Rokhmin Dahuri Dorong Generasi Milenial Terjun ke Sektor Perikanan
adainfo.id – Anggota Komisi IV DPR RI, Prof. Rokhmin Dahuri, menyoroti rendahnya minat generasi milenial untuk terjun ke sektor perikanan, terutama menjadi nelayan.
Menurutnya, pemerintah perlu lebih aktif mengampanyekan potensi besar sektor ini agar kembali diminati oleh kalangan muda.
“Kita melihat bahwa sektor perikanan, khususnya menjadi nelayan, kurang diminati oleh generasi milenial. Padahal, potensi sektor ini sangat besar dan bisa menjadi sumber penghidupan yang menjanjikan,” ujar Rokhmin saat menghadiri kegiatan penyaluran bantuan pangan di Desa Dompyong Kulon, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon, Rabu (12/11/2025).
Rokhmin menilai, salah satu tantangan utama dalam mengembangkan sektor kelautan dan perikanan adalah paradigma lama yang menganggap profesi nelayan sebagai pekerjaan tradisional dan tidak bergengsi.
“Sudah saatnya kita ubah pandangan bahwa menjadi nelayan adalah pekerjaan kuno dan tidak menjanjikan. Dengan teknologi dan inovasi, sektor perikanan kini bisa dikelola secara modern dan berdaya saing tinggi,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa teknologi digital, inovasi budidaya, dan industrialisasi hasil laut bisa mengubah wajah sektor perikanan Indonesia menjadi lebih produktif dan efisien.
Menurutnya, dengan pendekatan modern, sektor ini berpotensi besar menarik minat generasi muda yang dikenal adaptif terhadap perkembangan teknologi.
“Anak muda harus melihat perikanan bukan sekadar melaut, tetapi sebagai ekosistem ekonomi yang bisa dikembangkan dari hulu ke hilir,” ujarnya.
Pelatihan dan Akses Modal Jadi Kunci
Lebih lanjut, Rokhmin menekankan pentingnya dukungan nyata dari pemerintah dalam bentuk pelatihan, pendampingan, dan akses permodalan bagi generasi muda yang ingin berkarier di sektor perikanan.
“Pemerintah harus mampu menunjukkan bahwa sektor perikanan bisa menjadi tempat untuk berkreasi, berinovasi, dan menghasilkan pendapatan besar,” tegasnya.
Ia mencontohkan pemanfaatan Internet of Things (IoT), sistem monitoring hasil tangkapan ikan, dan platform digital pemasaran hasil laut sebagai contoh konkret inovasi yang dapat diterapkan oleh nelayan muda.
Dengan teknologi tersebut, nelayan dapat mengoptimalkan hasil tangkapan, memantau kondisi laut secara real-time, serta menjual produknya langsung ke konsumen tanpa melalui banyak perantara.
“Jika pemerintah mampu menyediakan akses modal dan pelatihan digital, kita bisa mencetak ribuan nelayan muda yang profesional dan mandiri,” tambahnya.
Media Sosial Jadi Alat Efektif Edukasi Generasi Muda
Selain dukungan kebijakan, Rokhmin menilai media sosial dan platform digital menjadi sarana paling efektif untuk mengubah persepsi generasi muda terhadap sektor perikanan.
“Kita bisa membuat konten menarik yang menampilkan kisah sukses nelayan muda, inovasi di sektor perikanan, serta potensi bisnisnya. Dengan begitu, kita bisa menarik minat generasi milenial untuk terjun ke dunia perikanan,” katanya.
Menurut Rokhmin, kampanye digital dapat berfungsi sebagai jembatan komunikasi antara pemerintah, pelaku usaha, lembaga pendidikan, dan komunitas milenial yang memiliki minat terhadap dunia kelautan.
Ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi dengan influencer lokal, kreator konten edukatif, dan komunitas startup maritim untuk memperkuat branding positif terhadap profesi nelayan dan pengusaha perikanan.
“Dengan pendekatan komunikasi yang segar dan modern, sektor perikanan bisa tampil keren dan berdaya saing di mata anak muda,” ujarnya.
Dorong Kemandirian dan Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Menutup pernyataannya, Rokhmin menegaskan bahwa peningkatan partisipasi generasi muda dalam sektor perikanan tidak hanya penting untuk menciptakan lapangan kerja baru, tetapi juga untuk memperkuat kemandirian ekonomi nasional.
“Indonesia memiliki potensi sumber daya perikanan yang sangat besar. Jika dikelola dengan baik dan melibatkan generasi muda, sektor ini bisa menjadi salah satu motor penggerak perekonomian nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.
Ia menambahkan, sektor perikanan tidak boleh lagi dipandang sebelah mata, karena kontribusinya terhadap ekspor, ketahanan pangan, dan penyerapan tenaga kerja sangat besar.
Dengan dukungan kebijakan yang berpihak pada inovasi dan modernisasi, Rokhmin yakin bahwa Indonesia bisa menjadi poros maritim dunia dengan sumber daya manusia muda yang kreatif dan berdaya saing.











