Ulama Pejuang Pemekaran Cirtim, K.H. Usamah Manshur Tutup Usia
adainfo.id – Kabar duka menyelimuti masyarakat Cirebon. K.H. Usamah Manshur, seorang ulama kharismatik yang selama ini menjadi panutan umat sekaligus tokoh penting dalam perjuangan pemekaran Cirebon Timur, wafat pada Sabtu (6/9/2025).
Kepergiannya meninggalkan duka mendalam, tidak hanya bagi keluarga dan santri, tetapi juga masyarakat luas yang merasakan langsung kiprah perjuangan beliau.
Sepanjang hidupnya, K.H. Usamah Manshur istiqamah menebarkan ilmu, akhlak, dan keteladanan.
Ia dikenal sebagai ulama sederhana, tawadhu, dan senantiasa hadir di tengah rakyat kecil.
Sosoknya kerap menjadi penyejuk di tengah masyarakat, baik dalam pengajian, majelis ilmu, maupun dalam persoalan sosial.
“Beliau selalu hadir untuk rakyat kecil, menebar nasihat dengan kelembutan, tapi juga tegas dalam prinsip,” ungkap H. Dade Mustofa, tokoh masyarakat sekaligus aktivis Cirebon Timur.
Kehidupan K.H. Usamah Manshur jauh dari sikap berjarak. Rumah dan pesantrennya selalu terbuka, menjadi tempat masyarakat mencari solusi, nasihat, hingga doa.
Tak jarang, beliau ikut terjun langsung dalam menyelesaikan problematika sosial dan keumatan.
Suara Perjuangan Pemekaran
Selain perannya sebagai ulama, K.H. Usamah Manshur dikenang sebagai tokoh yang konsisten memperjuangkan pemekaran wilayah Cirebon Timur.
Bagi beliau, pemekaran bukan sekadar wacana politik, melainkan sebuah kebutuhan agar masyarakat lebih dekat dengan pelayanan pemerintahan dan akses pembangunan.
“Almarhum selalu menekankan bahwa pemekaran adalah jalan untuk menghadirkan keadilan, bukan perpecahan,” kata R. Hamzaiya S.Hum, tokoh muda Cirebon.
Sejak awal gagasan pemekaran muncul, K.H. Usamah termasuk figur yang memberi legitimasi moral.
Beliau kerap menyuarakan pentingnya keadilan pembangunan agar wilayah timur Kabupaten Cirebon tidak terus tertinggal.
Kehilangan Besar bagi Cirebon Timur
Bagi masyarakat Cirebon Timur, wafatnya K.H. Usamah Manshur menjadi kehilangan besar.
Ia bukan hanya ulama kharismatik, tetapi juga simbol perjuangan dan pengayom masyarakat.
“Pesan beliau jelas, perjuangan ini bukan untuk segelintir orang, melainkan untuk anak cucu kita kelak,” ujar Hamzaiya dengan nada haru.
Warisan perjuangan tersebut kini diyakini akan terus dijaga oleh generasi penerus. Semangat yang ditinggalkan almarhum telah mengakar kuat di hati masyarakat.
Meski jasadnya telah tiada, nilai perjuangan K.H. Usamah Manshur tetap hidup. Ia meninggalkan pesan tentang pentingnya persatuan, kebersamaan, serta keberanian memperjuangkan kepentingan masyarakat.
“Semoga Allah SWT menerima amal ibadah almarhum, menempatkannya di sisi terbaik, dan menjadikan perjuangannya sebagai ladang pahala yang tidak terputus,” tutup Hamzaiya.