Perbaikan Jalan Gebang-Pabuaran Hanya Retorika?
adainfo.id – Janji perbaikan Jalan Gebang-Pabuaran, Kabupaten Cirebon, yang sempat dilontarkan Wakil Ketua DPRD Jawa Barat, Ono Surono, kembali menjadi sorotan tajam warga.
Hingga awal Juli 2025, belum terlihat satu pun tanda dimulainya pengerjaan jalan rusak yang menjadi urat nadi penghubung Kecamatan Gebang dan Pabuaran tersebut.
Kondisi jalan yang sudah lama rusak dan kerap menimbulkan korban ini, terus memicu kekecewaan masyarakat yang merasa dikecewakan oleh janji para wakil rakyatnya.
Janji Tinggal Janji: Jalan Masih Rusak Parah
Sudah bertahun-tahun jalan penghubung vital Gebang-Pabuaran dibiarkan dalam kondisi memprihatinkan. Lubang-lubang besar dan genangan air kerap menelan korban.
Warga harus ekstra waspada setiap kali melintas, terutama saat malam hari atau saat hujan turun. Beberapa bahkan terpaksa memilih rute lebih jauh demi menghindari risiko jatuh atau kendaraan rusak.
“Malu rasanya disebut jalan kabupaten. Sudah kayak sawah rusak,” ujar Heri, seorang pengemudi ojek pangkalan yang tiap hari melintasi jalur tersebut.
Aksi Demo Warga Disambut Janji, Bukan Solusi
Puncak kekecewaan warga ditunjukkan pada Sabtu, 12 April 2025, lewat aksi unjuk rasa di lokasi jalan rusak. Esoknya, Wakil Ketua DPRD Jabar Ono Surono datang langsung, seolah ingin meredam kemarahan warga.
Dengan mengenakan pakaian serba hitam, Ono berdiri di antara kubangan lumpur. Suasana menjadi viral di media sosial, terutama ketika salah satu pengendara motor menanyakan kapan jalan akan diperbaiki.
“Pak Ono, ini gimana jalannya, Pak Ono?”
“Juli, Juli, Juli,” jawab Ono santai.
“Lama, Pak Ono!” sahut pengendara, disambut gelak tawa dan rasa frustrasi warga.
Sayangnya, hingga Minggu (6/7/2025), tidak ada aktivitas konstruksi di sepanjang ruas Gebang-Pabuaran. Bahkan di LPSE Kabupaten Cirebon, paket proyek jalan tersebut belum tayang, memperkuat kekhawatiran bahwa proses lelang yang disebutkan Ono belum berjalan.
“Katanya proses, tapi sampai hari ini proyeknya belum nongol di LPSE. Itu artinya kosong, janji kosong,” tegas Rahmat, warga Desa Gebang Kulon.
Kondisi jalan yang rusak ini bukan hanya soal ketidaknyamanan, tetapi juga menjadi ancaman keselamatan. Saat hujan, air menutupi lubang-lubang besar sehingga pengendara tidak bisa melihat permukaan jalan.
Banyak motor tergelincir, bahkan mobil bisa pecah pelek atau suspensi rusak.
“Saya sendiri sudah dua kali jatuh. Anaknya teman saya sampai patah tulang karena jatuh di sini,” kata Sulastri, ibu rumah tangga yang setiap hari mengantar anaknya ke sekolah melewati jalur tersebut.
Warga Tak Butuh Retorika, Butuh Bukti
Rasa frustasi warga semakin tinggi karena tidak ada transparansi dan komunikasi lanjutan dari pihak DPRD maupun Pemkab Cirebon. Tak sedikit yang menganggap kedatangan Ono Surono kala itu hanya untuk pencitraan sesaat.
“Kalau memang belum siap, ya bilang saja. Jangan bilang ‘Juli’ kalau ternyata belum dilelang,” ujar Hendra, aktivis muda setempat.
Menurutnya, sikap seperti itu hanya memperburuk citra wakil rakyat yang seharusnya menyuarakan dan memperjuangkan kebutuhan dasar warga, seperti infrastruktur jalan.
Masyarakat berharap, Pemkab Cirebon dan DPRD Jawa Barat segera memberi klarifikasi resmi dan mengambil langkah konkret untuk memulai pengerjaan. Jika memang benar ada proses lelang, masyarakat ingin tahu kapan tepatnya pengerjaan dimulai dan berapa lama akan rampung.
“Jangan tunggu kami demo lagi. Kalau bulan ini tetap tidak dikerjakan, warga siap turun ke jalan lebih besar,” ancam Heri, koordinator aksi sebelumnya.