Revolusi Digital di Lahan Sawah, Petani Kian Efisien dan Ramah Lingkungan

ARY
Ilustrasi sistem IoT dalam program Tani Digital Indonesia untuk meningkatkan produktivitas pertanian.(Foto: Unsplash/Redicul Pict)

adainfo.id – Lanskap pertanian Indonesia kini tengah mengalami babak baru yang menandai pergeseran besar dari cara konvensional menuju pendekatan modern berbasis teknologi.

Di tengah tantangan perubahan iklim, keterbatasan lahan, serta kebutuhan pangan yang terus meningkat, sektor ini tidak lagi bergantung semata pada tenaga manusia dan luas lahan.

Akan tetapi juga pada data, inovasi digital, dan Internet of Things (IoT).

Langkah nyata itu diwujudkan melalui program Tani Digital Indonesia, inisiatif dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi).

Hal tersebut bertujuan mentransformasi dunia pertanian menjadi lebih efisien, adaptif, dan berdaya saing tinggi.

Teknologi yang Membumi, Bukan Sekadar Wacana

Program ini diharapkan tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga membawa kesejahteraan bagi para petani di seluruh penjuru negeri.

“Teknologi baru itu tidak hanya mengawang, tapi harus membumi. Internet of Things (IoT) dan kecerdasan artifisial (AI) adalah teknologi-teknologi baru yang harus kita manfaatkan agar berdampak langsung terhadap produktivitas masyarakat,” kata Menteri Kemkomdigi Meutya Hafid dikutip Kamis (06/11/2025).

Pernyataan Meutya menggambarkan arah baru pembangunan pertanian Indonesia, bagaimana inovasi digital dapat diimplementasikan secara praktis di lapangan.

Menurutnya, teknologi bukan sekadar tren global, tetapi instrumen nyata untuk menciptakan lompatan produktivitas di sektor yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi rakyat.

Melalui pemanfaatan IoT Smart Precision Agriculture System, petani kini dapat memantau kondisi tanah, kadar kelembapan, suhu, hingga kebutuhan nutrisi tanaman secara real-time.

Sistem ini bekerja dengan sensor-sensor yang terhubung ke perangkat digital, memungkinkan petani mengambil keputusan berbasis data, bukan lagi perkiraan manual seperti sebelumnya.

Inovasi Lokal Dorong Efisiensi dan Ramah Lingkungan

Program Tani Digital memanfaatkan inovasi lokal buatan anak bangsa yang kini mulai diakui efektivitasnya.

IoT Smart Precision Agriculture System menjadi salah satu wujud konkret dari kolaborasi riset dan penerapan lapangan yang berorientasi pada hasil nyata.

“Kita lihat produktivitasnya naik, sementara untuk penggunaan pupuk penurunannya sampai 50 persen, kemudian juga penurunan emisi karbon dan polusi air dengan penggunaan pupuk berlebih juga menjadi turun,” ujar Meutya.

Dampak tersebut tidak hanya memperlihatkan peningkatan ekonomi bagi petani, tetapi juga memberikan kontribusi positif terhadap keberlanjutan lingkungan.

Dengan penggunaan pupuk yang lebih efisien, tanah menjadi lebih sehat, air lebih bersih, dan udara lebih terjaga dari polusi akibat penggunaan bahan kimia berlebih.

Selain itu, program ini membuktikan bahwa teknologi tidak lagi menjadi hak istimewa perkotaan.

Desa-desa kini menjadi laboratorium hidup bagi inovasi digital yang berpihak pada kesejahteraan masyarakat kecil.

Kolaborasi Multi Sektor untuk Kedaulatan Pangan

Tani Digital bukan sekadar proyek teknologi, melainkan hasil kolaborasi lintas lembaga antara Kemkomdigi, Kementerian Pertanian, Pemerintah Kabupaten Sragen, dan mitra penyedia teknologi lokal.

Kolaborasi ini memperkuat ekosistem pertanian berbasis data yang mampu menjawab tantangan produksi dan distribusi pangan di era modern.

“Ini adalah startup-startup lokal. Kalau kita mau mewujudkan kedaulatan pangan, teknologinya juga harus berdaulat. Anak-anak muda ini telah membuktikan bahwa startup lokal bisa betul-betul memberi solusi,” terangnya.

Ungkapan tersebut menjadi refleksi bahwa kedaulatan pangan tidak dapat dilepaskan dari kemandirian teknologi nasional.

Melalui keterlibatan startup dan talenta muda digital, Indonesia menegaskan bahwa inovasi dalam negeri mampu bersaing dan menjadi solusi nyata bagi permasalahan agrikultur.

Sejalan dengan Visi Presiden Prabowo Subianto

Program Tani Digital sejalan dengan program prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Terutama dalam memperkuat ketahanan pangan melalui teknologi modern.

Seperti yang disampaikan Presiden dalam KTT APEC 2025 di Korea Selatan, swasembada pangan hanya dapat dicapai jika sektor pertanian mengadopsi teknologi digital dan sistem pertanian presisi.

Menurut Meutya, Presiden Prabowo menekankan pentingnya integrasi teknologi dalam rantai produksi pangan nasional.

“Kita ingin agar teknologi ini bisa dimanfaatkan dalam hal-hal yang menjadi prioritas Bapak Presiden,” jelasnya.

Pernyataan itu menegaskan bahwa transformasi digital di sektor pertanian bukan semata proyek eksperimental, melainkan bagian dari strategi besar negara untuk menghadapi krisis pangan global.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *