Tjokronesia Youth Discussion 2025: Gagasan Pemuda untuk Indonesia Emas
adainfo.id – Indonesia tidak lahir dari keseragaman, melainkan dari keberanian para pemuda yang berpikir melampaui zamannya.
Semangat tersebut kembali dihidupkan dalam Tjokronesia Youth Discussion 2025 (Teyodion 25), forum inspiratif yang memadukan refleksi sejarah, literasi kebangsaan, dan kesadaran generasi muda untuk menatap Indonesia Emas 2045 dengan visi yang jernih dan berkarakter.
Kegiatan yang berlangsung di Aula Lantai 1 Perpustakaan Umum Kota Depok pada Senin (3/11/2025) tersebut digagas oleh Tjokronesia, sebuah gerakan sosial kepemudaan yang berfokus pada penguatan literasi, karakter, dan kepedulian ekologis.
Forum ini menjadi ruang bagi gagasan muda bertemu pengalaman, melahirkan dialog lintas generasi yang menimbang arah bangsa di tengah tantangan global yang terus berubah.
Ketua Umum Tjokronesia, Adhil Ramadhan Tj, menyampaikan bahwa Teyodion merupakan wujud nyata keyakinan bahwa ide-ide pemuda bukan sekadar wacana, melainkan energi penggerak masa depan bangsa.
“Teyodion 2025 lahir dari keyakinan bahwa setiap gagasan muda adalah energi masa depan. Di sini, ide-ide tidak berhenti di kepala, tapi tumbuh menjadi gerakan, menjadi jembatan antara mimpi dan realitas,” ujar Adhil Ramadhan Tj.
Ia menegaskan, masa depan Indonesia tidak datang dengan sendirinya.
“Masa depan tidak menunggu. Ia diciptakan, dimulai dari keberanian untuk berbicara dan bertindak hari ini,” tambah Adhil.
Pemudi Hebat, Kiprah Hebat
Salah satu daya tarik Teyodion 25 adalah hadirnya tiga pemudi berprestasi yang menjadi simbol semangat kepemudaan dan inspirasi bagi generasi muda Indonesia.
Mereka adalah Audrey Ismiya Yusman (Ratu Muslimah Indonesia Intelegensia 2025), Adinda Khodijah (Putri Koperasi Nasional 2025), dan Nur Hidayati (Juara 1 Pemuda Pelopor Bidang Pendidikan Kota Jakarta Selatan 2024).
Ketiganya merupakan kader binaan Tjokronesia yang menempuh perjalanan panjang dalam ruang pembinaan, literasi, dan aksi sosial.
Melalui proses pendampingan yang konsisten, mereka tumbuh menjadi pribadi tangguh yang memadukan kecerdasan, kepedulian, dan keteladanan.
Mereka menegaskan bahwa nilai kepemudaan tidak diukur dari usia, melainkan dari kesungguhan untuk belajar, tumbuh, dan memberi manfaat.
“Menjadi pemuda berarti berani berproses. Bukan hanya soal tampil, tapi tentang bagaimana menanam nilai dan membawa perubahan nyata,” ujar Audrey Ismiya, dalam sesi diskusi.
Suasana forum semakin hidup dengan kehadiran Salma Fahimova, Juara 1 Duta Baca Kota Depok 2023, yang berperan sebagai moderator.
Dengan gaya komunikatif, Salma menjaga alur diskusi tetap hangat dan berpihak pada gagasan, bukan sekadar formalitas.
Menyiapkan Indonesia Emas dari Ruang Literasi
Diskusi dalam Teyodion 2025 menegaskan pentingnya literasi kebangsaan sebagai fondasi menuju Indonesia Emas.
Literasi tidak hanya dipahami sebagai kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga sebagai kesadaran berpikir kritis, bertindak, dan mengambil peran nyata dalam kehidupan berbangsa.
Para narasumber sepakat bahwa kemajuan teknologi dan derasnya arus informasi menuntut generasi muda untuk tidak sekadar cerdas digital, tetapi juga memiliki kepekaan sosial dan arah kebangsaan yang kuat.
Literasi menjadi alat untuk menakar nilai, menyaring informasi, dan menjaga jati diri bangsa di tengah arus globalisasi.
Selain itu, nilai-nilai historis seperti kejujuran, tanggung jawab, dan persatuan kembali diangkat sebagai fondasi membangun peradaban baru yang beretika dan berdaya saing.
Nilai-nilai tersebut dianggap relevan untuk menjawab tantangan zaman, terutama di tengah budaya instan dan kecenderungan mengejar popularitas semata.
Tjokronesia: Gerakan Pemuda Literat dan Berkarakter
Gerakan Tjokronesia lahir dari kesadaran bahwa perubahan sosial tidak bisa dilepaskan dari kekuatan karakter dan literasi.
Berdiri sebagai wadah pembinaan pemuda, organisasi ini aktif menginisiasi kegiatan yang menanamkan nilai-nilai integritas, kesederhanaan, dan tanggung jawab sosial.
Sejak awal, Tjokronesia tidak hanya menekankan pentingnya membaca, tetapi juga menulis, berpikir kritis, dan bertindak solutif.
Melalui berbagai program seperti kelas literasi, kampanye lingkungan, dan pelatihan karakter, gerakan ini berusaha menciptakan generasi muda yang mandiri secara gagasan dan matang secara moral.
Forum Teyodion menjadi puncak dari rangkaian upaya tersebut.
Ia berfungsi sebagai laboratorium ide di mana pemuda dapat berdialog, berbagi inspirasi, dan menumbuhkan kesadaran kolektif terhadap isu-isu kebangsaan, ekologi, serta kemanusiaan.
Generasi Muda dan Tanggung Jawab Sejarah
Dalam pandangan Tjokronesia, masa depan Indonesia tidak ditentukan oleh popularitas atau kemudahan akses teknologi, melainkan oleh daya cipta dan tanggung jawab sejarah.
Setiap generasi memiliki tugas untuk menjaga kesinambungan nilai dan moral kebangsaan.
Teyodion menjadi simbol bahwa semangat itu masih hidup.
Di tengah derasnya disrupsi dan krisis identitas, forum ini menunjukkan bahwa pemuda Indonesia masih memiliki keberanian untuk berpikir melampaui zamannya.
Ruang literasi seperti Tjokronesia Youth Discussion bukan hanya wadah berbagi ide, tetapi juga tempat membentuk budaya berpikir yang kritis, empatik, dan berorientasi pada kemajuan bangsa.
Dari ruang inilah lahir harapan bahwa Indonesia akan tumbuh menjadi bangsa yang kuat karena berpikir, berani karena berkarakter, dan maju karena bersatu.











