Terancam Banjir, Warga Pinggir Ciliwung Diminta Waspada
adainfo.id – Hujan deras terus mengguyur sejumlah wilayah sejak awal tahun 2025 dan diprediksi akan menyebabkan banjir.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi jika curah hujan dengan intensitas ringan sampai dengan sedang masih akan terjadi hingga Februari 2025.
Kondisi tersebut pun berdampak pada kenaikan tinggi muka air di Pos Pantau Depok, yang sempat menyentuh 220 cm pada pukul 07.00 WIB, kemarin dan masuk dalam status waspada atau siaga 3.
Informasi tersebut disampaikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta, Kamis (30/1/2025).
“Kenaikan Pos Pantau Depok sempat mencapai 220 cm dengan status waspada atau siaga 3 pada pukul 07.00 WIB. Informasi ini bersumber dari Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta,” tulis BPBD Jakarta melalui Instagram resminya @bpbddkijakarta.
Warga Bantaran Ciliwung Diminta Waspada
BPBD Jakarta mengingatkan masyarakat di sepanjang Sungai Ciliwung untuk bersiap menghadapi kemungkinan banjir akibat meningkatnya debit air.
Untuk wilayah yang diprediksi terdampak diantaranya Srengseng Sawah, Lenteng Agung, Tanjung Barat, Pejaten Timur.
Kemudian, Kampung Melayu, Bidara Cina, Cililitan, Cawang, Balekambang, Kebon Baru, Bukit Duri, Manggarai, Rawajati dan sekitarnya.
Selain itu, masyarakat juga diimbau segera menghubungi Jakarta Siaga 112 dalam keadaan darurat.
“Diimbau kepada warga di sepanjang bantaran sungai agar waspada dan antisipasi terhadap bahaya banjir,” tulis BPBD Jakarta.
Cuaca Ekstrem dan Ancaman Bencana Lainnya
Tak hanya itu, selain banjir, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga memperingatkan jika cuaca ekstrem di wilayah Jabodetabek masih akan berlangsung dalam beberapa hari ke depan.
“Masih ada potensi cuaca ekstrem dengan intensitas hujan tinggi karena berbagai faktor regional,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.
Menurut Abdul Muhari, wilayah Jabodetabek pun berisiko mengalami angin kencang, banjir rob, dan longsor.
Drainase Buruk Perparah Genangan Air
Abdul Muhari menyoroti buruknya sistem drainase di Jabodetabek yang tidak lagi mampu menampung debit air hujan yang tinggi.
“Drainase kita sudah mulai memburuk dan tidak sesuai dengan tekanan populasi saat ini. Jika tersumbat sampah, genangan akan sulit surut,” jelasnya.
Ia juga menegaskan bahwa pemerintah daerah tidak disarankan untuk melakukan perbaikan drainase saat musim hujan, melainkan memastikan saluran air tetap bebas dari sampah agar air cepat surut.
Langkah Pencegahan dan Kesiapsiagaan
BNPB menyatakan siap mengoptimalkan kesiapsiagaan di berbagai level.
Termasuk pemantauan tanggul, sungai, dan jembatan overpass yang rentan terhadap longsor atau banjir bandang.
“Jika hujan deras turun lebih dari dua jam, kami akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mengecek kondisi sungai, tanggul, pintu air, dan lain sebagainya,” bebernya.
“Jika terjadi peningkatan debit air secara drastis, evakuasi akan dilakukan,” tukasnya.