Tebing Sungai Cimanis Kembali Longsor, Warga Beringin Khawatir
adainfo.id – Tebing Sungai Cimanis yang melintasi Desa Beringin, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, kembali mengalami longsor pada Rabu (28/5/2025). Kejadian ini memicu kekhawatiran warga yang tinggal di sekitar lokasi, terutama karena longsoran baru terjadi di lokasi yang hanya berjarak sekitar 7 meter dari saluran sekunder dan tak jauh dari pemukiman warga.
Sekretaris Desa Beringin, Supriyadi, menjelaskan bahwa longsoran terbaru ini memiliki panjang sekitar 5 meter, berada di aliran sungai, dan posisinya sangat dekat dengan lokasi longsor sebelumnya yang sempat memutus saluran air dan jalan usaha tani.
“Longsoran ini sangat dekat dengan titik longsor lama. Ada potensi meluas jika tidak segera ditangani, apalagi jika intensitas hujan tinggi,” ungkap Supriyadi.
Penanganan Sementara Tidak Bertahan Lama
Sebelumnya, pemerintah desa telah melakukan penanganan darurat dengan membangun sistem terasering berbahan kayu dolken. Namun, solusi tersebut kini mulai abrasi dan struktur tanah kembali mengalami pergeseran.
“Terasering yang dibangun tidak cukup kuat menahan gerusan air sungai. Kayunya sudah mulai bergeser dan tak mampu mengendalikan erosi,” terang Supriyadi.
Hal ini diperparah dengan fakta bahwa saluran sekunder yang terputus sejak dua tahun lalu akibat longsor juga belum dapat difungsikan kembali. Padahal, saluran tersebut krusial untuk irigasi pertanian warga.
Warga Takut Pemukiman Terancam
Meskipun jarak antara titik longsor dengan pemukiman warga masih tergolong aman, kekhawatiran semakin meningkat. Banyak warga khawatir bahwa jika kondisi dibiarkan, tebing akan terus mengalami abrasi dan lambat laun mengancam rumah mereka.
“Kami benar-benar khawatir, terutama saat hujan deras. Longsoran ini seperti bom waktu,” ujar salah satu warga Blok Ranca Desa Beringin.
Warga berharap agar pemerintah, terutama pihak-pihak yang memiliki wewenang langsung seperti Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanis-Cilimanis (Cimancis), segera turun tangan melakukan penanganan yang permanen dan menyeluruh.
Solusi Permanen Segera Dibahas
Kepala BBWS Cimancis, Dwi Agus Kuncoro, saat dikonfirmasi, mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengusulkan penanganan permanen pada titik rawan longsor tersebut.
“Kami sudah mengusulkan kegiatan penanganan sungai secara permanen. Sekarang sedang dalam tahap pembahasan,” ujarnya.
Selain itu, BBWS juga merancang pembangunan saluran sekunder baru dengan pipa fleksibel, yang akan digeser menjauh dari area tebing. Ini dilakukan untuk menghindari dampak langsung longsor terhadap fungsi saluran air tersebut.
“Pembangunan saluran sekunder baru dijadwalkan dimulai pada bulan Juni 2025. Ini sejalan dengan kebutuhan mendesak menyambut musim tanam kedua,” terang Agus.
BBWS Cimancis menegaskan bahwa proyek ini masuk dalam skala prioritas, seiring dengan program nasional untuk mendukung ketahanan pangan. Penanganan terhadap jaringan irigasi yang terdampak menjadi fokus utama pemerintah pusat, karena memiliki dampak langsung terhadap produksi pertanian lokal.
“Kami akan maksimalkan sumber daya untuk menangani masalah ini. Prioritas kami adalah dukungan terhadap program swasembada pangan nasional,” ujar Dwi Agus.
Langkah Pemerintah Desa: Warga Diminta Tetap Siaga
Pemdes Beringin juga telah mengimbau warga untuk tetap waspada dan melaporkan jika terjadi pergerakan tanah atau gejala longsor susulan. Kesiapsiagaan warga menjadi penting, mengingat waktu reaksi sangat singkat saat terjadi bencana alam seperti longsor.
“Kami sudah mengkoordinasikan warga dan RT setempat untuk selalu siap siaga. Keselamatan warga menjadi prioritas utama kami,” tutup Supriyadi.