Universitas Respati Indonesia Wisuda 647 Mahasiswa, Siap Hadapi Tantangan Global
adainfo.id – Sebanyak 647 mahasiswa Universitas Respati Indonesia (URINDO) resmi diwisuda, Kamis (30/10/2025) di Gedung Sarana Kriya, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta.
Prosesi wisuda tersebut dihadiri pimpinan universitas, pengurus yayasan, para dosen, orang tua mahasiswa, serta tamu kehormatan Wakil Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Afriansyah Noor, yang menyampaikan orasi ilmiah bertema kesiapan tenaga kerja di era digital.
Acara wisuda ini menjadi momentum penting bagi URINDO dalam mewujudkan visinya sebagai universitas entrepreneur dan ramah lansia yang diakui secara internasional pada tahun 2033.
Para lulusan dari jenjang Diploma, Sarjana, hingga Magister dilepas dengan penuh kebanggaan dan harapan besar agar menjadi insan pembelajar yang tangguh di tengah perubahan dunia kerja yang dinamis.
Rektor Tekankan Visi URINDO dan Tanggung Jawab Alumni
Dalam sambutannya, Rektor Universitas Respati Indonesia menegaskan bahwa wisuda bukanlah akhir dari proses pendidikan, melainkan awal dari tanggung jawab baru untuk menerapkan ilmu dan karakter yang telah dibangun selama menempuh pendidikan di URINDO.
“Visi besar Universitas Respati Indonesia adalah menjadi universitas entrepreneur dan ramah lansia yang diakui secara internasional pada tahun 2033. Untuk mewujudkannya, dibutuhkan kontribusi nyata dari seluruh lulusan,” ujar Rektor dalam pidatonya.
Ia juga berpesan kepada seluruh wisudawan agar menjadi duta yang membawa semangat keberlanjutan kampus.
“Minimal setiap lulusan membawa satu mahasiswa baru untuk kuliah di URINDO. Ini bukan sekadar ajakan, tetapi bagian dari semangat menjaga keberlangsungan dan kebanggaan terhadap almamater,” tambahnya.
Bagi Rektor, komitmen alumni untuk tetap berkontribusi merupakan kekuatan moral yang akan menjaga eksistensi dan reputasi universitas di masa mendatang.
Pembina Yayasan: Keunggulan Tidak Hanya Tentang Keterampilan, tetapi Integritas
Sementara itu, Pembina Yayasan Universitas Respati Indonesia, Toni Sugiarto, SE, S.Kom, dalam sambutannya menekankan bahwa lulusan universitas harus memiliki kompetensi, karakter, dan integritas sebagai fondasi utama menghadapi tantangan global.
“Keunggulan bukan sekadar menunjukkan keterampilan atau kekuatan, tetapi menjadi simbol dari karakter dan integritas. Itulah yang dibutuhkan bangsa Indonesia hari ini,” tegasnya.
Toni mengingatkan bahwa dunia kerja kini tidak lagi semata-mata menilai ijazah, melainkan juga menuntut kepribadian yang tangguh, etos kerja tinggi, dan semangat belajar sepanjang hayat.
“Peluang kerja hari ini tidak hanya menuntut ijazah, tetapi juga karakter. Jadilah pribadi yang besar bukan karena kedudukan, tetapi karena ketulusan dan profesionalisme,” ujarnya di hadapan para wisudawan dan keluarga mereka.
Menurutnya, perubahan yang sangat cepat di dunia usaha dan industri menuntut generasi muda untuk siap beradaptasi.
Dunia kini semakin kompetitif, dengan inovasi dan teknologi baru yang muncul setiap hari.
“Kita harus siap menghadapi perubahan. Dunia usaha yang unggul saat ini adalah yang memiliki tanggung jawab sosial dan berkontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat,” lanjutnya.
Toni menutup sambutannya dengan ajakan agar seluruh lulusan URINDO terus berinovasi dan menjaga semangat kolaborasi.
“Dunia berubah begitu cepat — siapa yang berhenti belajar, akan tertinggal,” ujar Toni.
Wamenaker Afriansyah Noor: Generasi Muda Harus Siap Kerja dan Siap Berkarya
Momentum wisuda ini semakin istimewa dengan kehadiran Wakil Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Afriansyah Noor, yang menyampaikan orasi ilmiah bertema Transformasi Dunia Kerja dan Tantangan Generasi Muda di Era Digital.
Dalam pemaparannya, Afriansyah menjelaskan kondisi ketenagakerjaan nasional pada tahun 2025.
Menurut data, jumlah penduduk usia kerja di Indonesia mencapai 216,79 juta jiwa, dengan 153,05 juta jiwa telah bekerja.
Dari jumlah tersebut, 38,67 persen bekerja di sektor formal, sementara 56,57 persen masih berada di sektor informal.
Adapun jumlah pengangguran terbuka masih tercatat sekitar 7,28 juta orang, atau 4,76 persen dari total angkatan kerja.
“Angka ini menunjukkan bahwa masih banyak tenaga kerja kita yang menggantungkan hidup di sektor informal. Karena itu, diperlukan peningkatan kompetensi dan adaptasi terhadap kebutuhan pasar kerja,” ujar Afriansyah Noor.
Ia menambahkan bahwa Kementerian Ketenagakerjaan terus melakukan transformasi melalui sistem digital terpadu “Siap Kerja”, yang mencakup pelatihan vokasi, sertifikasi kompetensi, hingga penyediaan informasi peluang kerja.
“Transformasi ini adalah bagian dari upaya menjadikan Kementerian Ketenagakerjaan sebagai lembaga yang lebih responsif, kolaboratif, dan berorientasi pada pengembangan sumber daya manusia unggul dan adaptif,” jelasnya.
Era VUCA dan Pentingnya Future-Proof Mindset
Afriansyah juga menyoroti tantangan dunia kerja di era VUCA (Volatile, Uncertain, Complex, Ambiguous) yang menuntut generasi muda untuk lebih tangguh dan fleksibel.
“Dunia kerja saat ini bergerak sangat cepat. Yang tidak siap beradaptasi akan tertinggal. Karena itu, generasi muda harus memiliki future-proof mindset,” tegasnya.
Menurut Afriansyah, ada tiga pilar utama yang harus dimiliki oleh generasi muda, yaitu growth mindset, future mindset, dan entrepreneurial mindset.
Ketiganya akan membentuk karakter yang siap menghadapi perubahan, mampu memanfaatkan peluang, dan berani menciptakan lapangan kerja baru.
Ia juga menegaskan arah transformasi Kementerian Ketenagakerjaan melalui dua pilar strategis, yakni program nasional yang berfokus pada revitalisasi Balai Latihan Kerja (BLK), peningkatan produktivitas nasional, serta pengembangan Talent Innovation Hub sebagai pusat inovasi tenaga kerja masa depan. Pilar kedua, yakni enabler, menjadikan Kementerian sebagai “A Nice Place to Grow” yaitu tempat di mana setiap insan dapat tumbuh dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa.
Afriansyah menutup orasinya dengan pesan optimistis kepada seluruh wisudawan URINDO agar menjadi agen perubahan yang tangguh di tengah tantangan zaman.
“Perubahan dunia tidak akan berhenti. Karena itu, kuncinya adalah terus belajar, beradaptasi, dan berkarya. Saya yakin, para lulusan URINDO bukan hanya siap kerja, tetapi juga siap memimpin masa depan,” tutup Afriansyah.











