Ratusan Siswa di Bandung Barat Keracunan Massal Usai Santap MBG

Ratusan siswa di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, Senin (22/9/25) (foto: TikTok @afri_smith)

adainfo.id – Kasus keracunan massal menimpa ratusan siswa di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat.

Hingga Senin (22/9/2025) malam, jumlah korban tercatat mencapai 301 siswa yang diduga keracunan setelah menyantap makanan bergizi gratis (MBG) yang dibagikan dalam program pemerintah.

Kapolsek Sindangkerta, Iptu Sholehuddin, mengatakan korban terus berdatangan ke sejumlah fasilitas kesehatan maupun posko utama di Kantor Kecamatan Cipongkor.

Dari data terakhir, 116 siswa menjalani perawatan di Puskesmas Cipongkor, 13 siswa di Bidan Desa Sirnagalih, 27 siswa di RSUD Cililin, 127 siswa di Posko Kecamatan Cipongkor, dan 18 siswa lainnya dirawat di RSIA Anugrah.

“Perkembangan sementara jumlah korban keracunan sampai dengan pukul 23.56 WIB sebanyak 301 orang yang terdiri dari berbagai siswa sekolah mulai tingkat SD, MTs, SMP, dan SMK,” jelas Sholehuddin, Senin malam.

Ia menambahkan, kondisi jumlah korban berpotensi terus bertambah karena masih ada siswa yang berdatangan dengan keluhan serupa.

Asal Sekolah dan Penanganan Darurat

Plt Kepala Dinas Kesehatan KBB, Lia N Sukandar, mengungkapkan bahwa para korban berasal dari sejumlah sekolah berbeda, di antaranya SMK Pembangunan Bandung Barat (PBB), MTs Darul Fiqri, dan SD Negeri Sirnagalih.

Menurut Lia, pihaknya telah melakukan penanganan darurat dengan mengoptimalkan berbagai fasilitas kesehatan, baik milik pemerintah maupun swasta.

“Saat ini Dinkes sudah menyulap fasilitas kesehatan pemerintah juga swasta untuk menampung korban-korban yang diduga keracunan makanan,” kata Lia.

Salah satu kebutuhan paling mendesak adalah pasokan oksigen.

“Saat ini paling dibutuhkan oksigen. Kami Dinkes meng-handle kebutuhan oksigen dari RSUD Cililin. Mudah-mudahan ada tambahan lagi, Insya Allah kami koordinasi dengan RSUD Cikalong Wetan,” jelas Lia.

Potensi Status Kejadian Luar Biasa

Pemkab Bandung Barat berencana menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) atas kasus keracunan MBG ini.

Status tersebut akan diumumkan setelah seluruh data korban dikumpulkan serta hasil uji laboratorium terhadap sampel makanan dan pasien diperoleh.

“Kami menunggu hasil pemeriksaan laboratorium untuk memastikan penyebab keracunan massal ini,” ujar Lia.

Kronologi Kejadian

Berdasarkan keterangan sejumlah korban, makanan bergizi gratis dibagikan pada pukul 10.00–11.00 WIB. Setelah salat Dzuhur, sekitar pukul 12.00 WIB, mulai muncul gejala pusing, mual, muntah, hingga sesak napas pada sejumlah siswa.

Seiring berjalannya waktu, jumlah korban terus bertambah hingga malam hari. Dugaan sementara, sumber keracunan berasal dari menu ayam yang diduga basi dan berbau tidak sedap.

Seorang siswa SMK Pembangunan Bandung Barat menuturkan, gejala mulai dirasakan setelah mengonsumsi ayam kecap yang menurutnya terasa tidak segar.

Tidak lama kemudian, ia merasakan mual hebat hingga akhirnya dilarikan ke posko kesehatan.

Program MBG ini dilaksanakan pada Senin, 22 September 2025, mulai pukul 07.09 WIB di Kampung Cipari RT 001 RW 001, Desa Cijambu, Kecamatan Cipongkor.

Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Yayasan Rajib Putra Barokah (Dapur Makmur Jaya Cipari), dengan target distribusi kepada 3.567 siswa dari 23 lembaga pendidikan mulai dari PAUD, SD, SMP, hingga SMA/SMK.

Menu yang dibagikan terdiri dari nasi, ayam kecap, selada, tomat, mentimun, tahu goreng, dan buah melon.

Pengelolaan makanan bergizi gratis di bawah Yayasan Rajib Putra Barokah tersebut pun melibatkan sejumlah pengurus, yakni Ikbal Maulana Ramadan, S.Sos. sebagai Kepala Dapur/SPPI, Naida Sintia sebagai Ahli Gizi, Irfan Syamsul Muarif, S.Ak. sebagai Akuntan, dan Saepul Wahid sebagai Asisten Lapangan.

Keberadaan ahli gizi dalam struktur organisasi diharapkan memastikan kelayakan makanan yang dibagikan.

Namun, kasus keracunan massal ini membuat publik mempertanyakan standar penyimpanan dan distribusi makanan sebelum sampai ke tangan siswa.

Laporan dari Media Sosial

Informasi mengenai bertambahnya jumlah korban juga tersebar melalui media sosial.

Salah satunya dari akun TikTok @afri_smith yang melaporkan jumlah korban sementara mencapai ±350 anak yang terdiri dari siswa SD, SMP, hingga SMA.

Dalam laporan yang diterima Redaksi melalui direct message, terlihat sejumlah siswa dievakuasi ke kantor kecamatan untuk mendapatkan pertolongan medis darurat.

Kabar ini kemudian memicu perhatian publik, termasuk desakan agar pemerintah daerah segera melakukan investigasi mendalam terkait penyebab keracunan massal yang melibatkan ribuan siswa sebagai sasaran program MBG.

Kasus ini menjadi sorotan besar mengingat program makanan bergizi gratis sejatinya bertujuan meningkatkan kualitas gizi siswa.

Namun, kelalaian dalam penyimpanan, pengolahan, maupun distribusi makanan justru bisa berdampak fatal.

Banyak pihak mendesak agar pemerintah daerah bersama aparat penegak hukum melakukan investigasi menyeluruh terhadap pihak penyelenggara, termasuk proses pengawasan makanan sebelum dibagikan kepada siswa.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar

  1. Toha

    Kok bisa keracunan, bukanya ada 3 orang yg di bayar negara untuk quality control, seharusnya tidak terjadi karena di kontrol dengan ketat sebelum keluar makanan, perlu di usut tuntas mungkin ada SOP yang dilanggar

    Balas
Sudah ditampilkan semua