Relawan Adainfo Jemput Pasien Lakalantas dari RSCM ke Kukusan, Bukti Nyata Solidaritas Kemanusiaan
adainfo.id – Aksi kemanusiaan kembali dilakukan oleh Relawan Adainfo pada Sabtu (12/9/2025).
Kali ini, mereka melakukan penjemputan pasien kecelakaan lalu lintas (lakalantas) yang baru saja menjalani perawatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, untuk dipulangkan ke rumahnya di kawasan Kukusan, Kota Depok.
Pasien yang diketahui berasal dari keluarga kurang mampu tersebut mendapat pendampingan penuh dari relawan.
Minimnya akses terhadap layanan kesehatan serta keterbatasan biaya membuat kehadiran Relawan Adainfo menjadi penopang penting bagi warga yang berada dalam kondisi sulit.
Eka, salah seorang relawan Adainfo, menegaskan bahwa kegiatan penjemputan ini bukan sekadar rutinitas, melainkan panggilan hati yang harus terus dijalankan.
“Kami akan terus lakukan aksi kemanusiaan, ini panggilan hati,” ujar Eka, Sabtu (13/9/2025).
Menurutnya, pendampingan terhadap masyarakat lapisan bawah harus menjadi perhatian bersama.
Tidak hanya relawan dan warga sipil, pemerintah juga semestinya hadir lebih aktif dalam memastikan masyarakat kurang mampu mendapatkan akses kesehatan yang layak.
“Kita semua harus hadir dalam kemanusiaan, terutama pemerintah,” tambahnya.
Tantangan Akses Kesehatan bagi Warga Kurang Mampu
Kisah pasien lakalantas yang mendapat pendampingan ini mencerminkan persoalan serius terkait akses kesehatan di Indonesia, khususnya bagi masyarakat miskin kota.
Banyak pasien yang pulih dari rumah sakit justru menghadapi kesulitan baru ketika harus kembali ke rumah, baik karena biaya transportasi, kurangnya pendamping, maupun minimnya fasilitas penunjang.
Relawan Adainfo menilai bahwa masalah semacam ini tidak boleh dianggap remeh.
Kondisi pasca-rumah sakit tetap membutuhkan perhatian agar pasien bisa menjalani pemulihan dengan baik.
Apalagi, warga dari kelompok tidak mampu sering kali terabaikan oleh sistem layanan publik yang masih lemah di tingkat akar rumput.
Advokasi Sebagai Bentuk Perlawanan Sosial
Aksi penjemputan pasien dari RSCM menuju Kukusan ini juga sekaligus menjadi kritik halus terhadap lemahnya fungsi negara dalam menghadirkan pelayanan publik yang menyeluruh.
Menurut para relawan, seharusnya ada sistem transportasi medis gratis atau mekanisme khusus yang membantu pasien miskin ketika dipulangkan dari rumah sakit besar di ibu kota.
Tanpa adanya intervensi negara, pasien rentan kerap harus bergantung pada kebaikan hati relawan sipil atau solidaritas masyarakat sekitar.
Hal ini menandakan masih adanya jurang ketidakadilan dalam distribusi layanan kesehatan di perkotaan.
Bagi Relawan Adainfo, setiap aksi kemanusiaan tidak hanya dimaknai sebagai bantuan langsung, tetapi juga sebagai bentuk advokasi terhadap lemahnya intervensi pemerintah.
Dengan mendampingi pasien miskin, relawan sekaligus menyuarakan kritik praksis bahwa negara belum sepenuhnya hadir dalam kehidupan warganya yang paling lemah.
Relawan menilai, jika mekanisme penanganan cepat tersedia di tingkat daerah, maka pasien seperti korban lakalantas ini tidak perlu menunggu uluran tangan komunitas sipil.
Pemerintah memiliki kewenangan, anggaran, serta perangkat birokrasi yang seharusnya mampu memberikan perlindungan menyeluruh.
Dalam aksi kemanusiaan kali ini, Relawan Adainfo berharap pemerintah daerah, terutama Kota Depok, bisa lebih responsif terhadap warga miskin kota.
Tidak hanya sebatas membuat regulasi, tetapi juga menyiapkan program konkret yang menyentuh langsung kehidupan warga.
Eka menegaskan, pihaknya tidak akan berhenti melakukan aksi kemanusiaan.
Namun, ia mengingatkan bahwa tanggung jawab utama tetap berada di pundak pemerintah.
Relawan hanya menjadi penguat sementara yang mengisi kekosongan sistem.
“Solidaritas warga memang penting, tapi negara tidak boleh absen,” ujar Eka.
Kasus penjemputan pasien lakalantas dari RSCM ke Kukusan menambah daftar panjang keterlibatan Relawan Adainfo dalam isu-isu sosial di Depok dan sekitarnya.
Mereka percaya bahwa gerakan sosial harus konsisten dibangun agar bisa menjadi bagian dari perubahan struktural yang lebih luas.
Bagi relawan, setiap langkah kecil dalam membantu warga marginal adalah kontribusi nyata dalam membangun kota yang lebih berkeadilan.
Mereka percaya bahwa solidaritas kemanusiaan akan terus menjadi energi untuk memperjuangkan hak-hak warga miskin kota, sekaligus mendesak pemerintah agar tidak lagi abai.