Satu Tahun Prabowo-Gribran, Airlangga: Stabilitas Ekonomi Nasional

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan pencapaian ekonomi satu tahun pemerintah Prabowo-Gibran, Selasa (20/10/25) (foto: ekon.go.id).

adainfo.id – Satu tahun perjalanan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menjadi momentum penting bagi Indonesia dalam meletakkan arah pembangunan nasional—khususnya pada sektor ekonomi.

Di tengah ketidakpastian global yang semakin tinggi, pemerintah berhasil mempertahankan stabilitas makro sekaligus menegaskan komitmen untuk menjangkau rakyat melalui kebijakan inklusif.

Dalam pidato yang disampaikan oleh Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat acara Garuda TV Indonesia Kita Spesial: 1 Tahun Prabowo – Gibran untuk Indonesia (20/10/2025), politik ekonomi pemerintah digambarkan sebagai salah satu faktor utama keberhasilan ini.

“Indonesia adalah bright spot atau Indonesia terang di tengah perlambatan ekonomi dunia,” ujar Airlangga.

Capaian Nyata di Bidang Ekonomi

Dalam 12 bulan pertama, pemerintahan ini bolak-balik menghadirkan program-program unggulan yang langsung menyentuh lapisan masyarakat.

Hingga saat ini tercatat realisasi di berbagai bidang: Program Makan Bergizi Gratis menjangkau 36,7 juta penerima dengan 1,1 miliar porsi; Program Beasiswa Sekolah Rakyat menyentuh hampir 10.000 siswa dari kelompok desil tersempit; dan Program Cek Kesehatan Gratis diikuti oleh 43 juta orang.

Di sektor ekonomi lokal, pemerintah membentuk lebih dari 81.000 koperasi desa “Merah Putih” dan akses pembiayaan bagi 3,46 juta pelaku UMKM, petani, serta nelayan melalui KUR hingga September 2025.

Stimulus sisi supply juga digulirkan, antara lain penempatan dana Rp200 triliun di bank untuk meningkatkan likuiditas dan menurunkan cost of fund, sedangkan stimulus sisi demand hadir melalui Paket Ekonomi 8+4+5 dan program pembangunan perumahan besar-besaran.

Target jangka menengah-panjang mencakup pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen melalui tiga pilar utama: peningkatan investasi, hilirisasi industri, dan pemberdayaan sektor riil lewat digitalisasi UMKM.

Tantangan dan Sinergi Global

Meski perekonomian nasional tampil relatif tangguh, pemerintah tidak menutup mata terhadap tantangan global. Ketidakpastian geopolitik, proteksionisme dagang, dan dinamika keuangan internasional memaksa kebijakan ekonomi ditata dengan disiplin.

Laporan beberapa lembaga menunjukkan bahwa Indonesia dipandang sebagai salah satu “bright spot” di Asia Tenggara, memberikan ruang optimisme bagi investor.

Pemerintah pun memperkuat kerja sama internasional, mendorong investasi, serta menyusun deregulasi yang mempermudah iklim usaha.

Sinergi antar-lembaga seperti Kemenko, Kemen­UMKM, Kemen­Perindustrian, serta bank dan lembaga penjamin menjadi koridor utama untuk mewujudkan visi ekonomi nasional.

Pemerintah pun mulai melakukan pengembangan UMKM sebagai motor pertumbuhan nasional dengan mengambil sejumlah langkah strategis diantaranya: memperbesar akses pembiayaan, menyediakan pelatihan digitalisasi, dan membuka pasar melalui program nasional.

Potensi penciptaan lapangan kerja juga tampak nyata, di mana setiap debitur KUR diestimasi mampu menyerap hingga empat tenaga kerja baru.

Porsi sektor pangan dan perikanan pun ditingkatkan secara signifikan sebagai wujud dari agenda kemandirian pangan pemerintahan Prabowo-Gibran.

Realisasi KUR untuk sektor ini mencapai sekitar 39,49 persen dari total KUR nasional, menegaskan bahwa pembangunan ekonomi tidak hanya bersifat kota maupun industri, tetapi juga desa dan laut.

Arah Jangka Panjang dan Tantangan Insan Muda

Arah kebijakan ke depan terus dibangun lewat penguatan insan muda dan sumber daya manusia. Pemerintah berharap generasi milenial dan pelajar dapat mengambil peran sebagai agen perubahan yang menggerakkan ekonomi, inovasi digital, dan kepemimpinan masa depan.

“Kita optimis dan kita yakin bisa berinovasi, apalagi para mahasiswa kelihatan bersemangat,” ujar Menko Airlangga menutup pidatonya.

Di sisi lain, tantangan tetap ada: bagaimana memastikan pemerataan manfaat pembangunan hingga ke daerah, menjaga stabilitas keuangan, serta memastikan sektor informal tidak tertinggal.

Sebagai satu tahun pertama telah dilalui, tugas ke depan adalah mempertahankan momentum, memperdalam reformasi, dan memperluas dampak kebijakan hingga lapis paling bawah masyarakat.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *