Volume Angkutan Barang KAI Tembus 57 Juta Ton Lebih, Batu Bara Masih Dominan

ARY
Ilustrasi peningkatan volume angkutan barang KAI hingga Oktober 2025 mencapai 57,56 juta ton, dengan dominasi komoditas batu bara sebesar 83%. (Foto: KAI)

adainfo.id – PT Kereta Api Indonesia (Persero) terus menunjukkan konsistensinya dalam memperkuat peran di sektor logistik nasional.

Hingga Oktober 2025, KAI mencatat volume angkutan barang mencapai 57.556.900 ton.

Naik 0,69% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 57.161.592 ton.

Capaian ini menjadi bukti bahwa moda transportasi berbasis rel semakin diandalkan untuk mendukung rantai pasok industri di berbagai sektor.

Selain efisien dan tepat waktu, angkutan barang KAI juga dikenal lebih aman dan ramah lingkungan.

Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, menjelaskan bahwa Mei 2025 menjadi bulan dengan capaian tertinggi, yakni 6,11 juta ton.

Menurutnya, peningkatan ini memperlihatkan kepercayaan pelaku industri terhadap keandalan dan inovasi layanan logistik KAI.

“Kenaikan volume ini mencerminkan kepercayaan pelaku industri terhadap layanan logistik KAI yang semakin andal, tepat waktu, dan kompetitif. Kami terus berinovasi untuk menjadikan rel sebagai tulang punggung logistik nasional,” papar Anne dalam keterangannya dikutip Selasa (11/11/2025).

Batu Bara Jadi Kontributor Terbesar

Dari total volume angkutan tersebut, batu bara masih menjadi komoditas utama dengan kontribusi sebesar 47,77 juta ton atau sekitar 83% dari total angkutan.

Selain batu bara, KAI juga mengangkut sejumlah komoditas strategis lain seperti semen dan klinker, petikemas, BBM, produk perkebunan, pupuk, dan barang ritel.

Seluruh komoditas ini memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas rantai pasok industri dan konsumsi nasional.

Anne menjelaskan bahwa layanan logistik batu bara KAI turut mendukung program swasembada energi nasional, yang menjadi salah satu fokus utama pemerintahan saat ini.

“Angkutan batu bara KAI memastikan pasokan energi ke pembangkit listrik dan industri tetap terjaga. Ini selaras dengan upaya pemerintah memperkuat ketahanan energi dan mempercepat kemandirian ekonomi nasional,” bebernya.

Dukung Penghapusan Truk ODOL dan Efisiensi Logistik

Selain mendukung sektor energi, KAI juga aktif berkontribusi dalam kebijakan pemerintah terkait penghapusan truk ODOL (Over Dimension Over Loading) pada tahun 2026.

KAI menyiapkan jaringan logistik berbasis rel dengan kapasitas besar yang mampu mengangkut barang dalam volume tinggi secara aman, efisien, dan berkelanjutan.

Upaya ini diharapkan dapat menekan biaya logistik nasional, sekaligus meningkatkan daya saing industri dalam negeri.

Dengan sistem logistik yang terintegrasi dan ramah lingkungan, KAI berkomitmen menjadi mitra strategis bagi sektor industri nasional.

Menuju Transportasi Hijau dan Net Zero Emission 2060

Sejalan dengan arah pembangunan hijau, sejak Februari 2025, KAI telah menggunakan Biosolar B40 pada seluruh lokomotif dan genset.

Hal itu sebagai bagian dari komitmen terhadap transisi energi bersih dan dekarbonisasi transportasi nasional.

Langkah ini sekaligus mendukung target Net Zero Emission 2060 yang dicanangkan pemerintah.

“Setiap ton barang yang diangkut melalui rel bukan hanya efisiensi logistik, tetapi juga kontribusi nyata terhadap pengurangan emisi karbon dan peningkatan keselamatan transportasi,” ungkap Anne.

KAI juga berencana terus memperluas kapasitas angkutan barang, mempercepat digitalisasi layanan logistik.

Lalu juga untuk memperkuat kolaborasi dengan pelaku industri agar rantai pasok nasional semakin tangguh dan berdaya saing.

“KAI akan terus memperluas kapasitas angkutan, mempercepat digitalisasi layanan, dan memperkuat kolaborasi agar rantai pasok nasional semakin tangguh dan efisien,” pungkas Anne.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *