Toserba Yogya Cirebon Bakal Tutup

KIM
Toserba Yogya Siliwangi, Kota Cirebon (foto: adainfo.id)

adainfo.id – Salah satu pusat perbelanjaan legendaris Kota Cirebon, Yogya Siliwangi, dipastikan akan tutup permanen pada 2 Juni 2025. Informasi ini sontak memicu gelombang reaksi dari masyarakat, baik secara langsung maupun melalui media sosial, karena mal yang berada di Jalan Siliwangi, Kecamatan Kejaksan ini telah menjadi bagian dari sejarah hidup warga sejak era 1980-an.

Penutupan ini secara resmi diumumkan melalui surat edaran internal perusahaan yang ditujukan kepada para mitra usaha. Dalam surat bernomor 015/SK/DIR/SPM/TY.P/V/2025 tersebut, disebutkan bahwa seluruh mitra diminta untuk mengambil peralatan mereka dari cabang Yogya Siliwangi selambat-lambatnya 31 Juli 2025.

Nostalgia Warga: Yogya Siliwangi, Mall yang Menghidupkan Kenangan

Widy (37), warga Cirebon yang kini sudah berkeluarga, mengaku sedih dan kaget mendengar kabar tersebut. Ia menyebut Yogya Siliwangi sebagai “mall pertama” yang ia kenal sejak kecil.

“Dulu waktu kecil, kalau diajak orang tua belanja pasti ke Yogya Siliwangi. Mall-nya ramai banget, sebelum ada mall-mall modern seperti sekarang. Bahkan sebelum belanja online merajalela, Yogya sudah jadi andalan banyak keluarga di sini,” ujarnya mengenang.

Baginya, pusat perbelanjaan ini bukan sekadar tempat belanja, melainkan bagian dari perjalanan hidup masyarakat Cirebon, terutama generasi 80-an dan 90-an.

Penutupan Yogya Siliwangi menambah daftar panjang pusat perbelanjaan klasik di Cirebon yang harus mengakhiri operasional. Sebelumnya, Cirebon Mall atau Hero Mall di kawasan Lemahwungkuk juga mengalami nasib serupa.

Fenomena ini dinilai sebagai dampak dari pergeseran perilaku konsumen, yang kini lebih memilih belanja daring atau berpindah ke pusat perbelanjaan modern yang menawarkan konsep lebih segar dan interaktif.

Di tengah menjamurnya e-commerce, minimarket, dan mall besar seperti CSB Mall dan Grage City Mall, eksistensi pusat belanja lama memang semakin terpinggirkan. Tak hanya Yogya Siliwangi, sejumlah toko ritel konvensional juga mulai menghadapi tantangan serupa dalam mempertahankan basis pelanggan mereka.

Surat Edaran Resmi: Penutupan Terjadwal dan Pengosongan Tenant

Dalam surat edarannya, pihak management Yogya Group mengatakan bahwa Yogya Siliwangi akan ditutup per tanggal  2 Juni 2025 serta menghimbau kepada para tenant untuk dapat mengambil equipment paling lambat tanggal 31 Juli 2025.

Surat tersebut ditandatangani oleh Direktur Supermarket Yogya Group, tanpa penjelasan rinci mengenai alasan penutupan.

Hingga berita ini diturunkan, pihak manajemen Yogya Group belum memberikan keterangan publik atau menjawab konfirmasi dari awak media. Meski begitu, aktivitas perdagangan di dalam mall masih berjalan normal, dengan pengunjung yang datang silih berganti, meski tak seramai masa jayanya.

Dari pantauan di lokasi, beberapa bagian mall memang terlihat mengalami penurunan pengunjung. Beberapa tenant tampak mulai mengurangi persediaan barang dan melakukan persiapan logistik keluar.

Reaksi Publik dan Kehilangan Kolektif

Berita ini menjadi viral di media sosial. Banyak warganet mengunggah kenangan lama, mulai dari foto bersama keluarga, cerita belanja Lebaran, hingga masa kecil berkeliling dengan orang tua di area pusat belanja dua lantai itu.

“Sedih banget. Tempat kenangan. Saya kenal dunia supermarket pertama ya dari Yogya Siliwangi,” tulis seorang pengguna Facebook dengan akun bernama “AndienR”.

Penutupan cabang Yogya Siliwangi bisa jadi merupakan bagian dari langkah konsolidasi jaringan ritel yang lebih luas dari Yogya Group. Beberapa analis melihat ini sebagai strategi efisiensi, menutup gerai-gerai yang dianggap kurang produktif dan mengalihkan fokus pada cabang-cabang dengan prospek lebih baik.

Pasar ritel konvensional di Indonesia memang sedang bertransformasi secara besar-besaran. Pergeseran preferensi konsumen, persaingan harga, hingga efisiensi biaya operasional menjadi tekanan yang tak terelakkan bagi perusahaan ritel nasional.

Dampak Ekonomi Lokal

Dampak dari penutupan Yogya Siliwangi tentu tak hanya menyentuh sisi emosional masyarakat. Dari segi ekonomi, pekerja, tenant lokal, hingga UMKM yang sempat menggantungkan produk mereka di etalase Yogya dipastikan terkena imbas.

Belum ada informasi tentang penempatan ulang karyawan yang terdampak. Beberapa pegawai yang ditemui menyatakan bahwa mereka masih menunggu arahan dari pusat.

Kepergian Yogya Siliwangi menandai akhir dari sebuah era dalam lanskap perbelanjaan Cirebon. Tempat yang dulu menjadi pusat interaksi sosial, belanja keluarga, dan ruang nostalgia kini tinggal menghitung hari sebelum benar-benar menutup tirai.

Meski begitu, masyarakat berharap agar lahan eks Yogya Siliwangi kelak dapat dimanfaatkan untuk proyek yang membawa manfaat baru—baik sebagai ruang kreatif, UMKM center, atau fasilitas publik yang mampu menjawab kebutuhan masa kini.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *