SPPG Melonjak, BGN Perkuat Pengawasan Keamanan Pangan MBG

ARY
Ilustrasi BGN perkuat pengawasan keamanan pangan program MBG seiring meningkatnya SPPG. (Foto: BGN)

adainfo.id – Penguatan standar keamanan pangan menjadi prioritas nasional dalam penyelenggaraan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) seiring perluasan penerima manfaat yang terus meningkat.

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menegaskan bahwa pengawasan diperketat agar seluruh makanan yang diterima masyarakat benar-benar aman dan bergizi.

Menurut Dadan, lonjakan penerima manfaat MBG dari 650 ribu menjadi 47 juta dalam waktu singkat menuntut sistem pengawasan yang terstruktur dan seragam di seluruh Indonesia.

Dadan menjelaskan bahwa BGN telah menetapkan langkah korektif untuk memastikan seluruh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) beroperasi sesuai standar yang sama.

Salah satu kebijakan penting adalah pembatasan jumlah penerima manfaat per SPPG.

Sebelumnya, satu SPPG dapat melayani 3.000 hingga 4.000 orang.

Kini batas maksimalnya diturunkan menjadi 3.000 penerima manfaat dan dapat dibatasi hingga 2.500 jika SPPG belum memiliki juru masak profesional.

Kebijakan ini diambil untuk menjaga kualitas proses pengolahan makanan, meminimalkan kesalahan, dan memastikan distribusi tetap tepat waktu.

Rapid Test hingga Sterilisasi Food Grade Wajib di Setiap Dapur

BGN juga mulai mendistribusikan alat rapid test ke setiap SPPG.

Alat ini digunakan untuk menguji kualitas bahan baku dan memastikan hasil masakan bebas kontaminasi sebelum dikirim ke penerima manfaat.

Selain itu, seluruh SPPG diwajibkan memiliki alat sterilisasi food grade yang mampu memanaskan peralatan pada suhu 120 derajat selama tiga menit.

Langkah ini diterapkan untuk memastikan seluruh peralatan dapur steril dari bakteri maupun kontaminan lain yang berpotensi menimbulkan keracunan makanan.

Dadan menegaskan pentingnya penggunaan air berkualitas dalam proses pengolahan makanan.

“Kualitas air tidak boleh diabaikan. Setiap dapur harus memakai air bersertifikasi, baik air kemasan maupun isi ulang yang telah diuji,” ungkap Dadan dikutip Sabtu (06/12/2025).

Air bersih menjadi salah satu faktor kritis dalam keamanan pangan karena kesalahan dalam proses sanitasi dapat menimbulkan risiko kesehatan serius, terutama bagi anak-anak.

30.000 SPPG Jadi Jaringan Layanan Gizi Terbesar

Hingga 3 Desember 2025, tercatat 16.630 SPPG sudah beroperasi.

Sebanyak 14.700 lainnya berada pada tahap akhir persiapan.

Ketika seluruh SPPG tersebut mulai berjalan, Indonesia akan memiliki lebih dari 30.000 titik layanan gizi aktif.

Jumlah itu menjadikan jaringan SPPG salah satu yang terbesar di Asia, bahkan dunia.

Dadan memastikan seluruh langkah korektif ini diarahkan pada satu tujuan besar yakni zero accident dalam layanan MBG.

“Sebagian besar SPPG bekerja sangat baik. Namun kami akan terus menutup celah risiko agar seluruh anak Indonesia memperoleh makanan bergizi yang aman setiap hari,” tukasnya.

Penguatan sistem ini menjadi fondasi penting dalam keberlanjutan Program MBG yang kini menjadi salah satu prioritas nasional dalam meningkatkan kualitas gizi dan kesehatan generasi muda Indonesia.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *