Wali Kota Depok Evaluasi CFD, Dua Lajur Jadi Solusi?

ARY
Ilustrasi DLHK Depok siapkan beberapa toilet portable di area CFD. (Foto: adainfo.id)

adainfo.id – Wali Kota Depok, Supian Suri tengah mempertimbangkan opsi untuk menjadikan Car Free Day (CFD) menggunakan dua lajur Jalan Margonda demi meningkatkan kenyamanan masyarakat.

Sebagai informasi, pelaksanaan CFD di Jalan Margonda, pada Minggu, 4 Mei 2025 itu telah menyedot antusiasme luar biasa dari warga.

Namun di balik kesuksesan awal tersebut, Supian Suri menyampaikan adanya beberapa hal penting yang perlu evaluasi.

CFD Depok di Dua Lajur Margonda, Solusi atau Tantangan?

Sebagai langkah awal, CFD hanya menggunakan satu lajur arah Jakarta, dari Simpang Siliwangi hingga Simpang Juanda.

Lajur sebaliknya ada pemberlakuan sistem contraflow, yang terbukti menimbulkan kemacetan tak terelakkan.

Supian Suri mengakui bahwa antusiasme masyarakat melebihi ekspektasi, bahkan membuat kawasan tersebut menjadi lautan manusia.

“Artinya kalau kondisi kemarin boro-boro mau lari ya, jalan juga orang padat,” ujar Supian, Selasa (6/5/2025).

Kondisi itu membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Depok mempertimbangkan serius untuk menggunakan dua ruas lajur Jalan Margonda sekaligus untuk CFD berikutnya.

Namun, menurut Supian, hal ini harus ada pengkajian dari aspek teknis dan keamanan.

“Kalau memungkinkan dua ruas lajur kita jalani untuk CFD, biar nyaman untuk olahraga, dan kemacetan bisa kita alihkan ke jalan yang memungkinkan,” jelasnya.

Evaluasi PKL dan Jalur Alternatif, Menata Ulang CFD Margonda

Tak hanya soal lajur CFD, kehadiran pedagang kaki lima (PKL) juga menjadi catatan penting dalam evaluasi.

“Sebetulnya kita tidak mengizinkan yang berjualan di luar area Balai Kota,” tegasnya.

Untuk solusi jangka panjang, Supian mengusulkan agar pihak pengelola ruko atau mal di sepanjang Margonda dapat memberikan ruang bagi para PKL.

Asalkan hal itu tidak mengganggu jalur pejalan kaki dan aktivitas olahraga warga di CFD.

Prinsip CFD: Sehat, Aman, dan Tertib

Dalam setiap kebijakan, Supian menekankan bahwa esensi dari CFD bukan hanya sebagai ajang hiburan atau tempat berdagang.

Melainkan adanya CFD tersebut sebagai ruang sehat bebas polusi untuk masyarakat.

“Tujuan utama CFD ini adalah orang berolahraga, mengurangi polusi udara. Di luar itu, ada kebaikan lain seperti berjualan. Tapi jangan sampai kegiatan jualan yang mendominasi suasana,” tuturnya.

Pihaknya juga tengah mengkaji opsi jalur alternatif bagi kendaraan saat CFD berlangsung agar tidak menimbulkan kemacetan di titik-titik vital jika nantinya akan berlaku dua lajur.

Kendaraan Emergency Masih Boleh Lewat

Meskipun CFD akan lebih diperketat, Pemkot memastikan kendaraan darurat seperti ambulans dan bus tetap diberi akses masuk terminal atau jalur tertentu.

Hal tersebut dilakukan demi menjaga sisi kemanusiaan dan keselamatan publik.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *