Potensi Hujan di Indonesia Meningkat, BMKG: Waspadai Cuaca Ekstrem

ARY
Ilustrasi potensi hujan di Indonesia disampaikan oleh BMKG. (Foto: Pixabay/Joshua_seajw92)

adainfo.id – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan bahwa sejumlah wilayah di Indonesia berpotensi mengalami peningkatan intensitas hujan dalam sepekan ke depan, meskipun kondisi panas pada siang hari masih bisa terjadi di beberapa daerah.

“Dalam sepekan ke depan, potensi hujan diprediksi meningkat di sebagian wilayah Indonesia. Meskipun demikian, cuaca panas pada siang hari masih berpotensi terjadi di sebagian wilayah Indonesia,” demikian pernyataan BMKG dalam Prospek Cuaca Mingguan Periode 21–27 Oktober 2025 dikutip Jumat (24/10/2025).

Selama sepekan terakhir, sejumlah wilayah di bagian selatan Indonesia mengalami kondisi panas ekstrem dengan suhu maksimum yang bervariasi antarwilayah.

BMKG mencatat suhu tertinggi terpantau di Karanganyar, Jawa Tengah, mencapai 38,2 derajat Celsius.

Suhu tinggi juga terjadi di Surabaya, Jawa Timur dengan 37,4 derajat Celsius dan Kertajati, Jawa Barat yang mencapai 36,4 derajat Celsius.

Fenomena ini menandakan masih adanya dominasi massa udara kering di beberapa wilayah yang menghambat pembentukan awan hujan, terutama pada siang hingga sore hari.

Kondisi panas ini, kata BMKG, tidak sepenuhnya akan berakhir meskipun curah hujan meningkat.

Transisi dari musim kemarau menuju musim hujan memang sering diwarnai cuaca ekstrem, baik panas terik maupun hujan lebat.

Wilayah dengan Curah Hujan Tinggi

Meski panas terasa di sejumlah daerah, beberapa wilayah lain justru diguyur hujan lebat dengan intensitas di atas 100 mm per hari.

BMKG mencatat Gunung Sitoli, Sumatera Utara, mencatat curah hujan mencapai 121,5 mm/hari.

Tak hanya itu, curah hujan tinggi juga terpantau di Nangapinoh, Kalimantan Barat (110,6 mm/hari), Tapanuli Tengah, Sumatera Utara (157,2 mm/hari), dan Nagan Raya, Aceh (154,4 mm/hari).

Angka ini menunjukkan adanya kontras antara wilayah kering dan basah yang terjadi bersamaan di Indonesia.

Kondisi semacam ini merupakan ciri khas masa pancaroba, di mana dinamika atmosfer cepat berubah dan menghasilkan kondisi cuaca yang fluktuatif.

Faktor Atmosfer Pengaruhi Potensi Hujan di Indonesia

BMKG menilai, peningkatan potensi hujan di sebagian besar wilayah Indonesia pekan depan dipengaruhi oleh dinamika atmosfer berskala global, regional, hingga lokal.

Beberapa faktor utama yang berperan antara lain aktifnya gelombang atmosfer di sejumlah wilayah, keberadaan siklon tropis, bibit siklon tropis.

Kemudian sirkulasi siklonik yang menimbulkan perlambatan angin (konvergensi) dan pertemuan massa udara (konfluensi).

Faktor-faktor tersebut memicu kondisi atmosfer yang relatif labil, mendorong terbentuknya awan-awan konvektif penyebab hujan sedang hingga lebat yang berpotensi disertai kilat dan angin kencang.

Pada skala global, indikator Dipole Mode Index (DMI) menunjukkan nilai negatif sebesar −1.39.

Kondisi ini menandakan peningkatan suplai uap air dari Samudra Hindia menuju wilayah Indonesia bagian barat.

Fenomena DMI negatif ini memperkuat potensi pembentukan awan hujan di wilayah Sumatra, Jawa bagian barat, dan sebagian Kalimantan.

Dengan meningkatnya uap air, udara menjadi lebih lembap, sehingga lebih mudah terbentuk hujan lebat terutama pada sore hingga malam hari.

DMI negatif menjadi sinyal kuat bahwa wilayah barat Indonesia akan memasuki fase awal musim hujan dengan peningkatan curah hujan signifikan.

Aktivitas Gelombang Atmosfer dan Dampaknya

BMKG juga mengamati aktivitas gelombang atmosfer seperti Gelombang Rossby Ekuator dan Gelombang Kelvin yang turut memengaruhi pola cuaca di Indonesia.

Gelombang Rossby yang berpropagasi ke arah barat diperkirakan aktif di wilayah Sumatra, Jawa, hingga Nusa Tenggara Timur (NTT). Akibatnya, pertumbuhan awan hujan meningkat di wilayah tersebut.

Sementara itu, Gelombang Kelvin yang bergerak ke arah timur aktif di wilayah Samudra Hindia Barat Daya Lampung, Barat Bengkulu, Sumatra bagian tengah hingga selatan, Selat Karimata, dan Kalimantan Barat.

Kedua fenomena ini menambah potensi pembentukan awan konvektif yang dapat menghasilkan hujan sedang hingga lebat, bahkan disertai kilat dan angin kencang.

Selain faktor global dan regional, keberadaan Bibit Siklon Tropis “Fengshen” di Laut China Selatan serta Bibit Siklon Tropis 95S di Samudra Hindia Barat Daya Bengkulu juga turut memengaruhi kondisi cuaca nasional.

Kedua sistem ini menyebabkan perlambatan kecepatan angin dan pertemuan angin di wilayah sekitarnya.

Dampaknya, terbentuk daerah konvergensi yang mendukung pembentukan awan hujan di sebagian wilayah barat Indonesia.

Meski bibit siklon tersebut belum menunjukkan potensi kuat untuk menjadi siklon tropis utuh, pengaruh tidak langsungnya tetap signifikan terhadap peningkatan curah hujan.

Wilayah yang Berpotensi Diguyur Hujan Lebat

BMKG memperkirakan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi terjadi di sebagian besar Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, sebagian Pulau Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, serta sebagian kecil Papua.

Beberapa wilayah dengan risiko tinggi antara lain Sumatra bagian utara dan barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, serta Nusa Tenggara Timur.

BMKG mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, dan angin kencang.

“Berdasarkan hasil pemantauan dinamika atmosfer terkini, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, seperti hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir, angin kencang, serta gelombang laut tinggi di sejumlah wilayah di Indonesia,” tulis BMKG.

BMKG juga mengingatkan agar aktivitas di laut dan penerbangan memperhatikan prakiraan cuaca terkini.

Wilayah pesisir barat Sumatra, selatan Jawa, dan selatan Bali hingga Nusa Tenggara perlu mewaspadai gelombang laut tinggi.

Bagi masyarakat pesisir, diimbau agar menghindari aktivitas melaut saat kecepatan angin meningkat, sementara warga di daerah rawan longsor dan banjir diharapkan tetap siaga.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *