Pemkab Cirebon dan Kodim 0620 Perkuat Kesiapsiagaan Bencana Lewat Geladi Terpadu

KIM
Wakil Bupati Cirebon, H. Agus Kurniawan Budiman, saat mengecek kesiapan penanganan bencan, Jum'at (28/11/25). (Foto: adainfo.id)

adainfo.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon bersama Kodim 0620 Kabupaten Cirebon menggelar geladi kesiapsiagaan penanggulangan bencana di Lapangan Makodim 0620.

Kegiatan ini menjadi agenda strategis menghadapi tingginya potensi bencana alam akibat perubahan cuaca ekstrem yang melanda sejumlah wilayah.

Latihan terpadu tersebut melibatkan unsur pemerintah daerah, TNI, Polri, BPBD, sekolah-sekolah, hingga berbagai elemen masyarakat yang memiliki peran vital dalam mitigasi bencana.

Wakil Bupati Cirebon, H. Agus Kurniawan Budiman atau yang akrab disapa Jigus, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan wujud kesiapan kolektif dalam merespons berbagai kemungkinan terjadinya bencana.

Menurutnya, pemeriksaan sarana, prasarana, dan kapabilitas personel harus terus dilakukan agar Kabupaten Cirebon mampu menghadapi kondisi darurat dengan lebih sigap.

“Alhamdulillah hari ini pemerintah daerah bersama Forkopimda, termasuk perwakilan Danlanal dan Brimob, kembali melakukan pengecekan dan latihan kesiapan penanggulangan bencana alam,” ujarnya, Jumat (28/11/2025).

Ia menilai bahwa simulasi ini menjadi momentum penting untuk menyamakan persepsi dan memperkuat koordinasi seluruh unsur terkait.

Geladi ini menampilkan berbagai metode penanganan bencana, mulai dari respons cepat banjir, penanganan korban angin puting beliung, mitigasi rob, hingga evakuasi korban tanah longsor.

Kesiapan Harus Berlanjut Hingga Tingkat Desa

Dalam penjelasannya, Jigus menegaskan bahwa kesiapsiagaan tidak boleh berhenti pada pelaksanaan simulasi di tingkat kabupaten saja. Ia mengingatkan bahwa seluruh perangkat pemerintahan mulai dari kabupaten, kecamatan, hingga desa harus memiliki kapasitas lebih baik dalam merespons situasi darurat. Menurutnya, bencana tidak mengenal waktu, sehingga kesiapsiagaan harus berjalan tanpa henti.

“Setelah kegiatan selesai, kita harus terus meningkatkan kemampuan dan kesiapsiagaan. Harapannya tentu saja agar bencana tidak terjadi, atau setidaknya dampaknya dapat diminimalkan di Kabupaten Cirebon,” tambah Jigus.

Ia menyebut bahwa kesigapan di tingkat desa menjadi kunci penting karena desa merupakan titik pertama yang merasakan dampak bencana.

Jigus juga menyoroti perubahan cuaca yang semakin ekstrem, mulai dari curah hujan tinggi hingga potensi angin kencang yang dapat memicu berbagai bencana.

Menurutnya, kondisi tersebut mengharuskan pemerintah untuk terus memperbarui data kerawanan wilayah dan memaksimalkan sistem peringatan dini. Ia menambahkan bahwa kesiapansiagaan masyarakat menjadi fondasi utama keberhasilan mitigasi bencana.

Ia berharap daerah tetap terhindar dari kerugian besar akibat cuaca ekstrem, meski beberapa wilayah disebut memiliki potensi banjir musiman.

Pemerintah, lanjutnya, terus memetakan titik-titik rawan dan memprioritaskan upaya pencegahan melalui normalisasi saluran, penguatan tanggul, serta edukasi masyarakat tentang langkah darurat ketika bencana terjadi.

Kodim 0620 Perkuat Inventarisasi dan Respons Cepat

Komitmen kesiapan juga disampaikan oleh Dandim 0620 Kabupaten Cirebon, Letkol Inf M. Yusron. Menurutnya, tugas penanggulangan bencana membutuhkan kolaborasi solid lintas sektor dan pendataan kesiapan yang terus diperbarui.

Ia menekankan pentingnya inventarisasi rutin perlengkapan dan personel agar respons cepat dapat dilakukan ketika bencana terjadi.

“Kesiapsiagaan ini tidak hanya dilakukan di lingkungan Kodim, tetapi juga diperluas ke kecamatan dan desa. Kami melakukan inventarisasi perlengkapan, personel, serta organisasi agar ketika terjadi bencana dengan eskalasi besar, kita dapat bergerak cepat, tepat, dan sinergis,” paparnya.

Yusron menjelaskan bahwa pemetaan bencana di Kabupaten Cirebon menunjukkan ancaman yang cukup luas pada berbagai jenis bencana alam.

Daerah pesisir disebut rentan terhadap rob dan angin kencang, sementara kawasan yang berada di titik elevasi lebih tinggi rentan terhadap tanah longsor. Selain itu, banjir musiman kerap terjadi akibat meluapnya beberapa sungai besar ketika curah hujan ekstrem.

Menurut Yusron, kecepatan dalam penyelamatan, evakuasi, hingga penanganan pascabencana menjadi kunci utama untuk mengurangi risiko korban jiwa maupun kerugian material. Ia menekankan pentingnya pelatihan berkala agar seluruh personel terbiasa dalam bekerja di bawah tekanan serta mampu mengambil keputusan cepat di lapangan.

Dalam kesempatan tersebut, unit-unit TNI menampilkan sejumlah simulasi penanganan bencana, termasuk penggunaan perahu karet untuk evakuasi banjir dan teknik ekstrikasi korban yang tertimpa reruntuhan bangunan. Tim medis, relawan sekolah, dan petugas BPBD juga berperan aktif dalam setiap sesi latihan yang berlangsung.

Sinergi Lintas Sektor Jadi Kunci Penanggulangan Bencana

Kegiatan geladi kesiapsiagaan ini diharapkan dapat memperkuat koordinasi lintas sektor dan memastikan seluruh unsur memahami peran masing-masing ketika bencana terjadi.

Simulasi gabungan tersebut menjadi wadah pemerintah daerah, aparat keamanan, lembaga pendidikan, serta masyarakat untuk menyamakan langkah dan meningkatkan keterampilan teknis dalam penanganan bencana.

Melalui latihan rutin dan kesiapan yang berkesinambungan, Pemkab Cirebon menargetkan sistem penanganan bencana yang lebih cepat, terukur, dan responsif.

Pemerintah berharap bahwa dengan sinergi yang kuat antara TNI, Polri, BPBD, relawan, dan masyarakat, Kabupaten Cirebon dapat meminimalkan dampak yang ditimbulkan oleh bencana alam serta memastikan keselamatan warga tetap menjadi prioritas utama.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *