Purna dan Anggota Paskibra Pangenan Gelar Aksi Solidaritas untuk Diva Febriani

KIM
Aksi solidaritas ditunjukkan oleh Purna dan Anggota Paskibra Kecamatan Pangenan. (Foto: adainfo.id)

adainfo.id – Rasa duka dan amarah menyelimuti keluarga besar Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon.

Pada Rabu (6/8/2025), mereka menggelar aksi solidaritas sebagai bentuk keprihatinan mendalam atas meninggalnya Diva Febriani, siswi SMAN 1 Natal, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, yang menjadi korban pemerkosaan dan pembunuhan oleh tetangganya sendiri, Yunus Saputra.

Aksi yang dipusatkan di lapangan Kecamatan Pangenan ini diawali dengan pengibaran bendera setengah tiang sebagai simbol berkabung nasional.

Sejumlah anggota dan purna Paskibra hadir mengenakan seragam kebanggaan, lengkap dengan pita hitam di lengan.

Kegiatan dilanjutkan dengan doa bersama untuk almarhumah Diva Febriani, yang baru saja kembali dari latihan persiapan HUT ke-80 Kemerdekaan RI sebelum nyawanya direnggut secara tragis.

Pembina Purna Paskibra Kecamatan Pangenan, Qorib Magelung Sakti, menegaskan bahwa aksi ini bukan hanya bentuk belasungkawa, tetapi juga seruan untuk menegakkan keadilan seadil-adilnya.

“Bagaimanapun, sesama anggota Paskibra memiliki ikatan batin yang kuat. Kepergian saudari kami Diva Febriani karena tindakan tidak berperikemanusiaan membuat kami semua sangat terpukul,” ujarnya dengan nada penuh emosi.

Solidaritas Nasional Paskibra

Menurut Qorib, tragedi yang menimpa Diva Febriani telah mengguncang perasaan seluruh anggota Paskibra di Indonesia.

Ia mengungkapkan bahwa saat ini anggota Paskibra di berbagai daerah sedang menjalani latihan intensif menjelang peringatan 17 Agustus, sebuah momen yang identik dengan semangat persatuan dan nasionalisme.

Namun, di tengah atmosfer tersebut, sebuah kabar duka yang sarat kekerasan seksual dan pembunuhan mencoreng semangat tersebut.

“Atas nama Purna Paskibra Kecamatan Pangenan, kami mengimbau kepada seluruh anggota dan purna Paskibra se-Indonesia untuk mengibarkan bendera setengah tiang dan memanjatkan doa bagi almarhumah Diva Febriani,” tegasnya.

Ia menambahkan, aksi solidaritas ini diharapkan menjadi sinyal kuat bagi pihak berwenang bahwa masyarakat, khususnya kalangan pemuda, menginginkan tindakan tegas dan hukuman maksimal terhadap pelaku.

Desakan Hukuman Mati untuk Pelaku

Dalam orasinya, Qorib menyampaikan tuntutan yang tegas: hukuman mati bagi pelaku Yunus Saputra.

Menurutnya, kejahatan tersebut tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga menistakan nilai kemanusiaan, kehormatan, dan semangat juang yang dijunjung tinggi oleh Paskibra.

“Kami, mewakili anggota dan purna Paskibra seluruh Indonesia, mendesak Presiden Prabowo Subianto agar pelaku dihukum mati. Tindakannya tidak hanya melanggar hukum, tapi juga menistakan nilai-nilai kemanusiaan dan kehormatan anggota Paskibra,” tegas Qorib.

Ia juga mengingatkan bahwa pelaku kejahatan seksual disertai pembunuhan terhadap anak seharusnya tidak diberi ruang untuk mendapatkan keringanan hukuman.

“Ini bukan hanya persoalan hukum, tapi juga moral dan rasa keadilan masyarakat,” ujarnya.

Aksi Damai dan Pesan Moral

Aksi solidaritas ini berlangsung damai. Selain pengibaran bendera setengah tiang dan doa bersama, para peserta juga membentangkan spanduk bertuliskan “Keadilan untuk Diva” dan “Hukum Mati Pelaku Kejahatan Seksual”.

Orasi yang disampaikan secara bergantian oleh perwakilan purna dan anggota Paskibra, mengingatkan bahwa kekerasan terhadap perempuan dan anak adalah kejahatan serius yang harus diberantas hingga ke akarnya.

Para peserta aksi juga mengajak seluruh masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar, guna mencegah terulangnya kasus serupa.

“Kita semua punya tanggung jawab menjaga keselamatan generasi muda. Jangan sampai ada lagi Diva-Diva lainnya yang menjadi korban,” kata salah satu peserta aksi.

Selin diikuti oleh anggota aktif, aksi ini juga mendapat dukungan dari para alumni Paskibra yang kini berprofesi di berbagai bidang, mulai dari aparat, pendidik, hingga pekerja swasta.

Mereka datang dari berbagai kecamatan di Kabupaten Cirebon untuk menunjukkan kepedulian.

“Bagi kami, Diva adalah simbol semangat muda yang direnggut secara tragis. Kami tidak akan tinggal diam,” kata seorang alumni yang hadir.

Sejumlah tokoh masyarakat setempat juga hadir memberikan dukungan moral. Mereka berharap aksi ini menjadi perhatian serius pemerintah daerah dan pusat, serta mendorong perbaikan sistem perlindungan anak di Indonesia.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *