Suara Warga Bulak Barat Depok, Ingin Percepatan Perbaikan Akses Jalan yang Terputus Akibat Banjir

ARY
Suasana akses jalan yang terputus di kawasan Bulak Barat, Cipayung, Kota Depok, Selasa (02/12/25). Warga berharap pemerintah segera memulihkan jalur tersebut. (Foto: adainfo.id)

adainfo.id – Salah satu jalan di wilayah Bulak Barat, Cipayung, Kota Depok, aksesnya terputus akibat banjir berkepanjangan.

Kondisi ini tidak hanya memutus jalur transportasi warga, tetapi juga menghentikan aktivitas ekonomi dan membuat kawasan itu semakin terisolasi.

Ketua RT 04/08, Kelurahan Cipayung, Naserih, mengatakan kondisi ini telah berlangsung lama dan semakin memburuk.

“Kalau untuk lamanya ya sudah sekitar 3 tahun lah ya dan nggak bisa dilewatin buat menyebrang jembatan sebagai jalur alternatif. Jalan ini salah satu yang nomor satu sebenarnya di sini karena lebih dekat ya,” ujar Naserih.

Menurut Naserih, sejumlah rumah dan bangunan usaha yang berada di area paling dekat dengan banjir sudah melalui proses pembebasan lahan, namun kondisi banjir membuat jalur masih tidak dapat digunakan.

“Yang untuk warga, kalau penghuni ada 2, kontrakan 5 pintu, berikut ruko ada 6, sama pabrik tahu 1, itu semua sudah dibebaskan. Cuma kalau buat lalu lintas jalan belum bisa digunakan karena masih banjir,” jelas Naserih.

Naserih menyebut banjir jarang naik ke permukiman warga di dataran lebih tinggi, tetapi genangannya membutuhkan waktu lama untuk surut.

“Naik ke atas jarang ya, tapi kalau surutnya lama. Kalau terjadi hujan dengan intensitas tinggi dalam waktu 2 jam itu lumayan tinggi juga naiknya,” kata Naserih.

Saluran Air Menyempit Dekat Area Pembuangan Sampah

Naserih menjelaskan penyebab utama banjir sulit surut adalah penyempitan saluran air yang berdekatan dengan area pembuangan sampah atau TPA Cipayung.

“Di ujung sana tuh yang dekat pembuangan sampah itu menyempit, kecil gitu maksudnya, salurannya nggak gede banget. Jadi disitu penyempitannya membuat air lama surut,” ujar Naserih.

Akibat penyempitan tersebut, banjir kini tidak hanya menutup satu titik, tetapi meluas ke area lain.

Selain akses utama yang sudah lama terputus, kini jembatan lain juga terkena dampak banjir.

“Jembatan yang kemarin aman-aman aja yang ke arah makam Cipayung, sekarang sudah ikut banjir juga kalau hujan intensitas tinggi. Berarti sudah dua jembatan dah itu hitungannya,” ucap Naserih.

Situasi ini memaksa warga memutar jauh melalui jalur tanah merah atau Gang Alip, yang memakan waktu lebih lama dan membuat mobilitas sehari-hari semakin sulit.

Naserih mengatakan warga sangat berharap jalur transportasi segera dipulihkan karena berdampak langsung pada ekonomi warga.

“Kalau dari warga sih, yang paling utama itu sebenernya jalur transportasi. Artinya gini, kalau jalur transportasi hidup, ekonomi juga gampang hidup disini kan,” ujar Naserih.

“Jadi kebanyakan warga tuh pengennya kalau bisa jembatan dulu lah, apa dirapihin dulu gitu,” lanjut Naserih.

Naserih menyebut ia mendapat informasi bahwa perbaikan jembatan yang berada di jalan tersebut direncanakan dilakukan pada tahun 2026.

Harapan Warga Terdampak

Nurjidah, warga yang tinggal di kawasan tersebut selama 32 tahun, mengatakan banjir mulai memutus akses jalan sudah cukup lama.

“Sudah ada 2 tahun lebih,” ujar Nurjidah.

Nurjidah juga mengungkapkan beberapa pejabat daerah sudah ada yang meninjau lokasi tersebut.

“Itu katanya mau dibetulin, tapi nggak tau dah kapan,” ucap Nurjidah.

Nurjidah menerangkan banjir yang parah ini diduga berkaitan dengan kondisi TPA Cipayung.

“Di sana TPA nya longsor, di ujung sana,” ungkap Nurjidah.

Menurut Nurjidah, sebelumnya jalan tersebut menjadi salah satu yang paling ramai karena menjadi akses penting menuju berbagai wilayah.

“Ramai, paling ramai ini jalanan… soalnya bisa kemana-mana,” kata Nurjidah.

Meski akses jalan itu sudah lama tertutup banjir, Nurjidah mengaku akan tetap tinggal di kawasan tersebut.

“Nggak, saya sudah suka tinggal disini. Kalau nyari rumah buat usaha itu kan pinggir jalan susah, mahal,” ucap Nurjidah.

Pemerintah Akan Mengkaji Penyebab dan Menentukan Langkah Penanganan

Sebelumnya, Wakil Wali Kota Depok Chandra Rahmansyah telah melakukan peninjauan langsung ke lokasi banjir dan menyampaikan bahwa penanganan harus dilakukan berdasarkan kajian penyebab.

“Ya kita akan mengkaji dulu ya secara detail penyebabnya. Tapi ini kan kaitannya dengan TPA Cipayung. Jadi pastinya ini sangat-sangat berkorelasi dengan rencana penutupan dan juga pembenahan area TPA Cipayung ini,” ujar Chandra Senin (01/12/2025).

Chandra menegaskan penanganan akan dimulai dari sumber masalah sebelum melakukan pembenahan pada area yang terdampak banjir.

Selain itu, Chandra juga menyebut mitigasi keselamatan jaringan SUTET menjadi salah satu prioritas.

“Kalau yang saya lihat dan sangat rentan sekarang ini SUTET, ini kan aliran listrik Jawa-Bali ya. Jadi ini untuk segera dulu SUTET nya gimana mitigasinya,” tutur Chandra.

Chandra menambahkan bahwa aspirasi warga terkait jembatan baru akan disampaikan kepada Wali Kota Depok Supian Suri.

“Kemudian tadi ada aspirasi kan dari warga ya untuk jembatan, ini kita akan kaji dulu secara lebih dalam dan saya akan laporkan ke Pak Wali,” kata Chandra.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *