banjir dan genangan yang masih kerap terjadi di sejumlah titik saat musim hujan.
Wali Kota Depok Supian Suri mengatakan, program tersebut akan dimulai dengan pemetaan aliran sungai serta jaringan drainase di seluruh wilayah Kota Depok.
Pemetaan ini menjadi dasar untuk memastikan fungsi setiap saluran air berjalan optimal dan saling mendukung satu sama lain.
“Ya ini kan memang kita sudah programkan di tahun 2026 untuk memulai memetakan aliran-aliran sungai,” kata Supian kepada wartawan Minggu (02/11/2025).
Fokus pada Fungsi Sungai dan Keterpaduan Drainase
Menurut Supian, langkah awal yang dilakukan Pemkot Depok adalah memastikan bahwa fungsi sungai yang ada saat ini dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Selain itu, sistem drainase kota juga harus dirancang agar saling terhubung, bukan bekerja secara parsial di setiap kawasan.
“Seperti yang kita lakukan kemarin kan sebetulnya bagaimana fungsi sungai yang sudah ada benar-benar berfungsi. Yang kedua bagaimana drainase itu sebetulnya satu dengan yang lainnya saling support,” paparnya.
Dengan sistem yang saling terintegrasi, lanjut Supian, arah muara air dari berbagai titik akan menjadi jelas.
“Sehingga muaranya jelas kemana dan upaya-upaya kita entah nanti akan membuat bendungan, buat tendon air atau apapun itu namanya, itu menjadi bagian yang kalau terintegrasi akan jelas,” bebernya.
Antisipasi Genangan dan Pengendalian Air Hujan
Supian menjelaskan bahwa inti dari kebijakan ini adalah pemetaan menyeluruh terhadap aliran air, baik yang bersumber dari sungai alami, air lingkungan, maupun air hujan.
Dengan pemetaan ini, Pemkot Depok akan mampu memperkirakan volume air yang mengalir saat curah hujan tinggi, sehingga langkah mitigasi bisa dilakukan secara tepat waktu.
“Jadi intinya bagaimana kita memetakan aliran air, baik yang bersumber dari air alam dalam arti sungai atau air lingkungan atau air hujan,” terangnya.
Data yang diperoleh dari pemetaan nantinya akan membantu pemerintah dalam menyiapkan rencana pengendalian banjir.
“Sehingga dalam situasi-situasi seperti hujan lebat, kita bisa mengukur seberapa besar aliran air. Kita juga bisa mengantisipasi terjadinya kondisi-kondisi banjir dan yang lain,” ujarnya.
Kolaborasi dan Penguatan Infrastruktur
Pentingnya kolaborasi lintas dinas dalam menjalankan program drainase terintegrasi ini penting juga dilakukan.
Pekerjaan fisik seperti normalisasi sungai, perbaikan gorong-gorong, dan pembangunan saluran sekunder akan dilakukan secara simultan dengan perencanaan tata ruang dan pengendalian pembangunan permukiman.
Selain itu, kolaborasi pemerintah bersama masyarakat dan komunitas lingkungan penting digalakkan dalam menjaga kebersihan saluran air atau sungai agar tidak dipenuhi oleh sampah.
Partisipasi aktif warga menjadi bagian penting dari keberhasilan sistem drainase terpadu yang tengah dirancang.
Menjaga kelestarian sungai dan saluran air merupakan tanggung jawab bersama.
Harapannya, masyarakat tidak lagi membuang sampah ke sungai maupun saluran air karena hal tersebut menjadi salah satu penyebab utama banjir di kawasan padat penduduk.
Dengan langkah-langkah tersebut, Pemkot Depok berharap dapat membangun sistem pengelolaan air yang lebih efisien dan berkelanjutan.
Program drainase terintegrasi yang akan dimulai pada 2026 menjadi tonggak penting dalam menciptakan kota tangguh banjir dan ramah lingkungan.











